• Home
  • Kilas Global
  • Dampak Covid19, Bisnis Kelapa Sawit Terpuruk, Harga CPO Makin Terjun Bebas & Dekati RM 3.200/ton
Sabtu, 19 Juni 2021 19:53:00

Dampak Covid19, Bisnis Kelapa Sawit Terpuruk, Harga CPO Makin Terjun Bebas & Dekati RM 3.200/ton

Sawit


BISNIS, - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) Malaysia semakin ambles pada perdagangan hari ini, Jumat (18/6/2021). Pelemahan harga CPO mengikuti pergerakan harga minyak mentah dan minyak nabati global. 

Harga CPO untuk kontrak pengiriman September 2021 di Bursa Malaysia Derivatif Exchange anjlok tajam sebesar 3,2% ke RM 3.270/ton jelang istirahat siang hari ini. Harga CPO turun ke level terendah sejak Februari 2021. 

Harga minyak mentah juga ikut ambles. Hal tersebut dikarenakan dolar AS yang menguat tajam dalam dua hari terakhir. Greenback menguat setelah bank sentral AS memberikan proyeksi dan padangan hawkish terkait arah kebijakan moneternya. 

Bank sentral paling powerful di dunia itu memprediksi ekonomi AS tumbuh 7% tahun ini. Proyeksi dinaikkan 50 basis poin (bps) dibandingkan dengan ramalan Maret lalu yang berada di angka 6,5%.

Tingkat pengangguran diramal tetap di angka 4,5%. Namun inflasi yang diukur dari personal consumption expenditure (PCE) direvisi naik 100 bps menjadi 3,4% dari 2,4% perkiraan bulan Maret lalu.

Poin yang menarik lain adalah kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuan (Fed Funds Rate/FFR) sebanyak dua kali pada 2023 sehingga ada peningkatan suku bunga acuan sebesar 50 bps menjadi 0,6%.

Di sisi lain harga minyak sawit juga tertekan akibat sentimen internal dan dari India. Dari internal, ekspor minyak sawit Negeri Jiran untuk periode 1-15 Juni 2021 diestimasi turun 7,9% dibanding bulan sebelumnya 657.474 ton oleh Societe Generale de Surveilance, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Penurunan ekspor minyak sawit hampir terjadi untuk semua jenis, baik minyak mentahnya maupun minyak hasil olahannya. Jika ditinjau dari destinasinya, penurunan ekspor terjadi ke sejumlah negara seperti Uni Eropa, Pakistan, India dan Amerika Serikat (AS).

Namun ekspor minyak sawit Malaysia ke China terpantau mengalami kenaikan. Jika pada periode setengah bulan Mei ekspor ke Negeri Panda tercatat hanya 93.505 ton, di bulan ini mengalami kenaikan menjadi 102.165 ton. Artinya ada peningkatan ekspor sekitar 12,5% secara bulanan.

Sementara itu India yang sebelumnya diharapkan bakal memangkas bea masuk impor untuk minyak nabati justru menunda kebijakan tersebut. Hal ini menjadi sentimen negatif untuk harga CPO mengingat India merupakan importir terbesar minyak nabati unggulan Indonesia dan Malaysia ini. (cnbc/net/*).

Share
Berita Terkait
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified