- Home
- Kilas Global
- Pulau Tak Berpenghuni Ini Dipenuhi Karet Gelang Sisa Pencernaan Burung
Jumat, 25 Oktober 2019 11:30:00
Pulau Tak Berpenghuni Ini Dipenuhi Karet Gelang Sisa Pencernaan Burung
DUNIA, - Ada temuan aneh di sebuah pulau kecil tak berpenghuni bernama Pulau Mullion di Inggris. Tim peneliti di Inggris menemukan banyak karet gelang di pesisir pantai pulau ini.
Pulau Mullion sendiri adalah pulau yang menjadi tempat suaka burung. Orang-orang memerlukan izin sebelum bisa mengunjungi pulau tersebut. Hal itu membuat temuan karet gelang di sana tidak biasa.
"Kami pertama kali menyadari keberadaan karet-karet gelang itu saat melakukan kunjungan waktu musim kawin (burung). Kami terkejut melihat banyaknya karet gelang dan bertanya-tanya bagaimana karet gelang itu bisa sampai di sana," ujar Mark Grantham, peneliti dari West Cornwall Ringing Group, organisasi pemerhati pergerakan burung di Inggris, seperti dilansir Gizmodo.
Grantham dan timnya memutuskan tidak langsung membersihkan ribuan kalet gelang di Pulau Mullion. Sebab, mereka tidak ingin mengganggu burung-burung yang sedang bertelur di sana.
Mereka akhirnya melakukan pembersihan pada musim gugur ini. Grantham mengatakan bahwa dalam waktu satu jam, ia dan timnya telah mengumpulkan ribuan karet gelang dan sejumlah limbah pancing, seperti tali dan jaring, di pulau ini.
Sedihnya, ada beberapa temuan sampah dalam bentuk bulat. Menurut Grantham dan tim, ini berarti sampah itu sempat masuk ke tubuh burung dan akhirnya keluar karena tidak bisa dicerna.
National Trust, organisasi konservasi tempat bersejarah dan alami di Inggris, akhirnya menemukan apa yang sebenarnya terjadi di Pulau Mullion. Mereka menduga ada burung-burung camar yang menyangka karet gelang sebagai cacing dan memakannya.
Burung-burung camar itu menemukan karet gelang dari pulau lain dan membawanya ke Mullion. Celakanya, karet gelang ini bisa menyangkut di dalam perut burung dan mencegah mereka mendapatkan asupan dari makanan sebenarnya.
National Trust telah meminta penduduk sekitar dan pelaku bisnis di sekitar pulau untuk mencari cara alternatif dalam membuang sampah plastik, lateks, dan material lain yang bisa berbahaya bagi alam.
"Penggunaan material sekali pakai ternyata telah memberi dampak pada tempat terpencil ini," ujar Lizzy Carlyle, anggota National Trust.
"Adalah tanggung jawab kita untuk menggunakan dan membuang barang-barang ini dengan baik," lanjut dia.
Burung camar memang bukan spesies hewan yang terancam punah. Tapi, populasi mereka semakin menurun akhir-akhir ini. Menurut laporan, populasi camar punggung hitam, spesies camar terbesar di dunia, mengalami penurunan hingga 30 persen dalam beberapa tahun terakhir ini. (*).