Senin, 31 Mei 2021 21:57:00

Malaysia Total Lockdown, Harga CPO Jatuh Tapai

pipa loading CPO ke tanker


NASIONAL, - Keputusan Malaysia untuk menerapkan kembali lockdown (penguncian total wilayah) membuat harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) anjlok signifikan pada perdagangan awal pekan ini, Senin (31/5/2021).

Harga kontrak CPO pengiriman Agustus di Bursa Malaysia Derivatif Exchange langsung drop RM 85/ton atau setara dengan 2,12% ke RM 3.925/ton. Padahal akhir pekan lalu harga CPO berhasil ditutup di RM 4.010/ton.

Melansir Reuters, Malaysia akan memulai penguncian nasional dua minggu mulai Selasa pekan ini. Aktivitas bisnis dan layanan yang non-esensial bakal ditutup untuk mengendalikan pandemi. Perkebunan kelapa sawit akan diizinkan beroperasi sedangkan sektor manufaktur diizinkan beroperasi dengan kapasitas yang dikurangi.

Kasus infeksi Covid-19 harian di Negeri Jiran terus mengalami lonjakan. Bahkan kondisi pertambahan kasusnya sudah melebihi India jika dilihat kasus harian per satu juta penduduknya.

Per 29 Mei lalu kasus infeksi harian Covid-19 tercatat mencapai 235,78 per 1 juta orang penduduk. Pembatasan mobilitas di Malaysia akan mengurangi konsumsi masyarakat terutama untuk sektor hotel, restoran dan katering. Permintaan untuk konsumsi minyak sawit pun menurun. Hal inilah yang menjadi pemicu turunnya harga.

Harga kontrak minyak nabati lainnya juga ikut mengalami koreksi. Di Bursa Komoditas Dalian, harga kontrak minyak kedelai dan kontrak minyal sawit yang aktif diperjualbelikan mengalami penurunan masing-masing 0,5% dan 0,6%.

Sepanjang pekan lalu, harga CPO naik 0,5%. Kendati ekspor Malaysia melesat fantastis di bulan April, tetapi kenaikan kasus Covid-19 menjadi penghambat kenaikan harga lebih lanjut selain harga juga sudah tergolong tinggi.

Berdasarkan data pemerintah yang baru Jumat lalu, ekspor Malaysia pada bulan April naik 63% dari tahun sebelumnya dan menjadikannya laju pertumbuhan tercepat dalam lebih dari dua dekade.

Ekspansi April melebihi perkiraan 10 ekonom yang berpartisipasi dalam jajak pendapat Reuters. Konsensus memperkirakan bakal ada kenaikan 52,4% di bulan April. Namun kenyataannya lebih tinggi. Peningkatan ekspor bulan April lebih tinggi dari pertumbuhan 31% yang dibukukan pada Maret.

Laju pertumbuhan tercepat sejak Februari 1998, dengan kenaikan pengiriman terlihat di semua kategori kecuali gas alam cair dan peralatan transportasi menurut keterangan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Internasional Malaysia.

Di sisi lain ekspor minyak sawit Malaysia yang meningkat sepanjang 1-25 Mei meskipun tipis juga menjadi salah satu pendorong kenaikan harga CPO. Perusahaan surveyor kargo memperkirakan ekspor minyak sawit Malaysia naik 0,3% dibanding periode yang sama bulan lalu menjadi 1,105 juta ton. Demikian dilansir cnbc. (*).

Share
Berita Terkait
  • 8 jam lalu

    Peran TNI di Inhu dalam Penangkapan Narkoba, LBH Batas Indragiri Apresiasi Tindakan Tegas

    RIAUONE, Inhu - Unit satuan intelijen Kodim 0302 Indragiri Hulu (Inhu) mendapatkan apresiasi dari Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Batas Indragiri, apresiasi tersebut

  • 8 jam lalu

    PolyU Kembangkan Mekanisme Terobosan untuk Pengeluaran Tetesan Air Beku Secara Otomatis....


    *PolyU Kembangkan Mekanisme Terobosan untuk Pengeluaran Tetesa
  • 9 jam lalu

    Kearney appoints Varun Arora as new Managing Partner for Southeast Asia

    SINGAPORE - 15 January 2025 - Global management consultancy Kearney has appointed Varun Arora as its new Managing Partner for Southeast Asia, effective 1 January 2025, as the fi

  • Komentar
    Copyright © 2012 - 2025 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified