- Home
- Kilas Global
- Para Arkeolog Klaim Temukan Bukti Sumber Harta Karun Nabi Sulaiman
Jumat, 27 Agustus 2021 09:34:00
Para Arkeolog Klaim Temukan Bukti Sumber Harta Karun Nabi Sulaiman
DUNIA, JAZIRAH, - Para arkeolog mengklaim telah menemukan sumber harta karun yang dikumpulkan King Solomon selama masa pemerintahannya sekitar 3.000 tahun lalu. Dalam agama Islam, King Solomon dikenal sebagai Nabi Sulaiman yang merupakan putra Nabi Daud.
Dalam masa kejayaannya, Nabi Sulaiman atau Solomo (bahasa Ibrani) berhasil memisahkan bijih tembaga dari batuan yang ditambang di situs arkeologi Lembah Timna. Para arkeolog mulai menggali situs kuno tersebut yang berlokasi di sebuah padang pasir di Lembah Timna, Israel selatan, pada 1964.
Dalam penggalian tersebut, peneliti menemukan terowongan yang diduga digali oleh para budak ketika Nabi Sulaiman berkuasa yang dieksplorasi secara rahasia di Tambang Raja Sulaiman di Smithsonian Channel.
Kini, arkeolog kemungkinan telah menemukan sumber kekayaan legendaris peninggalan Nabi Sulaiman. Prosesor Erez-Yosef dari Tel Aviv University mengatakan bahwa produksi tambang di situs berkembang pesat selama kekuasaan Nabi Sulaiman sekitar 3.000 tahun lalu.
Tambang itu tidak berisi emas atau perak, melainkan bijih tembaga. Sejumlah bukti di situs menunjukkan adanya produksi tembaga dalam skala besar di masa lalu. "Semua bahan ampas bijih hitam yang ditemukan merupakan limbah dari tungku. Ini adalah bukti penting untuk produksi kuno di Timna," kata Erez-Yosef sebagaimana dikutip Archytele.
Di zaman kuno, tembaga diketahui menjadi komoditas umum karena ia merupakan logam yang paling dicari di dunia. "Tembaga pada waktu tertentu dalam sejarah adalah sumber ekonomi yang paling penting dan menjadi industri paling menguntungkan," ungkap Erez-Yosef.
Sementara menurut Mohammad Najjar dari Friends of Archaeology of Jordan menjelaskan bahwa kondisi logam tembaga pada masa itu mirip dengan minyak mentah di masa sekarang.
"Mirip seperti sekarang di mana manusia tidak bisa melakukan apa-apa tanpa minyak Bumi. Manusia zaman itu pun tak bisa melakukan apa-apa tanpa tembaga," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, tembaga menjadi barang yang sangat penting dalam sejarah manusia. Sebab untuk pertama kalinya manusia bisa mengekstrak logam dari batu dan mengubahnya menjadi alat atau senjata.
Dr Najjar menyebut momen tersebut sebagai 'lompatan kuantum' ketika manusia mulai bisa memproduksi bahan. Melalui proses peleburan, tembaga dipisahkan dari bijih alam di dalam batuan. Bijih kemudian dipanaskan dalam suhu sekitar 1.000 derajat Celcius dan untuk mencapai suhu tersebut para budak harus terus menerus meniup api melalui pipa agar tetap menyala. Dibutuhkan berjam-jam untuk mendapatkan tembaga dalam bentuk murni. (*)