NUSANTARA, - PT Pertamina (Persero) diminta mengambil alih pengelolaan ladang gas terbesar Indonesia yang berada di Blok Natuna. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan, saat ini potensi gas bumi di blok tersebut dikuasai konsorsium asing.

 

"Salah satu ladang yang besar sekali disitu adalah Gas Natuna Timur, itu cadangannya empat kali Masela," tutur Rizal di Kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, semalam.

 

Dia menjelaskan, cadangan gas di Kepulauan Natuna empat kali lebih besar dari Blok Masela. Namun, 70 persen dari gas tersebut mengandung karbondioksida. "Tetapi ada negatifnya, 70% dari gas itu CO2. Jadi harus idipisahkan dulu CO2 nya dan mahal," beber dia.

 

Kegiatan eksplorasi migas, kata dia, belum cukup menarik lantaran harga minyak dunia masih rendah. Tapi dia memperkirakan, harga minyak mentah di pasar global akan mulai naik hingga US$70 per barel pada tahun depan. Banyak pengusaha nasional diprediksi akan tertarik menjadi rekanan Pertamina dalam mengelola Blok Natuna.

 

"Esensinya, kita mau daerah Natuna itu jadi tempat hub untuk processing gas dan industri termasuk peralatannya," pungkas dia. (mtv/roc).