- Home
- Kilas Global
- Emil Dardak: Tingginya kasus corona di Jatim Karena jumlah testing yang terus ditingkatkan
Sabtu, 24 Juli 2021 16:01:00
Emil Dardak: Tingginya kasus corona di Jatim Karena jumlah testing yang terus ditingkatkan
NASIONAL, - Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, menyampaikan pihaknya tidak bisa menutupi situasi pandemi COVID-19 di daerahnya. Ia mengakui tingginya kasus corona di Jatim beberapa waktu terakhir dikarenakan jumlah testing yang terus ditingkatkan.
"Kalau kita hitung standar tracing, katakan 7.000 [kasus], kita butuh 103.500 per hari. Padahal per minggu 86 ribu itu sudah melebihi standar WHO. Itu berikan gambaran kasus kita banyak. Dan ini tidak bisa kami tutupi dari masyarakat," ujar Emil dalam diskusi 'Kolaborasi Penanganan COVID-19' yang digelar Populi Center dan Smart FM secara virtual, Sabtu (24/7).
Emil menuturkan, ia mengkhawatirkan muncul hal-hal baru yang membuat masyarakat justru menjadi takut. Salah satunya terkait survei masih banyak orang yang tidak percaya COVID-19.
"Cuma kami agak khawatir ada hal-hal baru. Jadi ada survei yang mengatakan bahwa hampir 90 persen masyarakat Indonesia ini sebenarnya percaya COVID itu ada. Yang enggak percaya dan bilang COVID itu konspirasi itu single digit. Tapi mereka militan sekali komentar di media-media digital sehingga nyaring bunyinya," tutur Emil.
"Tapi yang 90 persen ini ada berapa macam. Ada yang tahu ini COVID bahaya harus hati-hati sekali. Tapi ada yang tahu juga ini bahaya, tapi ini manageable kok, bisa dikendalikan," imbuh dia.
Di tengah merebaknya varian Delta saat ini, Emil menuturkan pemerintah daerah mau tidak mau harus beradaptasi. Dan di saat bersamaan harus memperbaiki pelan-pelan perekonomian yang jatuh akibat berbulan-bulan dilanda pandemi.
Di sisi lain, Pemprov Jatim juga sedang menghadapi tantangan karena saat ini ketersediaan oksigen medis untuk pasien corona mulai menipis.
"Hari ini yang masih langka adalah oksigen, karena oksigen di mana, butuhnya di mana. Tetapi kemudian kita lihat, kita bisa menghidupi tiga bulan setelah itu mau tidak mau kita harus adaptasi, ekonomi diperbaiki perlahan," tutup Emil. Demikian kumparan. (*)