- Home
- Kilas Global
- Kasus Pembunuhan 6 Laskar FPI, Komisi III Dengar Pendapat dengan Keluarga Korban Pembunuhan
Jumat, 11 Desember 2020 09:46:00
Kasus Pembunuhan 6 Laskar FPI, Komisi III Dengar Pendapat dengan Keluarga Korban Pembunuhan
NASIONAL, - Keluarga pengawal Habib Rizieq yang tewas dalam bentrokan dengan polisi di Tol Cikampek bertemu dengan Komisi III DPR RI, Kamis (10/12). Mereka mengadu untuk meminta keadilan kasus yang menimpa anggota keluarganya.
Pertemuan ini dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond Junaidi Mahesa. Sementara itu, tidak semua perwakilan keluarga dari 6 pengawal Rizieq yang tewas datang. Mereka turut didampingi tim pengacara FPI, salah satunya Aziz Yanuar.
Kepada Desmond dan anggota Komisi III yang hadir, keluarga korban pada intinya meminta keadilan dalam kasus ini dan diusut tuntas.
"Kami mohon bantuannya keadilan di dunia ini. Kalau di akhirat pasti diadili, tapi kami minta keadilan di dunia ini," ujar adik pengawal atas nama Suci Khadafi, Anandra.
"Satu lagi, anak-anak kami tidak pernah membawa senjata satu pun ataupun perang seperti yang diinformasikan. Buat apa? Karena itu niatnya baik bukan untuk perang, niatnya baik dan kami mohon anak-anak kami sudah dibunuh lalu difitnah," lanjut dia.
Kemudian, ayah dari Lutfi Hakim, Dainuri, juga meminta keadilan kepada Komisi III. Dia menganggap peristiwa ini merupakan bagian dari perbuatan biadab.
"Karena itu kelihatan kebiadaban, dari fakta yang ada karena itu meminta keadilan dari Komisi III, mudah-mudahan dapat terungkap apa yang dilakukan yang membunuh anak saya ini. Saya minta keadilan," ungkap dia.
Keluarga Cerita Kondisi Jenazah
Lalu ada penuturan perwakilan keluarga Andi Oktiawan, Umar, yang ikut menceritakan kondisi Andi saat dimandikan.
"Pas hari malam tanggal 8 penyerahan jenazah, kemarin saya lihat pemandiannya, saya enggak bisa bayangin gimana sadisnya, menembak," jelas Umar.
"Saya lihat jenazah bengep pak, hancur. Kalau dari depan kemungkinan prediksi saya yang jelas di sini bolong, bengep. diapain bisa kayak kebakar di belakangnya. Saya mohon lah penegak hukum kalau seperti ini terus gimana negara kita dianggap. Ya gitu saja saya mohon Pak," lanjut Umar.
Juga Dainuri yang kembali bercerita bahwa di bagian punggung Lutfi terdapat bekas luka seperti bekas injakan.
"Seperti bekas diinjak dan di pelipis bengkak dan tangan terkelupas. Tembakan seperti jarak dekat, tembus ke belakang. Jadi kulitnya yang di belakang terkelupas agak lebar. Yang saya ketahui itu," tutur Dainuri.
Tak Ada Barang Korban yang Dikembalikan
Anggota Komisi III DPR, Santoso, sempat bertanya kepada keluarga yang hadir apakah barang-barang milik korban telah dikembalikan oleh kepolisian.
"Setelah kejadian itu dan almarhum dimakamkan, apakah barang-barang milik almarhum dikembalikan aparat kepada keluarga? Ini sangat penting, ini bisa untuk jadi pembuktian pada saat proses ini berjalan," tanya Santoso kepada keluarga korban.
Anandra kemudian menjawab tidak ada barang milik Khadavi satu pun yang dikembalikan kepada pihak keluarga.
"Kami keluarga tidak diberikan barang-barang Khadavi. Dompet, HP, tidak diberikan sama sekali," ucap Anandra.
Hal serupa juga diungkapkan perwakilan keluarga Andi Oktiawan, Umar. Bahkan, ia meminta kepolisian untuk mengembalikan barang-barang milik Andi yang masih berada di petugas.
"Sebetulnya sama, dari teman-teman semua. Enggak ada satu pun barang almarhum yang diterima. Bahkan masih aktif lho pak, saya bingung. Kalau bisa barang-barangnya dikembalikan, pak," jawab dia.
Keluarga Tak Izinkan Jenazah Diautopsi
Dalam pertemuan itu juga, terungkap fakta bahwa keluarga korban tak mengizinkan adanya proses autopsi. Namun hal itu tetap dilakukan pihak kepolisian tanpa persetujuan.
"Keluarga awalnya tidak pernah mengizinkan autopsi, dibuktikan dengan adanya surat pernyataan. Keluarga juga tidak ingin jenazah dimandikan, namun polisi melakukannya secara sepihak," ujar Aziz Yanuar.
Aziz menjelaskan, saat dimandikan, dari tubuh jenazah ditemukan sejumlah luka tembakan. Luka tersebut terlihat di beberapa bagian tubuh korban.
"Kami juga punya saksi di rest area KM 57, kemudian terkait kondisi jenazah saya lihat sendiri mata sebelah kiri ada peluru tembus ke belakang. Dan hampir semua badan ada bekas lubang peluru, yang jelas sangat memilukan fisiknya. Dokumentasinya sudah saya siapkan apabila diperlukan," jelas Aziz.
Keluarga Bantah Korban Punya Senjata Api
Dalam pertemuan tersebut, keluarga pengawal Rizieq kompak membantah anggota keluarganya punya senjata api. Seperti diketahui, keterangan polisi menyebut terjadi baku tembak dan pengikut Rizieq membawa senpi. Namun, keterangan itu dibantah oleh FPI.
Salah satu anggota keluarga pengawal Rizieq lainnya mengatakan, pejuang laskar FPI pengawal Habib Rizieq merupakan kegiatan sukarelawan. Sedangkan sebutan laskar khusus hanya sebuah sebutan dari Habib Rizieq.
“Untuk mengetahui laskar pasukan khusus saya nggak tahu ya. Mungkin khusus itu yang ditugaskan khusus oleh Imam (Habib Rizieq),” ungkap dia.
Keluarga menyebut, secara ekonomi saja mereka tidak mampu membeli senjata api. Bahkan untuk membeli baju pun mereka harus mencicil.
“Dan masalah pistol, sekarang gini Pak logikanya. Berapa sih harga pistol? Pejuang laskar ini sukarela Pak, hati nurani, mau beli baju aja nyicil. Gimana mau punya senjata seperti itu,” cerita dia.
FPI Punya Saksi dan Alasan Logis Mentahkan Keterangan Polisi
Untuk menuntaskan persoalan ini, Aziz mengungkapkan pihaknya memiliki saksi atas insiden tersebut. Salah satu saksi melihat kejadian penembakan di rest area 57. Saksi itu juga akan memperkuat kronologi versi FPI.
“Kita juga punya saksi di rest area 57,” ujar Azis.
Salah satu yang dibantah yakni terkait adanya 10 pengawal Rizieq yang terlibat baku tembak yang menewaskan 6 orang dan 4 orang kabur. Ia menjelaskan, dalam satu mobil hanya terdapat 6 orang pengawal Habib Rizieq. Sementara 4 orang lainnya hanya klaim sepihak dari kepolisian.
"Mengenai iring-iringan bahwa mengenai ada yang kabur menurut saya tidak logis. Dan saksi mengatakan bahwa satu mobil itu tadi yang menjadi korban. Menurut informasi bahwa 6 orang ini yang satu mobil, jadi kalau ada informasi mengenai ada 10 orang, itu tidak benar,” jelas Azis.
Komnas HAM Sudah Cek KM 50 Tol Cikampek dan Periksa Keluarga
Komnas HAM masih melakukan penyelidikan terhadap insiden antara polisi dengan pengawal Habib Rizieq Syihab pada Senin (7/12) lalu. Sejumlah pihak juga sudah dimintai keterangan.
"Tim telah melakukan permintaan keterangan dari berbagai pihak antara lain FPI, saksi, keluarga korban, serta masyarakat," kata Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM Choirul Anam dalam keterangannya.
"Tim juga melakukan pemantauan lapangan secara langsung dan sedang memperdalam TKP," sambungnya.
Namun demikian, Anam tak merinci apa saja hasil dari permintaan keterangan itu. Anam menyebut, Komnas HAM juga masih akan meminta sejumlah keterangan dari pihak lainnya seperti Kapolda Metro Jaya hingga Dirut Jasa Marga. Demikian dilansir kumparan. (kpr/net/*)