- Home
- Kilas Global
- Lhoo? Email Wartawan Wall Street Journal Bobol, Diduga Dilakukan Peretas Cina?
Minggu, 06 Februari 2022 19:12:00
Lhoo? Email Wartawan Wall Street Journal Bobol, Diduga Dilakukan Peretas Cina?
INTERNASIONAL, - Akun email jurnalis Wall Street Journal, telah diretas dan kemungkinan data sejumlah staf redaksi media terkemuka Amerika Serikat itu telah disadap.
Peretasan kemungkinan bertujuan mengumpulkan data rahasia untuk keuntungan Cina, kata penasihat keamanan internet perusahaan media News Corp, Sabtu, 5 Februari 2022.
News Corp mengatakan pelanggaran itu ditemukan pada akhir Januari 2022 terhadap email serta dokumen sejumlah karyawan, termasuk jurnalis. Dikatakan bahwa perusahaan keamanan siber Mandiant telah mengatasi pelanggaran tersebut.
David Wong, wakil presiden konsultan di Mandiant, mengatakan para peretas diyakini mempunyai "hubungan dengan Cina, dan kami yakin mereka kemungkinan terlibat dalam kegiatan spionase untuk mengumpulkan intelijen demi kepentingan Cina."
Juru bicara Kedutaan Besar Cina di Washington mengatakan dia tidak mengetahui rincian laporan tetapi dia berharap "ada pendekatan profesional, bertanggung jawab dan berbasis bukti untuk mengidentifikasi insiden terkait dunia maya, daripada membuat tuduhan berdasarkan spekulasi. "
Dalam sebuah surat yang dilihat oleh Reuters, eksekutif perusahaan mengatakan kepada karyawan mereka bahwa "kami yakin aktivitas tersebut mempengaruhi sejumlah akun email bisnis dan dokumen dari kantor pusat News Corp, News Technology Services, Dow Jones, News UK, dan New York Post."
"Analisis awal kami menunjukkan bahwa keterlibatan pemerintah asing mungkin terkait dengan kegiatan ini, dan bahwa beberapa data telah diambil," kata eksekutif News Corp.
Perusahaan menambahkan bahwa unit bisnis lainnya, termasuk Penerbit HarperCollins, Move, News Corp Australia, Foxtel, REA, dan Storyful, tidak menjadi sasaran dalam serangan itu.
Akibat serangan itu, saham News Corp turun 1,3% pada perdagangan pagi.
Hacker Cina berulang kali disalahkan atas peretasan jurnalis baik di Amerika Serikat maupun di tempat lain.
Pada tahun 2013, misalnya, New York Times melaporkan peretasan pada 53 komputer pribadi milik karyawannya. Surat kabar itu mengatakan waktu penyusupan itu sesuai dengan penyelidikan terhadap kekayaan yang dikumpulkan oleh kerabat Wen Jiabao, perdana menteri Cina saat itu.
Laporan tersebut adalah yang pertama dalam serangkaian pengungkapan kontemporer tentang penyusupan serupa atau upaya penyusupan di organisasi media AS lainnya, termasuk Bloomberg, Washington Post, dan Wall Street Journal.
Peretas Beijing mengincar jurnalis Barat selama bertahun-tahun, kata Mike McLellan, direktur intelijen di perusahaan keamanan siber Secureworks, yang telah melacak mata-mata terkait dengan Cina terhadap organisasi media selama dekade terakhir.
Dia mengatakan wartawan mungkin memiliki akses ke sumber intelijen yang berharga tentang musuh Cina atau lawan domestiknya.
Meski dianggap bertentangan dengan reputasi Cina untuk spionase siber agresif terhadap berbagai target - dari rahasia militer hingga kekayaan intelektual - McLellan mengatakan media tetap menjadi sasaran favorit.
"Wartawan - dan hal-hal yang sedang mereka kerjakan - cukup tinggi dalam daftar prioritas mereka," katanya. (*).