Senin, 09 Juni 2014 17:52:00

2014, Subsidi BBM dan Listrik Mencapai Rp 400 Triliun

riauone.com, - Subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM) dan listrik tahun ini diperkirakan telah mencapai Rp 400 triliun. Subsidi BBM merupakan masalah klasik yang menjadi pekerjaan rumah bagi presiden terpilih nanti yang harus segera diselesaikan. Pasalnya, subsidi BBM tahun ini yang semula ditetapkan Rp 201,7 triliun telah membengkak menjadi Rp 285 triliun. Tentu saja, kondisi ini semakin memberatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
 
Pakar Statistika dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kresnayana Yahya mengatakan, dengan jumlah subsidi sebesar Rp 400 triliun yang dikeluarkan setiap tahun, membuat pertumbuhan perekonomian Indonesia selalu ketinggalan delapan tahun untuk menuju tahun 2030. "Dengan kondisi ini maka pilihan harus menaikkan harga BBM," ujar Kresnyana Minggu (08/06).
 
Pilihan menaikkan harga BBM ini didasarkan pada sebuah studi yang pernah dilakukan Kresnayana pada 1-2 tahun lalu. Hasil studi itu memperlihatkan bahwa 70% dari seluruh pengguna kendaraan di Indonesia, menyatakan setuju jika harga BBM dinaikkan. Ini artinya, ide apa pun untuk menaikkan harga BBM, sudah pasti akan bisa dipahami masyarakat.
 
Menurut Kresnayana, mestinya yang perlu diketahui oleh presiden terpilih nanti, harga keekonomisan BBM yang berlaku di dunia saat ini berada di level Rp 16.000. Sedangkan jika mengacu pada harga wajar dari sisi kelayakan pemerintah dimana pemerintah tidak mengambil keuntungan dari produk-produk lokal, berada di level Rp 12.000.
 
"Karena harga BBM di Indonesia masih sangat rendah, pilihannya apakah dinaikkan secara ekstrem langsung ke harga keekonomisan itu dengan gejolak masyarakat yang sangat masif atau dilakukan secara bertahap. Saya lebih cenderung dilakukan secara bertahap meski akan ribut, ribet dan akan banyak oportunity loss asalkan disertai komitmen memperbaiki infrastruktur serta moda transportasi khususnya pengadaan angkutan barang dan perkotaan," ucapnya.
 
Dengan pilihan bertahap, maka penyesuaian kenaikan harga BBM bisa dilakukan sebesar 10-15% setiap bulannya. Sehingga pada tahun pertama harga BBM sudah berada pada kisaran Rp 10.000 dan tahun kedua bisa naik di angka Rp 11.500 hingga Rp 12.000, mendekati harga keekonomisan yang wajar dari sisi pemerintah.
 
"Saya bisa prediksi bahwa ribut dan ribetnya hanya sampai tahun kedua saja. Selebihnya pemerintah akan berjalan smooth, dan beban subsidi di APBN tak lebih dari Rp100 triliun saja, pungkasnya. (et/roc)
 
Share
Berita Terkait
Komentar
Copyright © 2012 - 2025 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified