• Home
  • Kilas Global
  • Berikut ini Mengenali Gejala Orang yang Sakau Narkoba Jenis Sabu
Senin, 07 Desember 2020 15:19:00

Berikut ini Mengenali Gejala Orang yang Sakau Narkoba Jenis Sabu

NASIONAL, KESEHATAN, - Narkoba sabu, atau yang juga dikenal sebagai methamphetamine atau crystal meth, adalah narkotika yang sangat adiktif. Bentuknya putih, tidak berbau, pahit, dan seperti kristal. Hasil survey BNN memperlihatkan shabu sebagai narkoba peringkat 2 yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia.

Dilansir dari Kompas, kasus penyalahgunaan narkoba dan obat terlarang di Indonesia tahun 2015 hampir mencapai 6 juta jiwa. Lebih lanjut menurut data Badan Narkotika Nasional (BNN), diperkirakan 50 orang meninggal setiap harinya akibat penyalahgunaan narkotika.

Di antara berbagai efek sabu pada tubuh, narkoba ini juga dapat menyebabkan masalah jantung, termasuk detak jantung cepat, denyut jantung tak teratur, dan peningkatan tekanan darah. Jika sudah dalam tahap overdosis, sabu akan menyebabkan kejang-kejang, peningkatan suhu tubuh dan kematian. Namun, pecandu narkoba sabu yang mendadak tak memakai lagi, baik karena tak memiliki akses ke sabu maupun karena ingin berhenti, biasanya juga akan melalui suatu fase bernama sakau atau sakaw.

Seperti apa gejala sakau sabu?

Sakau sabu adalah gejala tubuh yang terjadi akibat pemberhentian pemakaian sabu secara mendadak, atau akibat penurunan dosis sabu secara drastis sekaligus.  Gejala sakaw sabu bisa sama kuatnya dengan saat kecanduan. Seperti jenis narkoba lainnya, pengguna narkoba jenis sabu akan mengalami dua tipe gejala: emosional dan fisik.

Orang yang sedang sakau akibat narkoba jenis sabu biasanya akan mengalami gejala emosional sebagai berikut:

Nafsu makan meninggi

Depresi (umumnya kebal terhadap pengobatan terkait)

Mood swing (mudah marah, perilaku berbahaya)

Kesulitan berkonsentrasi

Ngidam sabu

Paranoid

Psikosis (cenderung skizofrenia)

Halusinasi

Kecemasan

Gelisah

Tidur terlalu lama dan sering, terlalu nyenyak sulit dibangunkan, siklus tidur terganggu

Kecenderungan bunuh diri

Menarik diri (isolasi)

Emosi datar dan inaktifitas

Miskin wawasan, dan proses penilaian buruk

Sedangkan gejala fisik yang sering terjadi pada orang yang sakau sabu adalah:

Kulit pucat, kumal

Penampilan fisik berantakan

Pergerakan lambat

Kontak mata yang buruk

Berbicara terlalu halus

Sakit kepala

Kelelahan ekstrem

Badan ngilu

Gejala sakaw shabu biasanya sedang sampai berat dan dapat berakibat fatal jika tidak diobati.

Umumnya, gejala sakaw narkoba jenis shabu dimulai dalam 1-2 hari setelah dosis terakhir, dan bertahan hingga tiga bulan. Lamanya proses gejala putus obat akan bervariasi tergantung seberapa banyak dan sering mereka menggunakan obat.

Orang yang sakau narkoba sabu tak mampu merasa senang

Saat pecandu shabu berhenti menggunakan, kadar dopamin dan reseptor dopamin yang tersedia dalam otak akan menurun drastis. Artinya, pecandu shabu yang mengalami gejala putus obat akan terjebak dalam keadaan anhedonia, alias ketidakmampuan untuk merasakan kenikmatan.

Anhedonia akan membuat individu tersebut hidup layaknya zombie. Hal-hal umum yang bisa membuat seseorang merasa bahagia tidak akan berdampak apapun pada pengguna shabu yang sakau dan baru menjalani rehabilitasi. Ditambah lagi, dibutuhkan waktu setidaknya dua tahun untuk tetap bersih sampai fungsi dopamine yang telah rusak akibat shabu bisa kembali bekerja seperti sedia kala.

Kondisi anhedonia ini dapat menyebabkan mantan pengguna narkoba sabu yang masih bergelut dengan depresi untuk kembali kambuh. Kandungan kimia dalam shabu akan menyebabkan kembalinya lonjakan dopamin dalam otak yang bisa membantunya pulih dari hidup seperti mayat hidup.

Cara mengatasi sakau sabu

Walaupun gejala bisa menghilang beberapa minggu setelah gejala sakau terakhir, pasien bisa mengalami kesulitan serius mencoba mengatasi gejala psikosis tanpa bantuan orang lain.

Kecanduan dan gejala sakau sabu tergolong sangat sulit untuk ditanggulangi, terutama melalui terapi mandiri. Satu-satunya cara terbaik untuk mencapai pemulihan sepenuhnya adalah dengan melaporkan diri ke rumah sakit atau tempat rehabilitasi untuk detoksifikasi shabu, di mana ia akan melalui rencana perawatan komprehensif.

Terapi rehab akan berbeda tergantung dari masing-masing individu. Namun, jika gejala sakau sabu dianggap cukup parah, mungkin akan ada tindakan penanganan lanjutan, seperti:

Pengobatan psikosis menggunakan obat-obatan antipsikotik

Pengobatan depresi yang berjalan lebih dari dua minggu dengan antidepresan

Pengobatan gangguan kecemasan dengan obat penenang non-benzodiazepine

Pengobatan mania yang berlangsung lebih dari dua minggu dengan obat antimanik (lithium)

Obat tidur selama 1-2 minggu

Pengawasan penuh terhadap kecenderungan bunuh diri.

Semua proses rehabilitasi harus dipantau oleh seorang medis profesional.  (*).

Share
Berita Terkait
  • 4 tahun lalu

    Ada Sabu di Rumah Oknum Polisi Polres Siak

    RIAUONE.COM,SIAK- Kepala satuan Satuan Reserse Narkoba Polres Siak bersama Anggota Provos mendatangi rumah yang  dikontrak oknum polisi yang bertugas di Polres Siak, inisia

  • 4 tahun lalu

    Narkoba, Bawa Sabu Lewat Hutan di Perbatasan Malaysia, Kurir Dijanjikan Upah Rp30 Juta

    HUKRIM, Pontianak - BNN Provinsi Kalimantan Barat menangkap tiga pria yang terkait peredaran gelap narkotika jenis sabu, sebanyak 3 kilogram, di wilayah perbatasan, melalui jalu

  • 4 tahun lalu

    Dalam Operasi Antik, Polda Riau Sita 40 KG Sabu Dan 50.000 Butir Ekstasi

    RIAU, PEKANBARU, - Kapolda Riau Irjen Agung Setia Imam Efendi pada Jumat siang (5/3/2021) merelease kasus narkoba jumlah besar yang berhasil diungkap oleh Tim gabungan Ditresnar

  •