• Home
  • Kilas Global
  • Menlu Malaysia akan Bertanya Apakah Militer Myanmar Lakukan Genosida?
Senin, 19 Desember 2016 09:41:00

Menlu Malaysia akan Bertanya Apakah Militer Myanmar Lakukan Genosida?

Citra satelit DigitalGlobe yang dirilis oleh Human Rights Watch 21 November 2016, menunjukan kerusakan bangunan di desa Wa Peik, Maungdaw District, Myanmar dimana etnis Rohingya tinggal.
JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman juga akan menghadiri pertemuan Asean Retreat di Yangon. Ia mengatakan akan mengajukan pertanyaan-pernyataan keras terhadap Pemerintah Myanmar.
 
"Daripada mendengarkan secara pasif penjelasan dari Myanmar, saya akan menanyakan apakah militer Myanmar melakukan pembersihan etnis dan kejahatan kemanusiaan terhadap Rohingya di Rahine State?" ujar Anifah, dikutip Malaysia Kini.
 
Menurutnya, penting bagi Pemerintah Myanmar untuk menjelaskan bukti-bukti yang ditunjukkan citra satelit Human Rights Watch. Sebanyak 1.500 rumah dilaporkan terbakar di Rakhine dalam kurun waktu dua bulan. Militer Myanmar disebut bertanggung jawab atas pembakaran itu.
 
Anifah juga menyayangkan sedikitnya akses yang diberikan terhadap warga Rohingya. Mereka selama ini menderita kekurangan bahan makanan dan obat-obatan, tentu kesulitan itu harus segera diatasi.
 
Malaysia akan mendesak Suu Kyi untuk melindungi kehidupan rakyatnya. Para menteri Asean juga harus mendapatkan kepastian bahwa konflik yang terjadi di Rakhine sejak Oktober lalu dapat segera diselidiki.
 
"Pertemuan ini tidak bisa dianggap sebagai bentuk perlindungan politik bagi Myanmar. Menteri-menteri luar negeri Asean harus menggunakan kesempatan ini untuk menyelesaikan krisis," ungkapnya.
 
Ia menjelaskan, Malaysia tidak menandatangani Konvensi Pengungsi PBB pada 1951 lalu. Dengan demikian, Pemerintah Malaysia tidak memiliki kewajiban untuk memberikan suaka bagi pengungsi.
 
Saat ini ada sekitar 150 ribu etnis Rohingya di Malaysia. Seluruhnya merupakan pengungsi ilegal. (rol/rep/roc).
source : malaysiakini.
Share
Berita Terkait
  • 5 tahun lalu

    Jalani Kurungan 500 Hari, dua wartawan Reuters yang ungkap pembunuhan warga Rohingya Bebas

    LUARNEGERI, - Wa Lone dan Kya Soe Oo dihukum berdasarkan Undang-Undang Kerahasiaan Resmi dan dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara pada September lalu.

    Dua wartawan kantor

  • 7 tahun lalu

    Presiden Erdogan sebut pembunuhan kaum Rohingya di Myanmar genosida

    DUNIA, - Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan pada Jumat bahwa kematian ratusan orang Rohingya di Myanmar selama sepekan terakhir merupakan genosida yang ditujukan ke k
  • 7 tahun lalu

    Indonesia akan Dirikan Rumah Sakit Masyarakat Rohingya Myanmar

    MANILA, - Indonesia akan membangun rumah sakit di atas tanah seluas 4.000 meter persegi sebagai bentuk bantuan kesehatan jangka panjang bagi kelompok masyarakat terpinggirk
  • 8 tahun lalu

    [VIDEO] Sindiran Keras PM Najib Razak terhadap Kasus Rohingya

    DUNIA, - Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak menyerukan Indonesia untuk memperjuangan warga Muslim Rohingya yang ditindas militer Myanmar. Dalam seruannya, Najib ikut
  • Komentar
    Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified