- Home
- Kilas Global
- Peneliti IPB Sebut Tujuh dari 10 Keluarga Berutang
Kamis, 06 Agustus 2015 16:12:00
Peneliti IPB Sebut Tujuh dari 10 Keluarga Berutang
RIAUONE.COM, NUSANTARA, ROC, - Di negeri ini, masih banyak keluarga yang terkategori belum sejahtera. Oleh karena itu peningkatan kesejahteraan keluarga masih perlu terus dilakukan.
Salah satu pengukuran kesejahteraan yang telah dikembangkan adalah dengan membagi ke dalam kesejahteraan subjektif dan objektif.
Kesejahteraan objektif menekankan kepada pemenuhan kebutuhan dasar menurut standar kecukupan normatif, sementara kesejahteraan subjektif memfokuskan kepada persepsi kepuasan pemenuhan kebutuhan dasar sementara.
Prof Dr Euis Sunarti, peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia (Fema) melakukan riset terkait “Tekanan Ekonomi dan Kesejahteraan Objektif Keluarga di Pedesaan dan Perkotaan” yang dilakukan di Kota dan Kabupaten Bogor.
Seperti dilansir ROL, risetnya tertuang dalam Prosiding Seminar Hasil-hasil Penelitian IPB tahun 2012. Dalam risetnya disampaikan bahwa tekanan ekonomi yang dialami keluarga ditunjukkan oleh beberapa indikator; yaitu tujuh dari sepuluh keluarga berutang, dimana dua dari tujuh yang berutang memiliki utang yang sama atau melebihi asset yang dimiliki. Indikator lainnya adalah sekitar enam dari sepuluh keluarga pendapatannya lebih kecil dari pengeluaran.
Sementara itu pemenuhan indikator kesejahteraan objektif keluarga di pedesaan dan perkotaan menunjukkan hampir seluruh keluarga telah memenuhi indikator konsumsi pangan (protein) dan layanan kesehatan.
Namun demikian dalam penelitian ini tidak diukur tingkat kecukupan protein yang dikonsumsi. Indikator kesejahteraan yang paling rendah pencapaiannya adalah pemenuhan kebutuhan pokok pangan dalam hal mengonsumsi buah.
Penelitian eksplanatori ini melibatkan 240 keluarga yang dipilih secara stratified disproportional random sampling. Data dianalisis secara deskriptif dan inferensia (uji beda, uji pengaruh). Rataan keluarga baru mencapai kurang tiga perempat (72 persen) indikator kesejahteraan objektif.
Tidak terdapat perbedaan tekanan ekonomi dan perbedaan kesejahteraan objektif keluarga di pedesaan dan di perkotaan. Selain itu hasil analisis menunjukkan bahwa tekanan ekonomi baik secara total maupun hampir seluruh komponennya (stabilitas pekerjaan, rasio pengeluaran terhadap pendapatan/kapita, rasio utang terhadap asset dan kehilangan komponen pendapatan mempengaruhi secara negatif kesejahteraan objektif keluarga. (*).
Share
Berita Terkait
Bagaimana ini? Al Quran Berbahasa Mandarin dan Rencana China Sinifikasi Islam
DUNIA, BEIJING, - Pada akhir Juli 2023, sekelompok pejabat pemerintah dan akademisi China bertemu di Urumqi.
Mereka membahas bagaimana Xinjiang, daerah otonomi di China, b
Pemuda Tepy-R Family Bekerjasama Dengan Mahasiswa KKN UNRI Dan UIN SUSKA Gelar Pawai 1000 Obor
Rokan Hulu, RiauOne.Com - Menyambut Idul Adha 1443 Hijriyah tahun 2022 Masehi, yang telah ditetapkan oleh pemerintah jatuh pada hari minggu 10 July 2022, Pemuda Tepy-R Family da
Kecamatan Mandau Tuan Rumah Kampung Keluarga Berkualitas Tahun 2022
DURI-Mandau menjadi tuan rumah kegiatan Kampung Keluarga Berkualitas (KB) diikuti seluruh kecamatan di Bengkalis dibuka Bupati Bengkalis, Kasmarni diwakili Sekretaris Daerah Ben
Ustadz Abdul Somad Dideportasi dari Singapura
RIAU, - Ustadz Abdul Somad (UAS) bersama keluarga dan sahabatnya dideportasi oleh petugas Imigrasi di Pelabuhan Tanah Merah Singapura Senin (16/5/2022).
Sampai saat
Komentar