- Home
- Kilas Global
- Petani Karet Goyah, Pabrik Karet RI Bertumbangan, Pengusaha Ingatkan Ancaman dari Eropa
Jumat, 26 Januari 2024 14:45:00
Petani Karet Goyah, Pabrik Karet RI Bertumbangan, Pengusaha Ingatkan Ancaman dari Eropa
NASIONAL, BISNIS, - Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) meminta pemerintah gerak cepat mengantisipasi berlakunya Undang-undang (UU) Antideforestasi Uni Eropa (European Union Deforestasi Regulation/ EUDR).
Pasalnya, salah satu aturan yang disyaratkan dalam UU itu adalah terkait geolokasi. Yaitu, menunjukkan asal usul produk dan bahan bakunya yang akan diekspor ke Uni Eropa (UE).
"92% produksi karet Indonesia berasal dari perkebunan rakyat," kata Direktur Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Erwin Tunas kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (26/1/2024).
"Perlu bantuan pemerintah terkait ketentuan geolokasi (titik koordinat atau polygon) perkebunan karet rakyat dengan penetapan metode ketertelusurannya," tambahnya.
Dengan begitu, kata dia, Indonesia tetap bisa mengekspor karet dan turunannya ke wilayah UE.
Di saat bersamaan, Erwin mengungkapkan, satu per satu pabrik pengolahan karet di dalam negeri mengalami penurunan utilisasi hingga ke bawah 50%. Kondisi itu kemudian berlanjut hingga menyebabkan pabrik tutup.
"Selama 6 tahun ini, tahun 2018-2023, ada 48 pabrik yang tutup. Sehingga pabrik yang tadinya 152 pabrik sekarang tinggal 104 pabrik crumb rubber (pengolahan karet) yang sisa," paparnya.
"Produksi karet alam juga mengalami penurunan sejak tahun 2018 sampai sekarang. Tahun 2017 produksi karet RI masih mencapai 3,68 juta ton. Tahun 2023 diprediksi hanya 2,44 juta ton. Artinya selama 6 tahun ada penurunan produksi sebesar 1,24 juta ton," ujar Erwin.
Menurutnya, 4 penyebab utama penurunan produksi. Mulai dari harga karet yang tak kunjung naik, serangan penyakit gugur daun yang menyebabkan produktivitas kebun menurun signifikan, kurangnya tenaga kerja penyadap, hingga konversi kebun karet ke tanaman lain.
"Akibat adanya penurunan produksi yang paling terkena adalah pabrik pengolahan karet yang mengolah bahan baku karet dari perkebunan menjadi crumb rubber (SIR). Di mana utilisasi terus menurun hingga di bawah 50% kapasitas produksi," kata Erwin.
"Tahun 2024 ini diharapkan produksi karet alam RI bisa naik ke atas 2,6 juta ton. Karena ada potensi kenaikan produktivitas dengan makin berkurangnya serangan penyakit gugur daun," sebutnya.
Karena itu, kata Erwin, tahun 2024 ini persiapan untuk menuju diberlakukannya UU Antideforestasi Uni Eropa. Sebab, kawasan ini adalah salah satu tujuan utama ekspor produk karet RI. Selain ke Amerika Serikat (AS), China, India, dan Korea.
Uji Tuntas Uu Antideforestasi
Sebagai informasi, UU Antideforestasi Uni Eropa ini telah diterbitkan sejak bulan Mei 2023 lalu dan akan berlaku penuh mulai 30 Desember 2024.
Pada saat berlaku nanti, setiap produk sawit, daging, kopi, kayu, kakao, karet, kedelai, serta produk turunannya, jika terbukti diproduksi di lahan yang mengalami deforestasi atau degradasi hutan setelah tanggal 31 Desember 2020, tidak diizinkan masuk pasar Uni Eropa (UE).
Untuk itu akan dilakukan pemeriksaan tuntas, mulai dari syarat geolokasi, yaitu ketertelusuran atau asal usul produk dan bahan bakunya, legalitas produksi mencakup legalitas tanah, perlindungan lingkungan dan penjaminan hak tenaga kerja. Selain itu juga akan ada pemeriksaan apakah lahan yang dimaksud masuk dalam kategori berisiko rendah, standar, atau tinggi mengalami deforestasi dan degradasi hutan. sc:cnbc/ **
Share
Berita Terkait
Komentar