Sabtu, 28 Maret 2015 18:59:00

Kalla DiKecam, Kalla Dibela

JK
RIAUONE.C0M, JAKARTA, ROC, - Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI,  berpendapat hak angket terhadap Menteri Hukum, Yasonna Laoly, tak terkait dengan kepentingan publik. Itu urusan elit partai semata. Pendapat Kalla pun dikecam. Ketua Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus mengecam pernyataan Kalla. Menurut Petrus, pendapat Kalla menyesatkan. Justru, partai adalah tempat aspirasi dari kepentingan masyarakat.  Fraksi partai tak bisa melakukan fungsinya karena dipecah belah kekuasaan. Ini berbahaya.
 
Tapi pernyataan Kalla dibela oleh Poempida Hidayatullah. Ketua DPP Partai Golkar itu, merasa perlu mengomentari pernyataan Petrus yang 'menyerang' Kalla, karena secara esensi apa yang disampaikan oleh RI-2 itu,  adalah benar adanya. Orang awam pun kata Poempidan, secara kasat mata dapat menilai  statement Kalla sama sekali tidak tendensius. Kalla  tak bermaksud meremehkan partai politik.
 
" Pak JK sangat paham tentang keberadaan parpol. Beliau adalah mantan Ketua Umum Partai Golkar. Sekarang pun sebagai Wakil Presiden pun diusung oleh parpol," katanya.
 
Hanya saja kata menantu mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris tersebut, sebagai negarawan Kalla menilai  kepentingan dan segala hak yang ada di parlemen,  seyogianya dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat luas. Faktanya memang masih ada puluhan ribu aspirasi masyarakat dan masalah kenegaraan yang belum tertangani secara baik di parlemen. 
 
"Masalah angket yang diinisiasi untuk mempermasalahkan kebijakan Menteri Hukum  Yasonna Laoly adalah hak DPR sepenuhnya. Tapi sepengetahuan saya urgensi masalah nasional masih banyak lagi yang perlu mendapatkan perhatian parlemen secara khusus," kata Poempida.
 
Ditegaskanya keputusan Menteri Hukum keluar, berdasarkan proses hukum yang berpatokan kepada UU tang berlaku. Bukan tiba-tiba muncul. Selain itu masih ada proses hukum lain yang bisa ditempuh bila memang merasa dirugikan. Misal ke pengadilan.
 
"Silajhan saja ikuti jalur hukum tersebut. Bukankah kita semua setuju jika hukum itu adalah panglima,"kata Poempida.
 
Poempida Hidayatulloh memang bisa dikatakan  punya kedekatan khusus dengan Jusuf Kalla, mantan Ketua Umum Partai Golongan Karya yang sekarang menjabat Wakil Presiden RI, mendampingi Joko Widodo. Pada pemilihan presiden 2009, Poempida, ikut berjibaku mati-matian memenangkan Jusuf Kalla yang ketika itu maju ke gelanggang pemilihan bersama Wiranto yang menjadi calon wakil presidennya. Mengibarkan bendera Golkar, dan disokong Partai Hati Nurani Rakyat, partainya Wiranto, Kalla maju ke arena pertarungan merebut tiket ke Istana.
 
Rival Kalla, saudagar asal Bugis itu bukan orang sembarangan. Susilo Bambang Yudhoyono, adalah rival terberat Kalla, karena berstatus incumbent. Pada pemilihan presiden 2004,  Kalla berkongsi dengan SBY. Dan sukses keluar jadi jawara pemilihan. SBY pun resmi jadi Presiden pertama yang terpilih dalam pemilihan secara langsung. Pun Kalla, menjadi Wakil Presiden pertama yang dipilih langsung. Tapi, dalam Pilpres 2009, dua sekondan itu memutuskan saling berjibaku. SBY, menjadi calon presiden, begitu pun Jusuf Kalla. Poempida ketika itu, menjadi salah satu juru bicara tim pemenangan Kalla. Tapi dewi fortuna tak menaungi si kancil dari Bugis tersebut.  Kalla kalah oleh SBY yang kala itu berpasangan dengan Boediono.
 
Bahkan, suara yang diraup duit Kalla dan Wiranto paling kecil diantara tiga pasangan yang berlaga. Di urutan dua, pasangan Megawati dan Prabowo. Sementara Kalla-Wiranto,  ada diposisi buncit alias urutan ketiga. Namun, pada 2014 ini Kalla berhasil kembali ke Istana. Namun, bukan sebagai Presiden. Ia kembali ke lingkar kekuasaan sebagai Wakil Presiden. Sementara kursi RI-1, diduduki Joko Widodo atau Jokowi, kawan duet Kalla di Pilpres 2014.  Jokowi dan Kalla, berhasil masuk Istana, setelah mengalahkan pesaingnya pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
 
Namun sang mantan juru bicara Kalla di Pilpres 2004, heran peran si kancil dari Bugis itu teramat minim di pemerintahan sekarang. Padahal, kata Poempida, pemerintahan Jokowi ini, sangatlah beruntung mendapatkan Wakil Presiden sekelas Jusuf Kalla. Kata Poempida, Kalla adalah aset bangsa Indonesia, dengan potensi dan kemampuan yang bisa dikatakan komplet. 
 
"Pengalaman Jusuf Kalla dalam hal bisnis, politik dan pemerintahan yang begitu banyak akan sangat bermanfaat bagi jalannya roda pemerintahan," katanya.
 
Tapi Poempida, merasa heran kenapa peran Kalla begitu tak maksimal. Ia sangat menyayangkan, Kalla tak dilibatkan secara maksimal. Mestinya sebagai Wakil Presiden, Kalla tak sekedar 'ban serep'.  Tapi, Kalla bisa berdayaguna dengan segala potensi yang dimilikinya, seperti saat berduet dengan SBY. Ketika itu peran Kalla banyak yang memuji. Bahkan tokoh sekelas Buya Syafii Ma'arif sampai menyebut Kalla The Real President. (yan/roc).
Share
Berita Terkait
  • 10 tahun lalu

    Jusuf Kalla Tak Diberi Peran Maksimal

    RIAUONE.COM, JAKARTA, ROC, - Ketua Umum Organisasi Kesejahteraan Rakyat (Orkestra), Poempida Hidayatulloh, menyatakan, pemerintahan sekarang ini sebenarnya sangatlah beruntu
  • 11 tahun lalu

    Ketua Partai Nasdem Dumai Agus Widayat, Jadi Juru Kampanye Joko Widodo-Jusuf Kalla

    riauone.com, - Ketua Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Kota Dumai yang juga Wakil Walikota Dumai Agus Widayat, dipersiapkan menjadi juru kampanye bagi pasangan calon preside
  • Komentar
    Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified