• Home
  • Otonomi
  • Mui Dumai dan PMD Sukses gelar Seminar Mewaspadai Bahaya Aliran Sesat
Senin, 01 Februari 2016 14:25:00

Mui Dumai dan PMD Sukses gelar Seminar Mewaspadai Bahaya Aliran Sesat

ketua MUI dan PMD pada suatu acara di Lapas.
RIAUONE.COM, DUMAI, RIAU, - Bertempat di masjid al Hidayah Jalan Teladan Jaya Mukti, Ahad (31/01) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Dumai dan  Persatuan Muballigh Dumai (PMD) dengan kerjasama Pengurus Masjid al Hidayah telah berhasil melaksanakan seminar sehari, dengan tema mewaspadai bahaya aliran sesat.
 
Acara ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan MUI dan PMD terhadap bencana keimanan dengan menyebarnya beberapa aliran sesat yang dapat merusak kemurnian Islam sebagai agama dan jalan hidup serta hilangnya nilai-nilai luhur dan semangat ukhuwwah dan keummatan yang menjadi hal penting dan sentral dalam kehidupan ummat Islam. Acara ini berlangsung dengan sangat khidmat dan semangat antusiasme yang tinggi dari masyarakat Islam Kota Dumai. 
 
Masjid al Hidayah yang megah dan baru selesai dibangun menyaksikan kehadiran kurang lebih seribu peserta seminar dari berbagai lapisan masyarakat Islam Kota Dumai. Kehadiran mereka sebagai mana yang diungkapkan salah seorang peserta Mulkan Siregar; bahwa motivasi menghadiri acara ini timbul dari semangat dan rasa memiliki Islam dan rasa kebersamaan sebagai ummat yang satu, yang tak rela, jika Islam dilecehkan dan diutak atik oleh orang yang sesat dan ingin menyesatkan ummat.   
 
Acara ini dilaksanakan dengan sistim panel kedua narasumber: Lukman syarif, MA. Ketua MUI Dumai dan H. Abdul Shomad, MA. dai kondang Riau, yang tampil secara berganti dengan dipandu oleh moderator H. Asy’ari Ketua PMD Dumai. Pada pemaparan panelis pertama, Lukman Syarif, MA. menyampaikan bahwa kata sesat atau dholal diulang lebih dari191 Kali di dalam al Qur’an yang mengindikasikan agar ummat Islam selalu waspada dengan terus berusaha untuk menjaga akidah diri dan ummat dengan segala daya dan upaya. MUI Pusat telah menetapkan 10 Kategori aliran sesat yang ditetapkan pada tahun 2007 yang meliputi hal-hal berikut: 
 
" 1. Mengingkari salah satu rukun Iman  dan rukun Islam,   2. Meyakini atau mengikuti akidah akidah yang tidak sesuai dengan Al-Qur`an dan as-Sunnah, 3. Meyakini turunnya wahyu setelah Al-Quran, 4. Mengingkari otentisitas ( keaslian ) dan atau kebenaran isi Al-Quran, 5. Melakukan penafsiran Al-Quran yang tidak berdasarkan kaedah-kaedah tafsir, 6. Mengingkari kedudukan Hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam 7. Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul 8. Mengingkari  Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam sebagai Nabi dan Rasul terakhir, 9. Mengubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariat, seperti haji tidak ke Baitullah, shalat fardu tidak lima waktu 10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar’i, seperti mengkafirkan muslim hanya karena bukan kelompoknya," urai Lukman, Senin (1/2).
 
Menyentuh isu Gafatar Lukman Syarif, MA. menyatakan bahwa Kesesatan Gafatar sebagaimana yang diungkapkan  oleh Rafani Achyar Sekretaris MUI Jawa Barat Selasa (19/1/2016), sesuai dengan pengakuan mantan anggota Gafatar adalah seperti berikut, Pertama :  Alquran tidak masalah jika diinjak. " karena Menginjak Alquran itu katanya tidak berdosa sebab itu hanya sampul saja. Yang penting itu makna di dalam Alquran tersebut," Kedua Sholat lima waktu tidak berlaku bagi pengikut Gafatar. "Yang berlaku hanya sholat malam seperti salat tahajud dan witir. Kalau sholat di luar itu dianggap hanya seperti olahraga saja," katanya.
 
Ketiga, Sholat dimaknai sebagai sebuah perkumpulan. Itu karena salat berasal dari kata as shoolah yang artinya berkumpul atau tempat berkumpul. Sehingga ketika ada perkumpulan atau pengajian, itu dianggap sebagai sholat. "Mereka juga tidak mengenal sholat jumat," ungkapnya. 
 
