- Home
- Kilas Global
- Kisah Hassan al-Kontar Terdampar Berbulan-bulan di Bandara Kuala Lumpur menyedot perhatian dunia
Senin, 10 Desember 2018 07:22:00
Kisah Hassan al-Kontar Terdampar Berbulan-bulan di Bandara Kuala Lumpur menyedot perhatian dunia
DUNIA, - Seorang pria Suriah yang hidup terkatung-katung di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia, selama tujuh bulan, kini telah tiba di Kanada, tempat ia mendapat suaka berkat disponsori oleh sejumlah warga negara itu.
Kisah Hassan al-Kontar, 37, menyedot perhatian dunia ketika ia secara rutin mengunggah video dari Bandara Internasional Kuala Lumpur.
Awalnya tinggal di bagian koridor transit di bandara, ia menghabiskan dua bulan terakhir di pusat detensi. Para sponsor Kontar berusaha mempercepat penyelesaian kasus di Malaysia agar ia dapat segera terbang ke Vancouver, Kanada.
Dua organisasi setempat, Asosiasi Muslim British Columbia dan Canada Caring Society atau Masyarakat Peduli Kanada, mensponsorinya untuk datang ke Kanada sebagai pengungsi.
Laurie Cooper, seorang relawan Masyarakat Peduli Kanada, sebelumnya mengatakan kepada BBC bahwa ia mendapat kabar Kamis pekan lalu bahwa Kontar akan terbang ke Kanada.
"Ini sangat melegakan, masih tidak bisa dipercaya," katanya.
"Sampai saya memberikan pelukan di bandara, ini belum nyata. Prosesnya panjang, panjang dengan penuh rintangan."
Kontar 'beruntung'
Dikatakan oleh Cooper bahwa Kontar mengirim pesan pendek dari pintu pemberangkatan di Malaysia yang berisi ia tidak sabar untuk bertemu.
"Situasi yang dialaminya mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh semua pengungsi di seluruh dunia," ujar Cooper.
"Semakin sulit bagi mereka untuk mendapat tempat yang aman. Ia merupakan salah satu yang beruntung."
Menurut Canada Caring Society, orang-orang dari banyak negara membantu menggalang dana untuk mendatangkan Kontar ke Kanada.
Ketika pecah perang di Suriah tahun 2011, Kontar bekerja di perusahaan asuransi di Uni Emirat Arab.
Ia tidak dapat memperpanjang paspornya karena belum merampungkan tugas wajib militer di negaranya, tetapi ia tidak mau pulang ke Suriah karena khawatir akan ditangkap atau dipaksa masuk ke militer.
Akibatnya, pria asal Suweida, sebelah selatan Damaskus itu, tinggal secara gelap di Uni Emirat Arab, tetapi ditangkap tahun 2016.
Pada tahun 2017, ia berhasil mendapatkan paspor baru, tetapi akhirnya dideportasi ke Malaysia.
Negara itu tercatat sebagai salah satu dari segelintir negara di dunia yang memberikan fasilitas bebas visa pada saat kedatangan kepada pemegang paspor Suriah. Ia diberi visa wisata selama tiga bulan.
Ketika masa berlaku visanya di Malaysia berakhir, Kontar berusaha pergi ke Turki, tetapi dilarang masuk ke pesawat. Ia lantas pergi ke Kamboja tetapi dikembalikan ke Malaysia.
Selama berbulan-bulan, ia hidup terkatung-katung, tinggal di area kedatangan penumpang dan bertahan hidup berkat bantuan makanan dari karyawan perusahaan penerbangan.
Ia sebelumnya telah mengajukan suaka di Ekuador dan Kamboja tetapi tidak berhasil. (BBC/Ind).