- Home
- Kilas Global
- Indonesia Siap Jadi Mediator Selesaikan Krisis Myanmar
Senin, 11 September 2017 09:43:00
Indonesia Siap Jadi Mediator Selesaikan Krisis Myanmar
DUNIA, - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Pemerintah Indonesia siap menjadi mediator yang menjembatani negara-negara Islam untuk menyelesaikan krisis di Myanmar.
"OKI berharap mengajak Indonesia bekerja sama untuk bisa menyelesaikan kasus di Rohingya. Saya katakan nanti bisa kita bicarakan programnya dengan Sekjend OKI," kata Wapres usai Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja sama Islam (KTT OKI) pertama tentang ilmu pengetahuan dan teknologi di The Palace of Independence di Astana, Kazakhstan, Minggu (10/9/2017)
Wapres mengatakan, terkait krisis yang terjadi di negara bagian Rakhine, Myanmar, tersebut sebenarnya Indonesia sudah melakukan apa yang negara lain tidak bisa lakukan karena negara lain sulit masuk ke Myanmar.
"Indonesia yang setiap saat bisa berkomunikasi dengan Pemerintah Myanmar," kata Wapres.
Sebelumnya, dalam pembukaan KTT OKI tentang Iptek Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev selaku ketua penyelenggara juga turut menyinggung tentang krisis di Myanmar.
"Kita peduli pada Myanmar, kami juga akan membuka dialog untuk membahas masalah ini di forum PBB," kata Presiden Nazarbayev.
Juga akan membawa penyelesaian krisis tersebut ke Komisi HAM PBB untuk mencari kebenaran dan melakukan investigasi independen terhadap kekerasan dan hukum HAM internasional.
Selain itu juga mengharapkan pemerintah Myanmar untuk menyelesaikan akar masalah dari krisis tersebut termasuk masalah kewarganegaraan dan hak-hak warga Rohingya.
KTT OKI tersebut juga menghasilkan kesimpulan bahwa penting bagi Pemerintah Myanmar untuk menangani masalah pengungsi untuk memulangkan kembali ke kampung halaman mereka di Rakhine secara aman, terlindungi dan bermartabat.
OKI juga mendesak negara-negara anggota dan organisasi internasional untuk memperjuangkan pemulangan pengungsi ke PBB.
Pertemuan yang dihadiri sejumlah kepala negara, diantaranya, Presiden Iran Hassan Rouhani, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, Presiden Bangladesh Abdul Hamid, Presiden Guinea Alpha Conde dan Presiden Republik Islam Pakistan Mamnoon Hussain.
Selain itu Presiden Mauritania Mohamed Ould Abdel Aziz juga meminta agar komunitas internasional untuk melanjutkan kerja sama dengan Pemerintah Myanmar untuk melindungi minoritas muslim di teritorial tersebut. (ind).
Share
Berita Terkait
Seharus-nya Harga Gas itu: Pertamina ke Agen Rp12.750, Dijual ke Pangkalan Rp15.000 lalu ke Masyarakat Rp18.000
RIAU, PEKANBARU, - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESD
TUMI Highlights Peruvian Influences with Vibrant Energy in Spring 2025 Collections
HONG KONG SAR - 5 February 2025 - TUMI, the leading internatio
FBS Launches AI Assistant for Confident Trading
SINGAPORE - 5 February 2025 - FBS, a leading global broker, introduces FBS AI Assistant, a next-generation tool designed to support traders in making informed decisions. This AI
Darurat Korupsi, Geledah Rumah Ketua PP Japto Soerjosoemarno, KPK Sita 11 Unit Mobil hingga Uang
Komentar
Copyright © 2012 - 2025 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified