Jakarta - Soekarwo muncul sebagai kandidat pelaksana tugas (Plt) ketum PD yang dilempar loyalis Anas. Gubernur Jawa Timur itu mengaku belum ada komunikasi dengan majelis tinggi terkait pencalonan dirinya.

"Nggak ada (komunikasi dengan majelis tinggi). Itu kan produk formal yang harus dilakukan, itu produk perundanga-undangan," kata Soekarwo, usai menghadiri penganugerahan gelar doktor kehormatan untuk Taufiq Kiemas, di MPR RI, Senayan, Jakarta, Minggu (10/3/2013).

Soekarwo mengatakan, Demokrat masih menunggu keputusan KPU, apakah akan dalam menunjuk pengganti Anas dilakukan melalui Kongres Luar Biasa (KLB) atau penunjukan Panitia Tugas (Plt). 

"Sesuai dengan keinginan KPU seperti apa, Demokrat sudah mengirimkan surat pada KPU, nanti dijawab oleh KPU, kita tunggu saja," ujar Ketua DPD PD Jatim yang biasa disapa Pakde Karwo ini.

Sebelumnya, Soekarwo sempat mengatakan tidak tertarik menduduki posisi yang ditinggalkan Anas Urbaningrum. Menurutnya, mengurus pedidikan di Jawa Timur lebih menarik minatnya.

"Ngurus diniyah, salafiyah nang kene kan lebih asyik di sini (Jawa Timur)," ujar Soekarwo, di Hotel Mercure, Surabaya, Kamis (7/3) lalu.

Pekan lalu, anggota Dewan Pembina PD Ahmad Mubarok menyebut, Soekarwo tak berpeluang memimpin PD. "Wong dia di Jawa Timur. Kan ketua umum harus di Ibu Kota," argumen Mubarok.

Nama Soekarwo muncul sebagai kandidat pelaksana tugas (Plt) ketum PD yang dilempar loyalis Anas. Kapasitas Soekarwo dipandang layak.

"Kapasitasnya tidak diragukan lagi, dia juga senior, anggota Dewan Pembina juga, gubernur," kata Wasekjen PD Saan Mustopa di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (6/3/2013).(dtk)