• Home
  • Kilas Global
  • Apes, Jurus BI tak Manjur, Rupiah Semakin Ambruk ke Level Rp16.191/US$
Sabtu, 20 Juli 2024 08:57:00

Apes, Jurus BI tak Manjur, Rupiah Semakin Ambruk ke Level Rp16.191/US$



BISNIS, - Saat penutupan perdagangan, Jumat (19/7/2024), nilai tukar (kurs) rupiah semakin ambruk ke level Rp16.191 per dolar AS (US$). Terjadi pelemahan 36 poin, atau 0,22 persen ketimbang penutupan Kamis (18/7/2024) sebesar Rp16.100/US$.

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah ke posisi Rp16.199 per dolar AS pada perdagangan sore ini.

Mayoritas mata uang di kawasan Asia ambruk. Sebut saja, dolar Hong Kong anjlok 0,01 persen, peso Filipina turun 0,15 persen, baht Thailand melemah 0,30 persen, dolar Singapura turun 0,03 persen, yuan China turun 0,18 persen, dan won Korea Selatan ambruk 0,29 persen.

Mata uang negara maju ditutup melemah. Poundsterling Inggris turun 0,13 persen, franc Swiss minus 0,08 persen, dan dolar Kanada turun 0,08 persen. Sementara euro Eropa melemah 0,10 persen dan dolar Australia turun 0,24 persen.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo sangat percaya diri alias pede bahwa rupiah akan stabil dan cenderung menguat.

Alasannya, bank sentral AS yakni The Fed berpotensi menurunkan suku bunga acuan di AS atau Fed Fund Rate (FFR) di akhir 2024. Kalau itu benar terjadi, rupiah langsung 'berotot'.

"Perkembangan nilai tukar ke depan ada bergerak stabil dan kecenderungan itu akan menguat. Kenapa? Fed Fund Rate lebih maju, US Treasury itu juga kecenderungan akan turun," ujar Perry.

Perry menyatakan hal tersebut juga diperkuat dengan aliran modal masuk atau inflow yang masih positif. Di samping dengan komitmen BI yang akan terus mejaga stabilitas dan fundamental ekonomi RI.

"Inflow masih cukup bagus, dan juga komitmen BI untuk stabilisasi dan fundamental ekonomi khususnya inflasi dan nilai tukar akan tetap baik," katanya.

Adapun, BI melaporkan nilai tukar rupiah hingga 16 Juli 2024 menguat sebesar 1,21 persen, dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya atau Juni 2024.

Di mana, nilai tukar rupiah menguat dipengaruhi oleh bauran kebijakan moneter yang ditempuh BI dalam memitigasi dampak rambatan global.

Pengamat Mata Uang, Lukman Leong punya analisa berbeda terkait melemahnya rupiah terhadap dolar AS, di tengah kekhawatiran meningkatnya tensi AS dengan China.

"Investor mengkhawatirkan apabila perang dagang yang memicu kenaikan harga barang akan bisa memicu inflasi kembali naik di AS. Namun intervensi Bank Indonesia telah menahan rupiah dari perlemahan yang lebih besar," sambungnya. **
Share
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified