- Home
- Kilas Global
- Kisah Naas Seorang TKI
Selasa, 17 Maret 2015 08:18:00
Kisah Naas Seorang TKI
RIAUONE.COM, JAKARTA, ROC, - Nasib naas dialami Adi Carmadi (28 tahun), calon Tenaga Kerja Indonesia asal Indramayu, Jawa Barat. Ia mungkin harus mengubur mimpinya bisa bekerja, di negeri ginseng, Korea Selatan. Alih-alih bisa berangkat dan bekerja di Korea Selatan, justru, uangnya sebesar Rp 21 juta amblas. Uang puluhan juta itu, Adi pergunakan untuk memuluskan mimpinya bekerja di negeri ginseng.
“Adanya ketidakjelasan hasil medical check up (MCU) di sarana kesehatan, saya batal kerja G to G ke Korea,” ujar Adi di Jakarta, Senin 16 Maret 2015.
Padahal kata Adi, ia sudah berusaha memenuhi syarat agar bisa berangkat kerja ke Korea. Salah satu syarat bisa bekerja di Korea, calon pekerja mesti menguasai bahasa Korea. Untuk itu, Adi, sejak 12 Desember 2012, mendaftar pada program pelatihan bahasa Korea di Korean Language Proficiency Test (KLPT) di Indramayu. Selama enam bulan ia kursus bahasa Korea.
"Waktu itu biaya pendaftaran dan pendidikan tes sebesar Rp 2,7 juta ditambah biaya transportasi Rp 400 ribu," katanya.
Adi kembali melanjutkan kisahnya. Pada tanggal 15 Juni 2013, ia mengikuti ujian Bahasa Korea di Universitas Esa Unggul, Jakarta. Hasil ujian bikin dia senang. Dirinya dinyatakan lulus. Sertifikat ujian Bahasa Korea pun ia kantongi yang dikeluarkan oleh BNP2TKI.
" Sertifikat dengan registrasi nomor 0122013P10001575. Masa berlaku sertifikat ini 1 Juli 2014 sampai 2 Juni 2015," ujarnya.
Sertifikat yang ia terima dari BNP2TKI kata Adi, ditandatangani oleh Haposan Saragih, Direktur Pelayanan Penempatan Pemerintah BNP2TKI.
Kemudian, setelah itu LPK ‘Yoboseyo Indramayu’ mempersiapkan data dan dokumen yang diperlukan untuk berangkat ke Korea, mulai dari paspor, Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), kartu kuning dan lain-lain. Data itu yang akan dikirim ke BNP2TKI.
“Nah, pihak LPK memintai saya uang sebesar Rp 10 juta yang konon katanya untuk biaya administrasi kepengurusan, dan lain-lain,"kata Adi.
Berbagai dokumen pun kemudian dikirim ke BNP2TKI. Adi mengaku menunggu kurang lebih hampir satu setengah tahun untuk mendapatkan kontrak dari Korea. Kata dia, panggilan Preliminary Training (Prelim) melalui situs resmi BNP2TKI. Namun dia tak habis pikir, pihak LPK kembali meminta biaya sebesar Rp 8 juta. Pihak LPK menyatakan uang sebesar itu untuk biaya pembayaran Prelim dan transport.
" Dengan rincian pambayaran Prelim sebagai berikut, untuk pmbayaran jaket Rp 100 ribu, untuk psikotest Rp 250 ribu medical check up Rp 575 ribu, untuk asuransi Astindo Rp 760 ribu. Biaya apply visa Rp 720 ribu. Biaya preliminary training Rp 1,1 juta dan deposit tiket Rp 3,1 juta," tuturnya.
Maka kata dia, bila dihitung-hitung, sebagai calon. TKI dirinya sudah mengeluarkan uang sekitar Rp 21 juta. Belum lagi biaya - biaya lainnya yang tidak tercatat. Adi juga menceritakan tentang proses medical check up. Hasil chek up yang dikeluarkan oleh Avida Medical Center di Jalan Cipinang Cempedak Raya No 5, Polonia, Jakarta Timur, dirinya dinyatakan unfit. Karena penasaran, ia chek up lagi di Insani Medical Center di Jalan Basuki Rahmat Jakarta. Bahkan ia juga chek up di di An-Nur Medical Center.
"Hasilnya, kedua chek up itu saya dinyatakan sehat atau fit," kata dia.
Ia pun kemudian membawa hasil chek up tersebut ke BNP2TKI. Tapi petugas di BNP2TKI keukeuh berpatokan pada data awal bahwa dirinya dinyatakan unfit. Tak puas, ia pun mendatangi Avida untuk menunjukan hasil chek up yang berbeda. Oleh petugas Avida, dia diminta chek up ulang. Hasilnya, ia tetap dinyatakan unfit.
"Berdasarkan hasil perbandingan chek up yang dikeluarkan tiga sarana kesehatan, dimana dua menyatakan sehat, satu klinik menyatakan tak sehat, saya kan bertanya, mana bisa dipercaya,"katanya. (gus).
Share
Berita Terkait
TKI Asal Indonesia di Petaling Jaya Malaysia ini Dikunci di Balkon Rumah oleh Majikan Setiap Hari
INTERNASIONAL, - Ki
Kisah Gadis Jelek, Dulu Dicampakkan Suami, Kini Dinikahi Bule
LUARNEGERI, - Nasib wanita asal Vietnam ini berubah drastis setelah melakukan operasi plastik untuk mengubah total wajahnya.
Phuong Thi No merupakan sosok yang viral di Vi
11 orang meninggal, Kapal TKI Ilegal Terbalik di Malaysia: 14 Selamat, dan 25 Hilang
NASIONAL, - Sebanyak 14 warga Indonesia selamat, 11 orang meninggal dan 25 lainnya masih dalam pencarian dalam kecelakaan kapal di perairan Johor Bahru, Malaysia Rabu, 15 Desemb
Apa Kesalahan Mereka?, Malaysia Tangkap 21 Pekerja Migran Indonesia di Restoran
LUARNEGERI, KUALA LUMPUR - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur akan memastikan kondisi 21 pekerja migran Indonesia (PMI) yang ditangkap Departemen Imigrasi Mal
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified