- Home
- Kilas Global
- Kapal Tanker Pertamina Bertambah Menjadi 217 Unit
Kamis, 24 November 2016 14:16:00
Kapal Tanker Pertamina Bertambah Menjadi 217 Unit
NUSANTARA, - PT Pertamina (Persero) berencana memperbanyak jumlah armada tankernya untuk meningkatkan volume pengangkutan minyak mentah dan memperluas distribusi bahan bakar minyak (BBM). Salah satu alasannya karena distribusi BBM di Indonesia memiliki jalur paling kompleks se-dunia.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, selama 2016-2017, Pertamina kedatangan delapan unit kapal general purpose (GP) dengan bobot mati 17.500 dead weight tonnage (DWT) yang dikirim oleh tiga galangan kapal nasional.
"Kami bisa bangun di dalam negeri. Ada di Batam, dan Lamongan. Kami harap, bisa juga dukung pengusaha kapal nasional. Saat ini, galangan kapal lokal kan baru bisa 17 ribu DWT, tapi nanti bisa saja kami memesan untuk 100 ribu DWT," tutur Wianda, Rabu (23/11)
Penambahan kapal tersebut untuk melayani distribusi BBM seluruh Indonesia dengan 111 terminal BBM dan jalur distribusi terkompleks di dunia guna terciptanya keamanan pasokan (security of supply), dan dukungan terhadap daya saing Pertamina di level nasional maupun internasional.
Hingga September 2016, Pertamina memiliki jumlah armada tanker sebanyak 217 kapal atau atau bertambah 16 kapal (tumbuh 8 persen) dibandingkan periode September 2015 yang sebanyak 201 kapal. Apabila dibandingkan dengan target Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2016, realisasi hingga September lebih tinggi enam unit.
Pertamina, lanjut Wianda, akan terus mengoptimalkan penggunaan tanker milik untuk bisa mengangkut produk-produk minyak karena sekarang lebih banyak FOB daripada cost, insurance and freight (CIF).
Dengan memiliki kapal milik sendiri Pertamina menjadi lebih efisien karena tidak lagi melakukan pola penyewaan kapal. Kebutuhan tanker dalam berbagai ukuran yang disesuaikan dengan jumlah kargo yang diangkut, letak lokasi pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar, kedalaman alur laut Indonesia, sangat penting dalam mendukung bisnis, membangun efisiensi, serta membangun ketahanan energi nasional. (et/cnn/net).
Share
Berita Terkait
Komentar