Senin, 14 Oktober 2019 14:26:00

Mengintip Kepedulian PLN Terhadap Pelaku UMKM dan Destinasi Wisata Lokal di Kota Dumai

Selama Listrik Menyala, Selama Itu Pula Rupiah Mengalir

Dengan penerngan yang memadai serta dilengkapi sarana pra sarana internet gratis Suasana kedai milik Anto, Sabtu (12/10) malam terlihat ramai. Kondisi ini sangat kontras jika listrik padam. Foto - yon rizal solihin

GUMPALAN awan hitam meggayut di kaki langit Kota Dumai, Selasa (1/10) petang.  Sayup-sayup terdengar suara azan dari pengeras suara masjid. Sejumlah pejalan kaki bergegas mempercepat langkah mereka. Sementara pengendara motor menarik gas lebih dalam agar cepat sampai ketujuan.

Awan hitam pertanda hujan deras disertai angin kencang itu membuat raut wajah sejumlah warga kota yang berjarak sekitar 250 kilometer arah utara  Pekanbaru ini bercampur aduk menjadi satu.

Ada  rasa senang di wajah mereka. Karena hujan yang ditunggu-tunggu  segera turun.  membasahi bumi. Apalagi sebelumnya mereka sempat menggelar sholat istiqa atau  sembahyang meminta hujan -ritual serupa juga dilakukan di 11 kota/kabupaten di Provinsi Riau.

Ini menyusul kian meluasnya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) dalam waktu rentang yang panjang Bumi Lancang Kuning sudah lama tidak diguyur hujan yang membuat ribuan siswa peserta didik terpaksa dipulangkan karena terpapar asap.

Namun demikian, ada pula yang was-was mengingat Kota Dumai terletak di tepi pantai. Tak jarang membuat angin yang datang dari arah  laut menyatu dengan angin daratan.

 Alih-alih, angin kencang kerap menerpa wilayah yang didiami lebih dari 300 ribu jiwa itu  membuat atap rumah mereka beterbangan dan pohon-pohon bertumbangn.    

Rasa was-was mereka itu sangat beralasan. Entah benar atau tidak. Syahdan menurut pendapat sebagian besar warga, karena Dumai dataran rendah tidak memiliki bukit atau gunung maka petir terbilang 'garang' menggelegar di wilayah itu. Sehingga tak jarang  peristiwa disambar petir kerap terjadi. 

Tak lama berselang hujan besar disertai kilat dan angin pun turun. Penulis  terjebak di Jalan MH Thamrin. "Kuda besi" produk Jepang yang dikendarai pun dipacu. Sayang, kalah cepat dengan hujan. Akhirnya penulis putuskan  untuk berteduh di kedai jamu dan bandrek, mengingat perjalanan menuju rumah memakan waktu sekitar 25 menit.


Keterangan Foto : Fasilitas listrik sangat vital bagi keberlangsungan bengkel Pak De.  Salah sorang pekerja sedang mengerjakan  pesanan konsumen, Ahad (13/10) foto: Yon Rizal Solihin

        Setelah permisi kepada pemilik kedai untuk berteduh, penulis pun duduk di kursi plastik tak jauh dari  sang penjual  minuman tradisional  yang duduk di meja kasir.

Tidak hanya jamu dan bandrek,  juga dijual makanan lainnya, seperti nasi goreng, mi goreng atau  mi rebus.

Tempat usaha  milik Anto (47) itu  terbilang luas. Bahkan dibagian dalam kedai disediakan tempat untuk lesehan.

Lazimnya orang timur. Tak elok rasanya hanya sebatas menumpang berteduh tanpa membeli makanan yang dijual tempat tumpangan.

"Mas - panggilan akrab untuk laki-laki Suku Jawa, pen-  pesan teh tarik satu," minta penulis.

  "Waduh, listrik mati pak? Tidak bisa," sahut Anto tersenyum kecil seraya menambahkan bahwa dia sudah lama tidak menggunakan alat pengocok tradisional pasca menggunakan mixer.

Akhirnya kami pun terlibat perbincangan hangat seputar  Kota Dumai tidak terkecuali listrik padam.

Pria kelahiran Kota Solo, Provinsi Jawa Tengah ini mengaku paham dan mengerti langkah yang diambil Perusahaan Listrik Negara (PLN) ini melakukan pemadaman.

"Ya, berbahaya juga jika arus listrik tidak dimatikan, kita maklumlah, karena hujan deras disertai angin kencang dan petir, " ujar Anto sembari mengelap meja dan membereskan gelas-gelas yang ada di depannya.


