• Home
  • Kilas Global
  • Meski Nyawa Jadi Taruhan, Bandar Narkotika Internasional Makin Liar
Rabu, 29 Maret 2017 01:30:00

Meski Nyawa Jadi Taruhan, Bandar Narkotika Internasional Makin Liar

Net/rpc
Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso (kiri) menunjukan barang bukti (BB) narkotika jenis sabu dan tersangka saat rilis pengungkapan jaringan narkotika internasional di Kantor BNN, Jakarta, Senin (27/3/2017).
RIAUONE.COM, JAKARTA —Kendati tindakan tegas Polri pada bandar narkotika kerap membuahkan kematian, namun sepertinya bandar narkotika tetap cuek. Bandar narkotika internasional ternyata tidak menghentikan operasinya mengedarkan narkotika di Indonesia. Senin (27/3), Bareskrim Polri dan Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkap dua kasus penyelundupan narkotika dari Malaysia. 
 
Sesuai data yang diterima Jawa Pos (JPG), setidaknya sudah ada 11 bandar yang dalam proses penangkapannya ternyata harus tewas karena melakukan perlawanan selama 2017. Yang terbaru, kemarin Ditipid Narkoba menewaskan dua bandar dalam penggerebekan di Medan (Sumut) dengan barang bukti 6,5 kg, 190 ribu butir ekstasi dan 50 ribu butir happy five. Narkotika berasal dari Malaysia. 
 
Di hari yang sama, BNN juga merilis pengungkapan bandar yang menyelundupkan 11 kilogram narkotika dari Malaysia 
 
menuju Pontianak. Seorang bandar tewas tertembak dalam proses pe­nangkapan tersebut. Bandar nekat berupaya melarikan diri. Direktur Ditipid Narkoba Bareskrim Brigjen Eko Dani Yanto mengungkapkan Fidel Husni itu merupakan bandar besar yang memiliki jaringan yang begitu banyak. Awalnya, yang ditangkap itu Agus Salim yang sedang menyerahkan sabu seberat 1 kg pada Nanang Taufik. 
 
”Dari penangkapan ini ternyata Agus mendapatkan narkotika dari Munasir, tersangka lain,” ujarnya.
 
Untuk mengejar Munasir digerebeklah sejumlah tempat seperti Jalan Kalisari, Pasar Rebo Jakarta Timur dan Ruko Sedayu Square di Jakarta Barat. Dari kedua tempat itu kembali ditemukan 5,5 kg sabu di dalam mesin cuci, 190 ribu butir ekstasi dan 50 ribu butir happy five. ”Munasir ditangkap di Jalan Alternatif Cibubur,” jelasnya.
 
Dari Munasir yang merupakan bandar di Jakarta ini diketahui ternyata merupakan suruhan dari FH yang berada di Medan, Sumut. Pada akhir Maret lalu, FH ditangkap di rumahnya di Pondok Surya 2, Medan. 
 
”Saat ditangkap itu ternyata didapatkan sebuah AK 47, satu pucuk revolver 250 bungkus amunisi 5,6 mm dan dua bungkus happy five,” ungkapnya.
 
Dari FH ditangkaplah Azhari yang merupakan koordinator transporter distribusi narkotika dari Penang Malaysia ke Indonesia. ”FH dan Azhari ini diduga masih menyimpan senjata dan narkotika,” terangnya. 
 
 Namun, saat keduanya diminta menunjukkan lokasinya mereka malah melawan. Keduanya akhirnya meninggal dunia karena ditembak petugas. ”Penindakan tegas dilakukan karena mengancam nyawa petugas,” ujarnya.(rpc)  
 
Share
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified