RIAUONE.COM, JAKARTA, ROC, - Tahun ini, Masyarakat Ekonomi Asean, akan diberlakukan. Persaingan pun akan kian sengit. Negara dengan sumber daya yang unggul, itulah yang akan siap 'bertarung'.  Indonesia yang menjadi bagian dari Masyarakat Ekonomi Asean, mau tak mau mesti segera berbenah diri. Sebab masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibereskan agar bisa bersaing dengan negara lain. Bila tidak, di era 'pasar bebas' Indonesia bakal terlibas dan hanya jadi penonton.

 

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti,  menyatakan Indonesia dari sisi kelautan memiliki. potensi yang luar biasa. Setidaknya ada tiga fakta yang dimiliki Indonesia. Pertama, wilayah Indonesia dua pertiganya adalah perairan. Kedua, garis pantai Indonesia adalah terpanjang nomor dua di dunia. Ketiga, ekpor perikanan Indonesia nomor lima di Asia Tenggara.

 

"Dua yang pertama wow. Yang ketiga bikin kepala pening,"kata Susi, di Jakarta, Selasa, 31 Maret 2015.

 

Dari sisi konsumsi ikan, kata Susi, masyarakat Indonesia memang banyak memakan ikan. Namun ikan yang menjadi asupan protein, adalah ikan-ikan yang nilai jualnya bisa dikatakan rendah, seperti lele, mujair dan tongkol. Sementara kerapu dan kakap merah dilempar keluar. Susi pun yakin, para nelayan jarang mengkonsumsi ikan seperti kerapu atau kakap merah, karena harganya yang tinggi.

 

"Karena kerapu itu 70 ribu per kilo. Mereka lebih pilih ayam. Sementara lele dan mujair pakannya it impor. Kalau kita biarkan ya semua jalan terus. Orang tetap makan ikan. Tapi bukan ikan yang seharusnya," katanya.

 

Susi pun bertekad merubah itu. Nelayan mesti jadi tuan rumah di negerinya sendiri. Mereka harus jadi tuan di lautan nusantara. Karena itu begitu ia diangkat jadi menteri, salah satu permintaannya ke Presiden Joko Widodo, ia tak mau ada intervensi. Jika ia banyak menerima intervensi, ia memilih mundur dari jabatan menteri.

 

"Kalau ada intervensi saya pulang. Beberapa waktu lalu saya menghadap beliau (Presiden Jokowi). Saya bilang,  apa saya harus mundur, ngerem atau bagaimana. Kata beliau, enggak ada jalan terus bu," kata Susi menceritakan kembali percakapannya dengan Presiden Jokowi.

 

Yang membuatnya masygul, Indonesia adalah negera pengekspor perikanan nomor lima di Asean. Tentu fakta tersebut ironis, karena Indonesia adalah negara maritim. Tapi dari laut justru Indonesia seperti tak mendapat manfaat. Karena itu ia bertekad menjungkir balikan itu.

Sebagai negara dengan luas lautan terluas di Asia Tenggara, Indonesia mesti jadi pemain utama. Dia pun akan bersikap tegas dan keras pada siapa pun yang 'menggangsir' kekayaan laut Indonesia secara ilegal. Sebab faktanya berkah lautan Indonesia lebih banyak dinikmati 'para maling ikan' dari negara seberang.

 

" Di Indonesia itu, kapal eks asing ada sekitar 1.300 kapal. Beberapa waktu lalu saya panggil dubes-dubes dari Thailand, dari Vietnam,

Filipina dan Birma. Saya katakan akan tegas. Jadi dalam MEA, Indonesia bukan hanya jadi pasar saja, tapi pemain aktif," katanya. (yan/roc).