Keterangan Foto : Suasana sekitar Taman Bukit Gelanggang menjadi semarak dengan penerangan yang memadai, Jumat (11/10). Kehadiran fasilitas Stasiun Pengisian  Listrik Umum (SPLU)  membuat pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tidak kesulitan memperoleh sumber listrik. Foto: Yon Rizal Solihin 

Namun demikian, Anto tidak menampik bahwa dengan padamnya aliran listrik otomatis mengurangi pendapatannya.

"Kalau listrik padam pendapatan berkurang. Apalagi durasinya panjang," kata dia, ada sedikit rasa kecewa diintonasi suaranya.

Sayang seribu kali sayang, Anto enggan menjawab pertanyaan mengoda berapa jumlah nominal berkuranganya pendapatan dia menyusul listrik padam di hari itu.

 "Adalah....," tukas pria berambut lurus ini diplomatis.

Memang, selain penulis beberapa motor parkir di sisi kanan kedai miliknya. Tampaknya  beberapa orang juga menumpang berteduh. Bisa dikalkulasikan, jika seandainya  mereka memesan bandrek (susu atau telur), teh tarik, teh telur dan lainnya maka berapa rupiah  yang seharusnya masuk ke kocek Anto.  

Adalah manusiawi jika  Anto sedikit kecewa menyusul listrik padam. Sebab, nyaris semua peralatan untuk membuat bandrek dan lainnya menggunakan peralatan listrik. Mulai dari mixer atau pengocok telur, lemari pendingin serta blender.

Meski bukan jebolan sarjana pemasaran. Namun Anto mafhum benar bagaimana menarik konsumen agar datang mengunjungi tempat usaha merangkap rumah itu ditengah ketatnya persaingan sesama penjual bandrek yang nyaris tersebar di sudut-sudut kota.

Seakan-akan tidak mati akal di era milenial ini,  dia pun melengkapi kedai bandrek itu  dengan sarana Wireless Fidelity (WiFi) atau jaringan lokal nirkabel gratis.

"Jaringan internet juga mati, dapat kabar dari kawan katanya aliran listrik se Kota Dumai padam. Hujan besar disertai angin dan petir ini sepertinya merata," katanya.  

   Selain faktor alam seperti hujan disertai  angin kencang dan petir,  Anto mengaku usahanya sedikit terganggu  kalau listrik padam tiba-tiba terlebih di malam hari. 

"Saya jual bandrek itu mulai petang hingga tengah malam, kalau padamnya malam, ya pemasukan berkurang. Karena lampu mati membuat warga enggan untuk singgah. Sebab mereka lebih memilih tinggal di rumah," ungkap Anto .

 Meski begitu, Anto tidak menampik dari sejumlah pemadaman yang dilakukan perusahaan yang berdiri 27 Oktober 1945 itu terlebih dahulu memberitahu  kepada konsumen melalui sejumlah media online,  jejaring sosial termasuk pengumuman melalui pengeras suara di masjid .

Kendati pemadaman mendadak membuat dirinya kelimpungn, Anto mengatakan bahwa perusahaan semi plat merah itu pasti mempunyai alasan kuat untuk mengambil  tidakan kurang populer di mata konsumen.

  "Selain mengemban misi sosial sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PLN lazimnya perusahaan lainnya tentu mencari laba agar tetap eksis. Nah, kalau listrik padam otomatis mereka juga rugi karena tidak ada yang menggunakan atau memakai listrik. Makanya, kalau listrik padam mendadak emosi saya tidak meledak-ledak, biasa-biasa saja. Sebab, saya tahu pasti ada gangguan dan sebagainya," papar Anto pria lulusan sebuah akademi di Solo panjang lebar. Dia mencoba bersikap arif menyikapi persoalan klasik seputar listrik padam mendadak.

Lantas dari mana Anto dapat pemahaman arif dan bijaksana seperti itu? Ayah tiga anak ini menjelaskan bahwa terkadang ada faktor tak terduga yang membuat PLN melakukan pemadaman mendadak.

"Pernah kejadian monyet bergelantungan di kabel tranmisi tegangan tinggi. Entah bagaimana bunyi dentuman cukup keras. Alih-alih listrik padam dan binatang itu mati jatuh ke tanah. Katanya layang-layang juga bisa mengganggu aliran listrik," katanya.

Dibagian lain, Anto memberi apresiasi kepada perusahaan yang memiliki moto "Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik", menyusul kepudulian dan keberpihakan BUMN itu kepada pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) seperti dirinya melalui program migrasi  dari R1 ke B1 untuk mendapatkan tarif bersubsidi.

"Jelas ini sangat membantu pelaku UMKM seperti saya ini, karena listrik masuk dalam biaya produksi. Artinya kalau tinggi membayar rekening listrik otomatis keuntungan akan berkurang. Disisi lain, kita tidak bisa menaikan harga jual mengingat daya beli masyarakat turun. Ya, bisa-bisa sepi," jelasnya.

 Tiba-tiba wajah Anto cerah. "Listrik hidup," katanya sembari bangkit dari kursi kasir yang sedari tadi dia duduki.

Anto berjalan   menuju dapur untuk mengambil bahan-bahan dan keperluan dagangan lainnya bersiap-siap melakukan aktivitas seperti hari-hari sebelumnya. Bersamaan dengan itu penulis pun pamit untuk melanjutkan perjalanan pulang ke rumah, karena hujan sudah mulai reda.

Setali tiga uang dengan Surangin (52) pemilik bengkel "Pak De" yang berlokasi  di Jalan Muslim, Kelurahan Tanjung Palas, Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai, Provinsi Riau.

Jika Anto kelimpungan listrik padam dimalam hari maka sebaliknya Pak De -panggilan akrab Surangin- tidak bisa berbuat apa-apa kalau pemadaman terjadi disiang hari.

"Kalau siang hari kacaulah kita," ujar Pak De dengan logat Jawa-Medan yang kental.

Yang membuat Pak De kelimpungan karena  nyaris semua peralatan bengkel lasnya menggunakan listrik, mulai dari las, gerinda dan lainnya.

Kadar adrenalinnya pun meninggi jika waktu penyerahan pesanan ke konsumen kian dekat. Ee, listrik padam disiang hari.

"Yang namanya konsumen mana mau tahu. Bagi mereka yang penting pesanannya selesai sesuai perjanjian," ujar Pak De saat beristirahat di kursi panjang sisi kanan bengkelnya, Kamis (10/10).

Kalau pun dikerjakan malam hari tidak memungkinkan. Disamping kurang baik bagi keselamatan kerja juga daya listrik tidak kuat menopang peralatan listrik yang banyak menyedot watt itu.

"Ya, lni bukti bahwa listrik tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari Kalau sudah mati "tamat" kita," seloroh Pak De tertawa sehingga terlihat giginya yang masih berjejer rapih dan utuh meski usia pria itu sudah masuk kepala lima.

Sayang dia belum memanfaatkan prpgram migrasi dari R1 ke B1 yang diperuntukan bagi UMKM.

"Saya baru tahu dari bapak -penulis, pen-tentu saya mau ikut program itu karena sangat membantu kita yang kecil-kecil ini," ujar Pak De seraya mengangguk-anggukan kepala.

Visi dan Misi Perusahaan

Kepedulian PLN bagi pelaku UMKM khususnya di Kota Dumai tidak hanya sebatas  program nasional seperti migrasi dari R1 ke B1. Namun perusahaan itu juga  memasang   Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) di Taman Bukit Gelanggang (TBG) tepatnya di Jalan HR Soebrantas sisi kanan dari taman itu -sisi depan berada di Jalan Sudirman berhadapan dengan sebuah swalayan yang sudah go publik di pasar bursa saham, pen- 

Jika Jakarta punya Monas maka warga Kota Dumai punya TBG yang juga merupakan titik 0 kilometer Kota Dumai.

 Lokasi TBG terbilang strategis di tengah kota tempat berlangsungnya perhelatan akbar. Diantaranya, pelaksanaan MTQ tingkat provinsi, tablik akbar yang dihadiri pencarmah kondang, semisal Ustadz Abdul Somad (UAS) atau konser band terkenal di tanah air dan sebagainya.

Sebagai daerah yang minus destinasi alam seperti gunung, air terjun dan sebagainya maka TBG menjadi pusat keramaian yang didatangi warga untuk  sekedar rehat setelah  seharian melakukan aktivitas atau menghabiskan waktu akhir pekan bercengkrama dengan keluarga mau pun kenalan.

Tapi  tak jarang warga jiran tetangga mereka  seperti Bengkalis dan Rokan Hilir (Rohil) mampir ke TBG saat berkunjung ke daerah itu. Ya, bisa dikatakan TBG destinasi wisata bersifat lokal.

Sepanjang Jalan Sudirman di sekitar areal TBG banyak dijumpai pelaku UMKM mulai dari berjualan beraneka ragam makanan dan minuman hingga jasa penyewaan permainan anak-anak sampai delman.

Manfaat keberadaan SPLU   diakui Sari (28) salah seorang penjual minuman ringan dan jus di TBG. 

Saat ditemui penulis, Jumat (11/11) sore. Wanita manis berhijab ini mengatakan bahwa dia menggunakan aliran listrik dari pengelola  dan selanjutnya pengelola membeli daya listrik melalui SPLU.

Menjelang sore sekitar pukul 16.30 Waktu Indonesia Barat (WIB) Sari mulai membuka usahanya dan tutup sekitar pukul 00.00 WIB.

