- Home
- Kilas Global
- Bela Enzo, Fahri Singgung Pejabat Publik yang Bangga Komunis
Kamis, 15 Agustus 2019 06:49:00
Bela Enzo, Fahri Singgung Pejabat Publik yang Bangga Komunis
NASIONAL, - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah membela Enzo Zenzi Allie, taruna Akademi Militer yang disorot karena sempat diduga simpatisan organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Belakangan TNI tetap mempertahankan Enzo karena berdasarkan penilaian, pemuda keturunan Perancis itu dianggap layak jadi taruna.
Dalam pembelaan yang dipaparkan di akun Twitter @Fahrihamzah, politikus PKS ini menyatakan pandangan pribadi dan pilihan politik seseorang bukan sebuah dosa di Indonesia yang menganut demokrasi.
Fahri turut menyinggung ideologi komunisme yang disebutnya pernah dibangga-banggakan oleh pejabat publik.
"Pandangan pribadi dan pilihan politik orang bukan dosa di negeri ini. Itu masa lalu, ada banyak yang bangga dengan ideologi komunis, toh jadi pejabat publik. Kenapa pula santri bule ini jadi masalah? Inilah penyakit kambuh kita, mentalitas yg tidak bagus diteruskan," kicau Fahri Rabu (14/8).
Enzo jadi sorotan setelah fotonya dengan bendera hitam bertulis kalimat tauhid beredar viral di media sosial. Foto itu membuat sebagian netizen mempertanyakan proses perekrutan calon taruna oleh TNI AD
Fahri menyebut apa yang dialami Enzo adalah kemalangan nasib. Sebab, bisa jadi bendera hitam bertulis kalimat tauhid yang disandangnya itu bisa saja tak ada kaitan dengan HTI.
"Dan suatu hari, mungkin ia pergi dengan para sahabatnya membawa bendera bertulis kalimat Tauhid, padahal ia bercita2 menjadi tentara INDONESIA dan belajar di Akademi Militer, itu mimpinya sejak kecil," tulis Fahri.
"Di terimalah dia sebagai taruna Akmil dengan nilai yg baik. Tetapi malang nasibnya, sebuah gambar kehidupannya di pesantren dengan bendera bertulis kalimat syahadat membuatnya dituduh radikal dan "terpapar HTI", bahkan ada yg menuduh TNI telah kemasukan teroris. #enzozenzallie," katanya lagi.
Fahri menyesalkan polemik Enzo dan bendera hitam tauhid. Dia menyebut polemik ini telah menyeret kepada irasionalitas yang terlalu jauh.
Kata Fahri, demokrasi yang diterapkan di Indonesia dan UU yang dibuat dirancang agar warga negaranya memiliki pikiran terbuka. Dia mengingatkan cara kita berpikir yang sempit terutama tentang agama akan membuat Indonesia menyingkir dari kemajuan dunia.
"Jangankan menerima tamu, warga sendiri kita curigai," tulis Fahri.
Kisruh soal Enzo ini membuat TNI AD menggelar keterangan pers khusus kemarin. KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa dalam keterangannya menyatakan Enzo dipastikan tetap menjadi taruna Akademi Militer Magelang.
Andika bilang berdasarkan analisis moderasi keberagamaan, Enzo mendapat nilai 84 persen.
"Atau nilainya 5,9 dari nilai maksimum 7. Oleh karena itu kami memutuskan tetap mempertahankan Enzo dan seluruh taruna yang kami terima," kata Andika Perkasa di Mabes AD, Jakarta Pusat, Selasa (13/8).
Fahri kemudian menulis ucapan terima kasih kepada TNI yang mempertahankan Enzo sebagai taruna Akademi Militer Magelang. Dia menyebut keputusan TNI itu benar karena mempertimbangkan hak Enzo sebagai warga negara dan kemampuan yang dimiliki.
Enzo, kata Fahri, patut diberi kesempatan seperti halnya generasi baru lain.
"Jangan rusak mereka dengan konflik ideologi dan politik aliran yang selalu main belakang dalam politik formal," kata dia.
"Kita harus berani mewariskan zaman baru, sebuah masa yang penuh dialog, keterbukaan dan persaudaraan. Sebuah persatuan yang dibangun di atas percakapan yang sehat dan kesetaraan. Ayo kita mulai. Stop jualan rasa takut San ancaman. Buka hati dan pikiran. Jeddah, 14/8/19," ujar Fahri. (CNN/Ind).
Pandangan pribadi dan pilihan politik orang bukan dosa di negeri ini. Itu masa lalu, ada banyak yang bangga dengan ideologi komunis, toh jadi pejabat publik. Kenapa pula santri bule ini jadi masalah? Inilah penyakit kambuh kita, mentalitas yg tidak bagus diteruskan.
— #ArahBaru2019 (@Fahrihamzah) August 14, 2019
Di terimalah dia sebagai taruna Akmil dengan nilai yg baik. Tetapi malang nasibnya, sebuah gambar kehidupannya di pesantren dengan bendera bertulis kalimat syahadat membuatnya dituduh radikal dan “terpapar HTI”, bahkan ada yg menuduh TNI telah kemasukan teroris. #enzozenzallie
— #ArahBaru2019 (@Fahrihamzah) August 14, 2019