- Home
- Kilas Global
- Gak Tahan Liat-nya, Hijaber Cantik Ini Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan, Kondisi Matanya Mengenaskan
Minggu, 09 Oktober 2022 07:00:00
Gak Tahan Liat-nya, Hijaber Cantik Ini Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan, Kondisi Matanya Mengenaskan
Gak Tahan Liat-nya, Hijaber Cantik Ini Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan, Kondisi Matanya Mengenaskan
NASIONAL, - Seorang hijaber cantik menjadi korban dari tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Dia mengalami mata merah akibat tembakan gas air mata. Selain itu, kantung matanya hitam kebiruan. Hal ini diungkapkan dari postingan Instagram @andreli_48, yang dikutip Jumat (7/10/2022).
"Polisi harus bertanggung awab� Haramkan penggunaan gas air mata dalam stadion," ungkap salah satu netizen @f*r*s_m**m*r dalam postingan tersebut.
Sebelumnya, Komisioner Komnas HAM, Chairul Anam menyebut,kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, disebabkan akibat gas air mata yang ditembakan oleh polisi ke suporter dalam stadion.
"Jadi kalau ada informasi yang bilang bahwa suporter ke sana mau menyerang pemain itu tidak seperti itu," ujarnya kepada wartawan, beberapa waktu lalu.
" Gas air mata lah yang membuat panik dan sebagainya sehingga ada terkonsentrasi di sana di beberapa titik pintu. Ada pintu yang terbuka sempit. Terus ada pintu yang tertutup. Itulah yang membuat banyak jatuh korban," sambungnya.
Menurutnya, kondisi awal kericuhan merupakan keterangan paling valid dalam merunut kejadian ricuh Kanjuruhan tersebut yang menyebabkan banyak korban jiwa. Akibatnya, 131 orang tewas termasuk 2 anggota polisi.
Semprotan gas air mata dari polisi menyebabkan mata menjadi gelap dan perih. Selain itu, dapat menyebabkan iritasi membran mukus pada mata, hidung, mulut, dan paru-paru. Akibatnya, akan memicu tangis, bersin, batuk, kesulitan bernapas, nyeri di mata, dan buta sementara.
Jika terkena paparan gas ini, efek yang ditimbulkan juga bisa berdampak panjang, yaitu dapat mengganggu sistem pernapasan, luka dan penyakit mata parah, yakni keratitis, glaukoma, dan katarak, radang kulit, kerusakan pada sistem peredaran darah dan pencernaan. Bahkan hingga kematian, khususnya pada kasus dengan paparan tinggi.
Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang terjadi pada Sabtu (01/10/2022) kemarin masih menyebabkan luka mendalam bagi masyarakat Indonesia.
Kondisi kericuhan itu terjadi akibat penembakan gas air mata untuk menertibkan amukan massa. Hal ini yang membuat seluruh penonton panik. Akibat kepanikan itulah, mereka berbondong-bondong pergi menuju pintu keluar.
Akan tetapi, pintu yang terbuka meiliki jalur yang sempit untuk dilewati. Bahkan, ada beberapa pintu yang tertutup. Maka dari itu, tragedi ini menimbulkan banyak korban sebanyak 131 orang tewas termasuk 2 anggota polisi.
Minimnya tenaga medis dari fasilitas kesehatan pada saat kejadian membuat banyak korban berjatuhan karena terlambat diberikan pertolongan pertama. Mayoritas korban rata-rata terkena semprotan gas air mata dan terinjak-injak saat meninggalkan tribun stadion.
Padahal, berdasarkan pedoman "FIFA Stadium Safety and Security Regulation", pasal 19 poin B disebutkan bahwa tidak boleh sama sekali penggunaan senjata api dan gas air mata untuk pengendalian massa di dalam stadion. (okz/net/roc/*)