- Home
- Kilas Global
- Pengacara Australia Belajar Islam di Indonesia
Selasa, 18 Juni 2013 10:01:00
Pengacara Australia Belajar Islam di Indonesia
detik
riauone.com Jakarta - Maha Najaranie, 29 tahun, girang bukan kepalang. Pengacara keturunan Libanon yang lahir di Australia ini mengaku senang bisa mengikuti Program Pertukaran Muslim atau MEP yang digelar pemerintah Australia.
“Kami banyak belajar tentang Islam dan muslim di Indonesia,” ujarnya kepada Detik. “Fantastis! Kami belajar keragamanan budaya dan agama di Indonesia, juga isu-isu problem keadilan sosial.”
Ia berharap pelajaran berharga yang didapat dari bertemu dengan masyarakat Indonesia dan melawat ke sejumlah lembaga dan sekolah Islam di Jakarta, Yogyakarta, serta Bandung bisa diterapkan di Australia.
“Saya ini pengacara publik,” tuturnya. “Saya bisa menerapkan apa yang saya dapat di sini untuk urusan keluarga atau pengungsi, ya mereka kebanyakan datang dari negara muslim.”
Adapun dari Indonesia ada sekitar 5 pemuda yang dikirim untuk bersilaturrahmi dengan muslim Australia. Seperti juga Maha, kelima peserta ini bertukar pikiran tentang permasalahan agama dan sosial kemasyarakatan disana.
Selama dua pekan duta pemuda muslim dari Indonesia itu berkunjung ke Melbourne, Sidney, dan Canberra untuk bertemu dengan pelbagai organisasi Islam dan warga Australia pada 14 April lalu.
“Sungguh sangat menarik,” kata Duta Besar Australia di Indonesia Greg Moriarty di rumah dinasnya usai menjamu perwakilan peserta MEP 2013 dari Indonesia dan Australia, Senin (17/6/2013) malam.
“Saya berharap ada saling hubungan yang lebih erat antarsesama muslim di Australia dan Indonesia,” katanya. Hal hampir senada juga disampaikan Wakil Rektor Universitas Paramadina Totok Amin Soefijanto.
“Australia bukan sekadar negara tetangga dekat Indonesia,” kata Totok. “Australia sahabat Indonesia. Apa yang terjadi di Australia, juga terjadi di Indonesia.” Program MEP sendiri sudah berjalan sejak 2002.(dtc/roc)
Share
Komentar