- Home
- Kilas Global
- Lihat Pramugari Berbusana Terbuka, Doktor dari New Zealand ini Kirim Surat ke Parlemen Malaysia
Selasa, 16 Januari 2018 07:36:00
Lihat Pramugari Berbusana Terbuka, Doktor dari New Zealand ini Kirim Surat ke Parlemen Malaysia
DUNIA, - Maskapai penerbangan yang berbasis di Malaysia sekali lagi didesak untuk memberlakukan seragam kerja yang menutup aurat untuk setiap pramugarinya.
Hal tersebut diungkapkan oleh seorang anggota Majelis Nasional, Datuk Hanafi Mamat dimana dia mengatakan seorang wanita Selandia Baru, Dr June Robertson, menulis sepucuk surat kepadanya yang mengungkapkan rasa jijiknya saat melihat seragam pramugari maskapai penerbangan negara.
"Robertson menulis surat ini setelah membaca laporan berita di Selandia Baru karena penolakan saya terhadap seorang pramugari model seksi," katanya dikutip dari Siakapkeli.my, Senin (15/1/2018).
Dalam surat tersebut Robertson mengatakan dirinya biasa pergi ke Malaysia dua kali setahun selama 10 tahun terakhir karena cintanya kepada negara tersebut.
Dia merasa jijik saat melihat pramugari mengenakan rok terlalu pendek dan berhadapan dengan pramugari dari maskapai penerbangan itu.
Robertson disebutkan sedang dalam penerbangan dari Auckland ke Kuala Lumpur, saat melihat seorang pramugari yang bertugas di kelas bisnis membiarkan bajunya terbuka. Dia meminta wanita itu untuk memakai jaket karena dia membungkuk kepada Robertson dan penumpang lainnya.
Sebelumnya, Datuk Hanafi Mamat dalam debat mengenai Supply Bill 2018 telah menyarankan agar pemerintah mengenalkan pakaian yang sesuai dengan syariah kepada pramugari di semua maskapai Malaysia.
Ia mengaku kurang berkenan dengan pakaian yang dikenakan pramugari AirAsia dan FireFly.
"Sudah saatnya pemerintah memberikan aturan pakaian baru untuk menggambarkan Malaysia sebagai negara Islam," katanya.
Langkah tersebut dikatakan tidak akan merugikan maskapai penerbangan karena kualitas penerbangan tergantung pada layanan yang ditawarkan.
Robertson juga membandingkan perusahaan dengan maskapai Eropa lainnya seperti Selandia Baru dan Amerika Serikat.
"Mereka tidak perlu memakai rok sependek itu," tulis Robertson lagi. (trb/*)
Share
Berita Terkait
Komentar