Keempat: Gafatar menyakini Tuhannya adalah Abraham, serta tidak mengakui adanya sembilan wali. Mereka hanya mengakui satu wali saja, yaitu Syekh Siti Jenar sebagai panutan. Kelima: Gafatar mencampurkan ayat-ayat Alquran, Injil, dan Taurat. "Jadi ini digabung-gabung antara Islam, Nasrani, dan Yahudi," jelas Rafani. Keenam:, penganut Gafatar menganggap mereka yang tidak sejalan atau berbeda kepercayaan adalah musyrik. "Bahkan orangtua atau keluarga yang tidak seakidah dengan mereka juga dianggap musyrik," tandasnya.
 
Pada penghujung pemaparannya Lukman Syarif,MA. menyampaikan ciri-ciri aliran sesat seperti berikut: 1. Mempermainkan Ayat-Ayat Suci Al-Qur'an dan Hadits, 2. Mengajarkan Kebencian dan Kebodohan Kepada Korban dengan proses cuci otak  ( Brain Wash ) dan terkadang menggunakan mistik yang penuh kesyirikan, 3. Cenderung menganggap orang-orang yang berada di luar kelompoknya sebagai  sesat, jahil dan kafir yang harus dibenci sepenuh hati, 4. Menutup hati dan akal sehat untuk mendengarkan ajaran agama Islam yang benar dari para ulama, ustadz, guru, orangtua, dan lain sebagainya.
 
5. Menghalalkan sesuatu yang haram atau menjalankan hal-hal yang dilarang agama Islam seperti mencuri, menipu, berzina sesama kelompok, memperkosa, memperdaya, dan sebagainya terhadap orang-orang di luar kelompoknya yang dianggap sesat atau kafir, 6. Tidak Sesuai Dengan Ajaran  Islam, ada yang dibuang ada pula yang ditambah, dengan dasar petunjuk atau perintah guru. Seperti tidak sholat tapi wajib mengingat dan mengunjungi guru, 7. Mengancam Pengikut Yang Tidak Mengikuti Ajarannya atau yang ingin keluar dengan ancaman bunuh, hutang, kecelakaan hidup atau kekal di neraka, 8.  Memberikan iming-iming dan janji manis tentang syurga yang hanya tersedia untuk kelompoknya. 
 
9. Mencari Korban Yang Dangkal Agama, Kurang Wawasan Agama, Tertutup, Pendiam, Pecinta Surga, Pecinta Jihad, Dan Sebagainya, 10. Mengingkari salah satu rukun Islam & rukun Iman.  Mengingkari Kenabian Muhammad SAW, dengan meyakini adanya nabi yang lain datang sesudahnya.  Memahami al qur’an & hadis tanpa kaidah yang benar & standar, Bahkan terkadang pemimpinnya tak mampu membaca al Qur’an dengan Baik dan benar, 11. Cenderung Tidak melaksanakan sholat jum’at berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dengan bermacam-macam alasan yang tak diterima syar’I dan akal sehat, 12. Bersikap ganda dan berpura-pura agar terlihat sama seperti ahli sunnah wal jamaah untuk menyamarkan hakikat diri dan menyembunyikan kesesatan yang diyakini, 13. Bersikap tertutup dan penuh curiga dengan orang di luar kelompoknya.
 
Panelis Kedua. H. Abdul Shomad, Secara Khusus Membahas perbedaan Sunni dan Syi’ah. Sesungguhnya perbedaan Sunni dan Syi’ah adalah perbedaan Pokok-Pokok ajaran agama yang sangat mendasar, bukan sekedar perbedaan furu’iyah atas cabang-cabang dalam urusan agama.
 
Pelecehan Rasulullah, Para sahabat, Isteri-isteri Rasulullah, Taqiyah, tanah karbala, Imamah dan ahlul bait, dengan merujuk kepada kitab-kita utama dalam aliran syi’ah seperti: empat kitab yang merupakan referensi utama Syi’ah dalam hal Ushul dan Furu’, dari sejak generasi awal hingga hari ini, yaitu: Kitab Al-Kafi, Kitab at-Tahdzib. Kitab al-Istibshar. Kitab Man La yahdhuruhu al-Faqih.
 
Acara ini ditutup dengan sesi Tanya jawab yang ditandai dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan oleh para peserta seminar, bahkan ada yang meminta agar acara seperti ini dilakukan secara berkesinambungan di masa depannya. (zar/rls).
 
Share
Berita Terkait
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified