• Home
  • Kilas Global
  • Grup Bakrie Finalisasi Terkait Rencana Pemisahan dengan Perusahaan Batubara Indonesia yang tercatat di Bursa London, Asia Resources Minerals
Minggu, 23 Februari 2014 10:46:00

Grup Bakrie Finalisasi Terkait Rencana Pemisahan dengan Perusahaan Batubara Indonesia yang tercatat di Bursa London, Asia Resources Minerals

net
riauone.com, - Grup Bakrie menyatakan sedang melakukan finalisasi terkait rencana pemisahan dengan perusahaan tambang batubara asal Indonesia yang tercatat di Bursa London, Asia Resources Minerals (sebelumnya bernama Bumi Plc). Langkah itu setelah sekian lama rencana perpisahan kedua perusahaan terkatung-katung dan menuai kontroversi.
 
Pemegang saham Asia Resources seperti dilaporkan Reuters, dan dikutip Tempo.co 22 Februari 2014, meminta agar ada kepastian soal ketersediaan dana perpisahaan itu maksimal pekan ini. Perpanjangan tenggat waktu perpisahan Bakrie – Asia Resources terhitung sudah empat kali dilakukan, sehingga ketentuan kesepakatan antara kedua pihakpun akan direvisi.
 
Manajemen Asia Resources menyatakan telah berupaya mengungkap dugaan penyimpangan yang dilakukan anak perusahaan dan berjuang di tengah anjloknya harga batubara dalam beberapa tahun terakhir. Untuk kembali meningkatkan kinerja perusahaan, para pemegang saham Asia Resources  sepakat berpisah dengan Bakrie. Namun tampaknya Grup Bakrie terbukti kesulitan memperoleh dana perpisahan  itu.
 
Ketika dikonfirmasi, Juru Bicara Grup Bakrie, Chris Fong mengatakan menjamin rencana pemisahan kedua perusahaan berjalan sesuai rencana. Hanya saja, ada beberapa dana di Grup Bakrie yang akhirnya digunakan tidak sesuai rencana
 
Di bawah kesepakatan perpisahan tersebut tahun lalu, Grup Bakrie sepakat menjual 23,8 persen sahamnya di Asia Resources senilai US$ 223 juta. Kemudian Grup Bakrie akan menggunakan dana itu ditambah dengan deposit awal US$ 50 juta plus ditambah lagi dana US$ 228 juta untuk membeli 29,2 persen saham Asia Resources di PT Bumi Resources Tbk.
 
Namun karena Grup Bakrie hanya mampu menyiapkan dana US$ 163 juta dari kesepakatan yang seharusnya US$ 228 juta, maka mereka meminta pengurangan jatah pembelian saham dari sebelumnya 29,2 persen menjadi 25,4 persen saham
 
Manajemen Asia Resources menyatakan masih percaya dengan Grup Bakrie dan akan merevisi kerangka perjanjian perpisahan kedua perusahaan. Mereka juga bersedia memperpanjang tenggat waktu ketersediaan dana perpisahan hingga 26 Februari mendatang.
 
Seorang sumber yang dekat dengan perusahaan menyatakan bahwa permintaan Grup Bakrie untuk merevisi kerangka perjanjian bukanlah hal mengejutkan. »Saya tidak terkejut dengan permintaan Grup Bakrie. Saya kira mereka akan butuh waktu lebih lama lagi. Namun keduanya sama-sama ingin berpisah, jadi saya percaya keduanya akan sepakat untuk perpanjangan waktu,” kata sumber tersebut.
 
Grup Bakrie mendirikan Asia Resources-sebelumnya bernama Bumi Plc pada 2010 berkongsi dengan konglomerat Inggris, Nat Rothschild. Awalnya kemitraan itu ingin membuat perusahaan batubara asal Indonesia bisa go international di Bursa London. Namun hubungan Bakrie dan Nat kemudian tidak harmonis, karena Nat menuding ada dugaan tata kelola perusahaan yang menyimpang.
 
Rencana perpisahan Bakrie Group - Bumi Plc sudah mencuat sejak Oktober 2012 menyusul perseteruan antara pemegang saham. Harian terkemuka Inggris, Financial Times pernah menulis sengketa Bumi Plc adalah pertarungan pemegang saham paling kotor yang pernah disaksikan London.
 
Kepastian skema pendanaan merupakan bagian dari perjanjian pemisahan antara Bakrie Grup dengan Bumi Plc senilai total US$ 501 juta. Pada kesepakatan awal, Bakrie Group akan menjual 23,8 pemilikan sahamnya di Bumi Plc kepada pengusaha nasional, Samin Tan. Samin akan membeli saham itu melalui Ravenwood Pte Ltd (RACL) dan Borneo Group senilai US$ 223 juta.
 
Jika transaksi ini kelar nantinya pemilikan saham Samin Tan di Bumi Plc akan naik menjadi 47,6 persen dari sebelumnya 23,8 persen. Adapun 29,2 persen saham PT Bumi Resources Tbk yang sebelumnya dimiliki Bumi Plc akan diserahkan kembali ke Bakrie Group. Anak usaha Bakrie Group, Long Haul Holding Ltd sudah menyerahkan uang muka proposal pemisahan itu sebesar US$ 50 juta. Sehingga kekurangannya US$ 228 juta akan diambilkan dari kas internal Bakrie Group.
 
Namun skema perjanjian awal itu direvisi karena Bakrie Group belum mampu memberikan kepastian soal ketersediaan dana.(ET/*)
 
Share
Berita Terkait
  • 3 bulan lalu

    BKKBN Khawatir, Angka Kelahiran Indonesia Turun Drastis


    Komentar
  • 1
    Nusantara  5 hari lalu

    Spele kan? Gak Perlu Dicongkel ini Cara Cegah Es Batu Lengket di Freezer Ternyata Begini Triknya

  • 2
    Kilas Global  7 hari lalu

    Kronos Research Appoints Former Tower Research Exec, Vincent Wang as Chief Technology Officer

  • 3
    Kilas Global  7 hari lalu

    Muslim Dunia, Angka Mualaf Melonjak 400 Persen: Muslim Akan Jadi Mayoritas di 3 Negara Eropa

  • 4
    Kilas Global  7 hari lalu

    MSIG Asia Strengthens Leadership Team With Key Appointments To Drive Growth And Underwriting Excellence

  • 5
    Kilas Global  5 hari lalu

    Bay Of Lights: Unlocking High-yield Investment Opportunities In 21st China-ASEAN Expo (CAEXPO)

  • 6
    Riau Raya  6 hari lalu

    Hentikan Operasional, Warga Talang Jerinjing Tolak Pabrik Sawit PT Cahaya Lestari Sawita

  • 7
    Kilas Global  4 hari lalu

    AOC Masters 2024 Local Qualifiers Conclude: A Global Valorant Showdown Awaits in Bangkok

  • 8
    Kilas Global  3 hari lalu

    Veronica Tan, Mantan Istri Ahok Jadi Calon Menteri Kabinet Prabowo, Bahas Ibu dan Anak

  • 9
    Kilas Global  5 hari lalu

    Vincent Wang, Mantan Eksekutif Tower Research, Ditunjuk sebagai Chief Technology Officer di Kronos Research

  • 10
    Hukrim  4 hari lalu

    Mau Rampas Tanah Masyarakat, Petani Sawit Desa Sungai Raya dan Skip Hilir di Inhu Ditakuti APH

  • Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified