- Home
- Kilas Global
- Bagaimana ini? Al Quran Berbahasa Mandarin dan Rencana China Sinifikasi Islam
Jumat, 22 September 2023 11:31:00
Bagaimana ini? Al Quran Berbahasa Mandarin dan Rencana China Sinifikasi Islam
DUNIA, BEIJING, - Pada akhir Juli 2023, sekelompok pejabat pemerintah dan akademisi China bertemu di Urumqi.
Mereka membahas bagaimana Xinjiang, daerah otonomi di China, bisa mengimplementasikan rencana nasional untuk apa yang disebut sinifikasi Islam.
Sinifikasi adalah proses mengubah atau memodifikasi sesuatu sesuai dengan budaya China.
Para pejabat tersebut tidak menyinggung situs-situs keagamaan yang telah dihancurkan atau buku-buku Islam yang telah dibakar.
Mereka juga tak menyebut orang-orang Uighur yang telah "dididik kembali" di kamp-kamp konsentrasi karena dianggap memiliki keyakinan Islam, menurut ringkasan kantor berita Xinhua tentang acara tersebut, dilansir dari Radio Free Asia.
Rencana sinifikasi dilakukan di bawah rencana Partai Komunis China yang terpisah.
Rencana yang menjadi tanggung jawab mereka, yang tercantum dalam garis besar kerja lima tahun yang diluncurkan pada 2018, belum sepenuhnya dilaksanakan. Mereka ingin Islam di China membutuhkan lebih banyak "rekayasa".
Secara khusus, China perlu melakukan lebih banyak hal, seperti memadukan Islam dengan Konfusianisme.
Untuk mencapai hal ini, mereka perlu menerbitkan Al Quran berbahasa Mandarin yang diterjemahkan dan diberi penjelasan yang selaras dengan apa yang disebut semangat zaman.
"Sinifikasi Islam di Xinjiang harus mencerminkan aturan sejarah tentang bagaimana masyarakat berkembang, melalui konsolidasi kekuatan politik, pengamanan masyarakat, dan pembangunan budaya," kata Wang Zhen, seorang profesor di Institut Pusat Sosialisme China, sponsor acara tersebut.
Institut ini merupakan bagian dari Kelompok Kerja Front Persatuan Partai Komunis, yang mengontrol urusan agama di China. Lembaga inilah yang menghasilkan rencana sinifikasi.
Partai Komunis China telah lama memandang agama sebagai ancaman terhadap kekuasaannya.
Selama beberapa dekade, PKC cenderung menganiaya Muslim Uighur, di bawah slogan-slogan propaganda yang berbeda, dengan intensitas yang semakin meningkat.
Namun hari ini, setelah kampanye yang dicap Amerika Serikat sebagai genosida, partai menghilangkan praktik Islam di Xinjiang.
Partai ini sedang menyusun versi baru dari Islam yang diharapkan akan mengikat Muslim China, termasuk Muslim Uighur, sehingga lebih dekat lagi dengan negara.
"Tujuan akhir dari sinifikasi adalah untuk memungkinkan pengawasan yang lebih besar," kata David Stroup, seorang dosen Studi China di Universitas Manchester. "Mereka ingin membawa semuanya di bawah payung kendalinya." *