- Home
- Kilas Global
- Genderang Perlawanan Dari Kampus
Senin, 23 Maret 2015 10:44:00
Genderang Perlawanan Dari Kampus
RIAUONE.COM, JAKARTA, ROC, -Kalangan kampus kini tak lagi diam, mungkin itu kalimat yang tepat menggambarkan geliat kalangan. kampus yang mulai menabuh genderang perlawanan terhadap segala upaya pelemahan pemberantasan korupsi. Mereka, melihat ada yang tak beres di negeri. Mereka, para penggiat anti korupsi dari lintas kampus, kemudian bersepakat membangun gerakan bersama. Gerakan Anti Korupsi (GAK) demikian nama gerakan itu.
Pada hari Minggu, 22 Maret 2015, gerakan itu mulai ditabuh. Penabuhnya adalah para aktivis anti korupsi yang berasal dari ITB, Unpad, UI, IPB, Unpar, Al Masoem. Minggu itu, mereka turun ke jalan, mendeklarasikan gerakan perlawanan. Ajang Car Free Day di Dago Bandung, dijadikan momentum 'memulai' perang. Dari di depan Wisma Rumah Dinas Rektor ITB, di Jalan Haji Juanda 153 Bandung, mereka berikrar, akan melawan segala bentuk 'keculasan' yang merongrong daulat rakyat.
"Aksi ini mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam gerakan melawan pelemahan pemberantasan korupsi,"kata Presiden GAK, Sely Martini dalam pesan elektroniknya yang diterima, di Jakarta, kemarin.
Menurut Sely, gerakan ini menggunakan lambang tangan sebagai simbol perlawanan. Ini terinspirasi dari gerakan #KainPercaKPK yang pernah digalang oleh Perempuan Anti Korupsi (PIA) pada 15 Februari hingga 8 Maret 2015. Saat itu PIA Bandung menggalang cap tangan keluarga pada kain perca sebagai simbol dan komitmen keluarga Indonesia terhadap upaya pemberantasan korupsi.
"Tangan terbuka ini menunjukkan bahwa setiap anggota keluarga akan menjaga keluarganya dari kejahatan korupsi dengan menolak dan melakukan perlawanan," katanya.
Jejak alami cap tangan ini kata Sely, menjadi sumber inspirasi untuk kemudian digunakan sebagai simbol GAK yang mewadahi semua elemen masyarakat, mulai dari kaum perempuan, civitas akademika sampai berbagai komunitas masyarakat. Tujuannya memperkuat agenda pemberantasan korupsi di Indonesia.
"GAK tak mentolerir segala bentuk korupsi dan kekerasan pada masyarakat,"ujarnya.
Sely menegaskan, korupsi adalah akar segala kerusakan. Karena korupsi, anak-anak tidak bisa mendapatkan akses pendidikan. Karena korupsi pula penegakan hukum mengamini kejahatan. Serta disebabkan korupsi juga, sumber daya alam habis oleh segelintir orang.
"Dan oleh korupsi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia dirampas dan dikuasai oleh oligarki elit," katanya. (gus/roc).
Share
Berita Terkait
Bagaimana ini? Al Quran Berbahasa Mandarin dan Rencana China Sinifikasi Islam
DUNIA, BEIJING, - Pada akhir Juli 2023, sekelompok pejabat pemerintah dan akademisi China bertemu di Urumqi.
Mereka membahas bagaimana Xinjiang, daerah otonomi di China, b
Ustadz Abdul Somad Dideportasi dari Singapura
RIAU, - Ustadz Abdul Somad (UAS) bersama keluarga dan sahabatnya dideportasi oleh petugas Imigrasi di Pelabuhan Tanah Merah Singapura Senin (16/5/2022).
Sampai saat
Ada-ada Saja, Ini daftar 5 izin palsu kampus swasta yang dibongkar Kemendikbudristek
NASIONAL, - Satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) ditemukan bermasalah di kabupaten Tangerang. PTS tersebut diketahui memiliki lima program studi yang ilegal. Temuan tersebut
100 Anak dilatih Membuat Roti Stardarisasi Asia, Pemprov Riau Kerjasma dengan Kemenperin
PEKANBARU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Balai Diklat Industri Medan menyelenggarakan pelatiha
Komentar