Sabtu, 26 Oktober 2019 10:01:00

Berikut Ini 3 Tantangan Nadiem Makarim sebagai Mendikbud

NASIONAL, - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Prof Dr Unifah Rosyidi mengungkapkan, ada beberapa tantangan yang harus segera dipahami dan disikapi Mendikbud Nadiem Makarim dalam melakukan program-program lompatan serta terobosan untuk mewujudkan SDM Unggul Indonesia maju.

Tantangan itu pertama, persoalan guru yang belum terstandar. Sebab, hingga saat ini masih banyak guru honorer yang membantu jalannya proses pendidikan di sekolah.

"Masalah ini sudah berlarut-larut belum terselesaikan tuntas. PGRI mendorong agar para guru honorer ini memiliki kesejahteraan dan kompetensi yang lebih dari cukup," kata Unifah dalam pernyataan resminya, Jumat (25/10).

Kedua, mengubah kebiasaan, paradigma, dan pola lama birokrasi yang ada, supaya bisa seiring dan seirama dengan menteri. Ketiga, hambatan regulasi, terutama terkait dengan pembagian kewenangan pengelolaan pendidikan antara pemerintah pusat dan daerah, pengelolaan pendidikan yang tidak tunggal di bawah satu kementerian, dan lain sebagainya.

Terkait dengan antisipasi pola pembelajaran abad 21 yang berbasis digital, PGRI sudah membentuk PSLCC (PGRI Smart Learning Centre and Character) yang diharapkan bisa seiring dan mendukung program-program yang akan dikembangkan oleh mendikbud baru.

Sementara Ketua PB PGRI Prof Supardi mengatakan, pola pendidikan di abad ke-21 ditekankan pada kompetensi dan karakter yaitu 5C++. Kompetensi 5C meliputi: Critical Thinking, Creative and inovatif thinking, Colaborative and Cooperatif, Communication, dan Confident. ++ nya, yaitu penguatan karakter minimal meliputi karakter kesadaran sebagai warga negara global dan kesadaran sebagai warga negara lokal.

Menurut Supardi, kesadaran sebagai warga negara global dimaksudkan bahwa peserta didik harus dibekali literasi ICT dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Sedangkan kesadaran sebagai warga negara lokal dimaksudkan bahwa peserta didik harus mampu dan mau melestarikan budaya bangsa yang berlandaskan Pancasila sebagai ciri dan identitas bangsa. Anak bangsa tidak boleh hanyut tergerus oleh budaya asing yang tidak sejalan dengan nilai-nilai budaya bangsa.

"Think and Act Globally also Locally, karena tanpa adanya identitas diri bangsa, maka akan hilanglah kita sebagai suatu bangsa," ujar Supardi.

Dia menambahkan, urusan pendidikan alangkah baiknya jika hanya ditangani satu kementerian. Dan tidak ada lagi kementerian lain yang menangani pendidikan.

"Kalau pemerintah memusatkan urusan pendidikan dalam satu kementerian, maka amanah UUD tentang alokasi 20% anggaran pendidikan akan efektif, dan tidak ada standar ganda sistem pendidikan dalam tataran konsep maupun praksisnya," tandasnya. (jpnn/net/*)

Share
Berita Terkait
  • 5 tahun lalu

    Rekomendasi Belum Dijalankan, Ombudsman Ingatkan Nadiem Makarim

    NASIONAL, - Koordinator Pengampu Bidang Resolusi dan Monitoring Ombudsman Ninik Rahayu berharap kMenteri Kebudayan dan Pendidikan Nadiem Makarim menindaklanjuti rekomendasi untu

  • 5 tahun lalu

    Setelah Jadi Mendikbud, Ini Nadiem Makarim?

    NASIONAL, - Nadiem Makarim resmi dilantik sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (mendikbud) oleh Presiden Joko Widodo. Kemudian, Nadiem memutuskan melepas jabatannya di peru

  • Komentar
    Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified