- Home
- Kilas Global
- Jokowi Jadi Ketum PDIP, Sama Saja Jilat Ludah Sendiri
Selasa, 24 Maret 2015 21:03:00
Jokowi Jadi Ketum PDIP, Sama Saja Jilat Ludah Sendiri
RIAUONE.COM, JAKARTA, ROC, - Dalam survei pakar dan opinion leader yang dilakukan Poltracking Indonesia, mencatatkan Joko Widodo atau Jokowi sebagai tokoh yang paling layak menjadi nakhoda partai banteng moncong putih. Nama Jokowi paling direkomendasikan dari 9 tokoh yang diuji kelayakannya oleh 200-an pakar yang dilibatkan survei pakar dan opinion leader Poltraking. Namun menurut Guru Besar Riset Ilmu Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, Jokowi tak mungkin menjadi nakhoda banteng.
"Presiden Joko Widodo sudah tidak akan mungkin berkompetisi dalam Kongres PDIP Perjuangan mendatang untuk memperebutkan kursi ketua umum PDIP," kata Siti di Jakarta, Selasa 24 Maret 2013.
Jika Jokowi maju mencalonkan sebagai ketua umum banteng, sama saja menjilat ludah sendiri. Sebab sejak awal Jokowi menolak rangkap jabatan partai bagi para menterinya. Jadi, kata Siti tak mungkin Jokowi melakukaan itu.
"Meski selama ini sudah sering kali Jokowi menabrak janjinya sendiri, tapi untuk yang satu ini saya harapkan dia tidak menabraknya. Ini akan mundur kembali ke belakang namanya, dimana ketua umum merangkap jabatan sebagai Presiden," kata Siti.
Jika Jokowi maju, ia harus memilih menjadi ketua umum atau Presiden. Pastinya, Jokowi lebih memilih menjadi Presiden, karena jabatan kepala negara adalah puncak karir tertinggi dari seorang politisi. Selain memang presiden yang merangkap ketua umum kurang elok. Karena itu, dulu ia sayangkan SBY bersedia merangkap jabatan ketua umum.
"Dari dulu saya komit menolak para pejabat merangkap jabatan. Selain SBY dulu, ada Zulkifli Hasan, Ketua Umum PAN yang juga merangkap jabatan sebagai ketua MPR,” katanya.
Siti sendiri masih melihat Megawati masih sangat kuat di kandang banteng. Bahkan mungkin posisi putri Bung Karno itu, belum ada yang menyaingi. Banteng, masih memerlukan Mega sebagai figur pemersatu partai. Siti pun menyarankan, andai nanti ketua umum PDI-P, bukan Mega, sebaiknya mantan Presiden kelima itu, tak mundur dari partai. Mega bisa jadi penasehat.
"Ketum day to day dipegang kader lain, Megawati menjadi sosok pemersatu seperti Soeharto di Golkar dulu. Kalau tidak maka PDIP akan pecah belah. Saat ini saja PDIP dikuasai Megawati berapa banyak partai pecahan PDIP yang memiliki lambang banteng yang sama," ujarnya. (gus/roc).
Share
Berita Terkait
Berikut Kader PDIP yang Hengkang dari PDIP, Artis hingga Maruarar Sirait, Beralih Dukung Capres Lain
NASIONAL, POLITIK, - Berikut profil para kader PDIP yang memut
Naas Mobil Partai PDI-P Kecelakaan dan Masuk ke Kuburan di Selatpanjang Riau
PEKANBARU, KOMPAS.com - Mobil operasional Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mengalami kecelakaan lalu lintas di Jalan Kesehatan, Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepulau
Berikut [Cek Fakta] Sarwendah jadi Mualaf pada bulan Ramadan? Begini Faktanya
NASIONAL, ENTERTAIN, - Sebuah video beredar menyebutkan bahwa artis Sarwendah telah menjadi mualaf atau memeluk agama Islam pada bulan Ramadan 1444 Hijriah. Dalam video tersebut
Unit Samapta Polsek Ujungbatu Laksanakan Himbauan Preventif Di SMK Inayah Ujungbatu
Rokan hulu, RiauOne.Com - Personil Unit Samapta Polsek Ujungbatu, Sat Samapta Polres Rokan Hulu Bripka Harry Guntara melaksanakan kegiatan himbaun preventif tentang penyal
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified