RIAUONE.com, DUMAI, RIAU, ROC, - Komandan Pangkalan TNI AL Dumai Kolonel Laut (P) Avianto Roswirawan, mengatakan sesuai keterangan saksi bahwa jumlah perompak yang terjadi di Selat Malaka itu kurang lebih mencapai 19 orang.

 

"Sesuai keterangan saksi yang merupakan anak buah kapal (ABK) MT Joaquim bahwa jumlah kawanan perompak itu mencapai 19 orang. Masing-masing memiliki peran sebelum akhirnya berhasil menguasai kapal sasarannya," jelasnya, Selasa (11/8/15).

 

Dikatakannya, sekitar 19 perompak yang mendatangi kapal tersebut dengan menggunakan kapal pancung dan langsung naik ke anjungan. Lima orang perompak itu berhasil naik ke anjungan, tiga diantaranya membawa pistol.

 

"Kawanan perompak Selat Malaka ini terbilang cukup lihai dalam menjalankan aksinya. Buktinya, setelah berhasil menguasai kapal sasarannya, kawanan itu langsung naik ke atas kapal dengan perlengkapan senjata hingga kampak dan parang," ujarnya.

 

Lanjut Danlanal Dumai, sebagian dari mereka bertutup kepala, dan ada juga yang tidak menggunakan penutup kepala. Sementara itu, di ruang lain ada sembilan orang lainnya yang berada di ruangan ABK, ruang mesin dan gudang dan sekitar lima orang berada di dek.

 

"Perompakan ini mengakibatkan kerugian materil karena seluruh perlengkapan milik ABK termasuk uang dan pakaian ikut diambil. Perlengkapan kapal berupa GPS, Radar, AIS, HP Satelit, Radio, Ekosonder, transponder, EPRB sinyal emergency, komputer, bahan makanan, parasut, kulkas kecil juga dibawa lari oleh perompak," ujarnya.

 

Motif perompakan ini, menurutnya, adalah untuk menguras habis muatan minyak LCO. Sebab, salah satu perompak memerintahkan kapten kapal untuk menggerakkan kapal ke posisi yang sudah ditentukan sambil berbicara menggunakan radio memanggil kapal lain. 

 

"Sampai di tempat yang dituju, sudah menunggu satu kapal tanker lain dan langsung merapat di lambung kiri MT Joaquim. Kapal lain merapat dan sambil tetap jalan dengan kecepatan sekitar lima knot, langsung menguras isi muatan kapal MT Joaquim. Isi muatan kapal tersebut dikuras sekitar 2.900 ton LCO," ujarnya.

 

Pemindahan isi muatan minyak berlangsung cukup lama hingga sekitar pukul 06.30 WIB pada Minggu (9/8) pagi kemarin. Setelah pemindahan selesai, seluruh ABK diikat dan dimasukkan kedalam satu ruangan kontrol. Para ABK tidak mengetahui keberadaan para perompak.

 

"Lokasi tempat sandra di cat oleh kawanan perompak sehingga cukup sulit untuk mengetahui keberadaan kawanan perompak melarikan diri. Pada jam 07.15 WIB kapal perompak melepaskan diri dengan cara memutus tali-tali dan meninggalkan MT Joaquim dalam posisi lego jangkar," katanya.

 

Kini kawanan perompak tersebut berhasil melarikan diri setelah menguras habis 2.900 minyak mentah dari kapal MT Joaquim dan meninggalkan kapal itu dalam keadaan rusak di 

perairan utara Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis. Nilai kerugian hingga kini belum bisa diketahui.

 

Sedangkan mengenai kapal MT Joaquim kini dalam proses evakuasi dan mendapat pengawalan KRI Clurit. Kemudian untuk memburu kawanan perompak itu, pihaknya memerintahkan Pasintel Lanal Dumai menggunakan Patkamla Combat untuk mencari dan menyisir tempat yang diduga menjadi lokasi pelariaan perompak.

 

Sebagai data tambahan, telah terjadi perompakan MT Joaquim terjadi pada hari Sabtu (8/8) sekira pukul 20.00 WIB oleh orang yang tidak dikenal pada posisi 02 34.00 LU 101 26.20 BT. Kapal tersebut mengangkut 2.900 ton minyak mentah jenis light crude oil (LCO) dengan awak delapan orang anak buah kapal (ABK). 

 

Kapal berbendera Singapura itu baru bisa diketemukan satu hari setelahnya, setelah Lanal Dumai dan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) melakukan pencarian bersama, karena mendapat laporan atas kejadian perompakan di Selat Malaka. (rhc/roc/zar).