JAKARTA,  - Setelah melaunching Semarang Great Sale (Semargres) 2017, kali ini Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengenalkan event berikutnya yang bertajuk Riau 'Menyapa Dunia' 2017.

 

Dalam sambutannya, Menteri Pariwasata, Arief Yahya menggunakan Tanjak di kepalanya yang merupakan pakaian khas Riau sambil mengenalkan berbagai keunggulan yang dimiliki di Provinsi Riau.

 

"Ikuti launching-nya, datangi event-eventnya ke Riau," ajak Menpar Arief Yahya, saat launching Calender of Event Provinsi Riau di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kemenpar RI di Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (16/3/2017).

 

Sambungnya, Menpar, pastikan semua kalender kegiatan itu berjalan sesuai skedulnya, karena akan menjadi patokan timelinenya oleh para travelers. Jangan sampai berubah tanggal, apalagi bulan dan tahun.

 

"Travelers itu membuat planning untuk berwisata itu jauh hari sebelumnya. Masing-masing negara punya kebiasaan season yang berbeda-beda. Mereka akan searching, booking, sampai payment via online. Anda bisa bayangkan, kalau berubah tanggal, mereka akan sangat kerepotan," lanjutnya.

 

Riau ini merupakan Provinsi yang sangat kental akan budaya Melayunya, maka dari itu untuk menarik minat kunjungan wisatawan sekaligus mempromosikan Riau sebagai destinasi unggulan, Menpar mempunyai tiga event besar yang mengunggulkan pariwisatanya, yakni Festival Bekudo Bono, Bakar Tongkang, dan Pacu Jalur

 

Selain event Bakar Tongkang dan Pacu Jalur yang sudah dikenal ke mancaranegara, wisata Bono di Kuala Kampar yang terkenal dengan fenomena alamnya yang berupa gelombang terbaik di dunia ini akan dijadikan oleh Pemerintah Provinsi Riau sebagai magnet untuk mendatangkan wisatawan dunia ke Riau.

 

Dikesempatan yang sama, turut hadir Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Ia mengatakan, "Bono akan menjadi semacam penghela atas keunggulan wisata lainnya, seperti Bakar Tongkang dan Pacu Jalur. Kita fokus mengusung Bono agar benar-benar tampil atas kekuatannya yang dinilai sebagai gelombang sungai terbaik di dunia," ujarnya.

 

Banyak sejumlah peselancar dari mancanegara yang sudah membuktikannya, lanjut Andi.

 

"Kini bagaimana kita menghadirkan Bono atas keunikannya. Upaya tersebut tidak boleh setengah-setengah, namun harus benar-benar terkonsep, terukur, dan  memiliki sistem perencanaan sampai evaluasi," sambungnya.

 

Menurut  Andi Rachman membangun  pariwisata merupakan upaya kolektif yang membutuhkan sinergitas termasuk publik yang menjadi subjek di objek pariwisata.

 

"Kita berharap ketika Bono sudah kuat, maka ia akan menjadi pintu masuk dalam memperkenalkan objek lain, termasuk pariwisata berbasis budaya sampai kuliner,” pungkas Andi Rachman. dilansir industryco Jumat.

 

Untuk Festival Bekudo Bono, mengarungi gelombang Bono dengan menggunakan sampan kayu akan berlangsung di Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan pada 13-16 Maret 2017.

 

Sedangkan event Bakar Tongkang yang merupakan sebagai tradisi masyarakat Tionghoa memuja dewa langit yang berlangung di Kabupapten Rokan Hilir pada 10-11 Juni 2017. Lalu, untuk event Pacu Jalur akan berlangsung pada 23-26 Agustur 2017 di Kabupaten Kuantan Sengingi. (*/ind).