- Home
- Kilas Global
- Lihat Ini Anak Negeri, Pengangguran Indonesia Tertinggi di ASEAN, Pemerintah Bisa Apa?
Senin, 22 Juli 2024 08:17:00
Lihat Ini Anak Negeri, Pengangguran Indonesia Tertinggi di ASEAN, Pemerintah Bisa Apa?
NASIONAL, - Hingga kini, masalah pengangguran di Indonesia masih belum terbendung, malah semakin bergejolak, dengan demikian ia menjadi momok tersendiri.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik, pada periode Agustus 2023, presentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai angka 5,32%. Lalu, pada periode Februari 2024, BPS kembali mencatat tingkat pengangguran sebesar 4,82%, turun sedikit dari tahun sebelumnya.
Meskipun tren tersebut cenderung menurun, baru-baru ini International Monetary Fund (IMF) melalui World Economic Outlook pada April 2024 menyebutkan, tingkat pengangguran di Indonesia ada di angka 5,2% dan menjadikan Indonesia duduk di posisi pertama ASEAN.
Penyumbang tertinggi pengangguran adalah lulusan SMK/SMA atau sederajat. Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2023, lulusan SMK/SMA yang menganggur berjumlah 8,6%, disusul oleh lulusan diploma ke atas 5,10%, sekolah dasar 3,34%, serta tidak pernah sekolah 1,51%.
Fenomena ini, tentu saja, memunculkan pertanyaan, apa yang menyebabkan tingginya pengangguran di Indonesia? Strategi seperti apa yang mesti disusun oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Ketenagkerjaan (Kemnaker) untuk membendung gejolak pengangguran? Artikel ini menyoroti penyebab tingginya angka pengangguran di Indonesia dan strategi jitu untuk membendung peningkatan angka pengangguran.
Penyebab terjadinya pengangguran disebabkan oleh banyak faktor, tentu saja. Secara umum, tingginya tingkat pengangguran terbuka di Indonesia disebabkan oleh adanya masyarakat yang belum bekerja, sedang kuliah/sekolah dan mencari kerja, baru lulus sekolah/kuliah dan baru mencari kerja, serta orang yang baru berhenti kerja, dan sedang mencari pekerjaan baru.
Secara khusus, tingginya TPT disebabkan keterampilan pelamar yang tidak sesuai kriteria perusahaan, kurangnya pendidikan dan keterampilan pelamar, sulitnya mobilitas geografis yang menyulitkan pelamar berpindah daerah, tingginya persaingan pasar global, di mana perusahaan asing cenderung memilih pekerja dari negara mereka ketimbang pekerja dari negara kita.
Selain itu, ketakutan untuk mengambil risiko dan kecenderungan untuk memilih pekerjaan yang sesuai dengan minat pribadi masing-masing turut memengaruhi fenomena pengangguran, kemajuan ilmu pengetahuan teknologi (IPTEK) membuat banyak perusahaan hanya sedikit membutuhkan tenaga kerja karena posisinya telah tergantikan dengan hadirnya teknologi terkini seperti robot.
Inilah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran di Indonesia kian tinggi hingga kini. Fenomena ini, tentu saja, perlu disikapi dengan serius oleh pemerintah, sebab jika tidak, kita bakal selamanya terjebak dalam lingkaran setan kemiskinan. (ant/kps/*). sc:antara/kompas
Share
Berita Terkait
Komentar