- Home
- Kilas Global
- Het Rp15 Ribu Kini Minyakita sudah dijual Rp18 Ribu per Liter, Prabowo Minta Bulog Turun Tangan Situasi Parah
Kamis, 12 Desember 2024 08:10:00
Het Rp15 Ribu Kini Minyakita sudah dijual Rp18 Ribu per Liter, Prabowo Minta Bulog Turun Tangan Situasi Parah
NASIONAL, BISNIS, - Di Permainkan, itulah kata yang dipakai dalam kenaikan harga Minyakita, harga eceran tertinggi (HET) dari pemerintah Rp15 ribuan kini sudah naik jadi Rp18 ribu.
Harga minyak goreng kemasan Minyakita ternyata terus merangkak naik hingga tembus Rp18.000 per liter di sejumlah pasar tradisional wilayah Jakarta Selatan. Padahal, pemerintah telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) Minyakita sebesar Rp15.700 per liter.
Situasi ini membuat Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan Perum Bulog turun tangan untuk memastikan stabilitas harga dan ketersediaan Minyakita di pasaran.
Misalnya di Pasar Rumput, salah satu pedagang sembako bernama Memei mengungkapkan kelangkaan Minyakita sudah terjadi sejak awal bulan Desember 2024.
"Minyakita nggak ada, langka. Susah dicari, kosong dari sananya," kata Memei kepada CNBC Indonesia, Rabu (11/12/2024).
Memei juga menyebutkan, harga Minyakita kini naik hingga tembus ke angka Rp18.000 per liter, jauh dari HET yang ditetapkan pemerintah.
"Karena dari sananya lagi mahal, pada naik harga Minyakita. Nggak ada Minyakita yang Rp16.000 (per liter), sudah Rp18.000 (per liter) kalaupun ada," ucap dia.
Hal senada juga disampaikan Mimin, pedagang lainnya di pasar yang sama. Ia mengaku menjual Minyakita dengan harga Rp18.000 per liter. Sebab, katanya, harga dari distributor sudah naik, sehingga sulit bagi pedagang menjual sesuai HET.
"Dari sananya sudah Rp198.000 satu kardus. Minyakita begitu, ngasih harga harus dijual Rp14.000, terus dinaikkan kan jadi Rp15.700 (per liter), tapi jual dari sana-nya sudah tinggi. Ini kan berarti saya beli dari agennya sudah Rp16.500 per liter. Nggak mungkin banget kan saya jual Rp15.700 kayak yang dibilang pemerintah," ucap Mimin.
Dia pun menyebut kenaikan harga Minyakita hingga tembus ke angka Rp18.000 per liter sudah terjadi sejak satu pekan yang lalu.
"Naiknya mah kalau Minyakita sudah dari kemarin. Dari seminggu yang lalu sudah Rp18.000 (per liter)," ungkapnya.
Sementara itu, kondisi serupa juga terlihat di Pasar Tebet Timur. Ahmad, salah seorang pedagang sembako, mengaku stok Minyakita mulai terbatas dan harganya melonjak.
"Sekarang saya jual Rp18.000 per liter, karena saya beli dari agen juga sudah Rp16.500 per liter. Naiknya awal bulan ini," kata Ahmad.
Menurutnya, distributor saat ini juga tengah menghadapi kesulitan mendapatkan stok Minyakita, yang menyebabkan rantai pasokan jadi terganggu. "Kalau stok sih ada, tapi nggak banyak, karena di luarannya sudah agak kosong. Lagi susah barangnya. Naik lagi harga," tambahnya.
Lebih lanjut, Ahmad mengaku mendapatkan stok Minyakita dari agen, bukan lagi dari sales atau distributor langsung produsen Minyakita.
"Saya beli di agen. Kalau dari sales sudah nggak ada yang nawarin, katanya barang mereka juga pada kosong," ungkap dia.
Sejalan dengan situasi ini lah yang membuat Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan langsung kepada Bulog untuk mengambil alih distribusi Minyakita.
Dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Inflasi, Presiden Prabowo meminta Bulog memastikan harga Minyakita sesuai HET dan distribusinya menjangkau seluruh wilayah, termasuk daerah terpencil.
"Arahannya tegas, Minyakita dibantu oleh BUMN bidang pangan, khususnya Bulog. Supaya bisa distribusikan dan kita bisa kontrol sesuai dengan harga yang ditetapkan Rp15.700 (per liter)," ujar Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, Senin (9/12/2024).
Bulog dipilih karena memiliki 1.593 gudang di seluruh Indonesia, yang dinilai mampu menjangkau daerah-daerah dengan pasokan terbatas, termasuk Papua Tengah dan Papua Pegunungan. "Bulog yang kita siapkan untuk intervensi," tegas Arief.
Dengan kendali penuh atas distribusi, Bulog diharapkan mampu mengembalikan harga di pasar, sekaligus memastikan ketersediaan Minyakita hingga ke wilayah terpencil. cnbc/ind
Share
Komentar