Dari kegiatan berjualan ini, Sari bisa membawa pulang rupiah sekitar Rp150 ribu, tapi terkadang lebih.

 "Lumayan buat membantu ekonomi keluarga," kata Sari sambil membuat capucino panas pesanan penulis.

Perempuan berdarah Minang ini pun mengaku tidak bisa membayangkan jika tidak ada listrik di sekitar sisi luar TBG. 

"Dengan adanya listrik sangat membantu kita berusaha," katanya.

Keberadaan SPLU tidak hanya membantu UMKM di sana untuk mendapatkan aliran listrik, tapi juga membantu pengunjung yang kebetulan handphone yang dimiliki low battery  atau  yang dikenal publik  dengan istilah lowbat. 

Menyinggung kepudulian PLN terhadap keberadaan UMKM di TBG termasuk program migrasi pengguna R1 ke B1 mendapat apresiasi dari pemerhati ekonomi dan pembangunan Kota Dumai Arif Azmi SE.

Cendekiawan muda ini berpendapat PLN merupakan kepanjangan tangan negara  notabene salah satu misinya yakni membantu  pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 2 disebutkan bahwa cabang - cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai  hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Dengan sendirinya saya menilai PLN masuk dalam ayat  itu," tukasnya.

Masih kata dia, sesuai keinginan The Founding Fathers atau bapak pendiri bangsa yang dituangkan dalam pembukaan (preambule) UUD 1945 alinea ke empat yakni memajukan kesejahteraan umum.

"Maka kepedulian PLN terhadap UMKM bisa dikatakan pengejawantahan dari pembukaan UUD 1945 itu," ulasnya.

Jebolan salah satu Perguruan Tinggi (PT) terkemuka di Pekanbaru ini mengatakan bahwa dalam krisis moneter 1998 silam  UMKM teruji tangguh menghadapi masa-masa sulit tersebut di tengah tumbangnya sejumlah perusahaan swasta nasional.

"Selain itu, pelaku usaha di tanah air di dominasi UMKM formal mau pun informal. Artinya kepudulian tersebut sudah tepat," ungkap pria berkulit bersih ini.

    Dibagian lain, Arif pun mengingatkan bahwa ketersediaan pasokan listrik memegang peranan penting dalam membangun sebuah daerah atau wilayah.

"Dalam konsep membangun sebuah daerah  maka dikenal dengan akronim "Jelita" yang merupakan singkatan dari jembatan, listrik, infrastruktur, telekomunikasi dan air bersih. Antara satu bidang dengan bidang lainnya sangat terkait, jika ingin sebuah wilayah maju maka kebutuhan mendasar ini  harus terpenuhi," ingatnya.   

Untuk mengetahui program migrasi pelaku UMKM termasuk pendirian SPLU di TBG penulis mengkonfirmasi Manajer ULP PLN Dumai Kota Fery Sajun Naibaho, Jumat (11/10)

Menyinggung program migrasi dari R1 900 VA yang subsidinya dicabut ke B1, Fery menjelaskan hal itu diperuntukkan bagi bangunan yang menjadi bisnis kecil/UMKM. Golongan tarif B1 adalah tarif listrik yang dikhususkan untuk kalangan usaha.

Masih kata dia, pelanggan B1 adalah pemilik ruko, toko, maupun bangunan yang dijadikan tempat usaha, dengan daya di bawah 6600 VA.

Tak nengherankan bangunan yang dijadikan tempat usaha sangat disarankan untuk menggunakan golongan tarif B1. Terlebih saat ini golongan tarif R1 900VA dan 1300VA tidak lagi disubsidi.

"Untuk mekanisme atau tata caranya silahkan ke kantor PLN atau buka layanan  perubahan daya/migrasi online PLN," katanya.

        Sedangkan pendirian SPLU di TBG, Fery menjelaskan bahwa hal itu merupakan manifestasi kepedulian PLN terhadap pelaku UMKM.

"Ini sesuai dengan salah satu visi dan misi PLN, mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi," katanya.

Masih kata dia, daya SPLU di TBG  mencapai 660 watt. Para pedagang UMKM di sana tak lagi kesulitan memperoleh sumber listrik.

Ditambahkannya PLN Wiayah Kerja Riau Kepulauan Riau (WRKR) berencana menyediakan enam unit 

Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) di Kota Dumai

"Saat ini baru enam. Bila dibutuhkan bakal tambah, sebab SPLU ini untuk membantu pelaku UMKM," terangnya.

Lantas bagimana cara pemanfatan SPLU itu? "Penggunaan SPLU bentuknya seperti pembelian token listrik di rumah. Artinya UMKM mengisi token lalu dipergunakan listriknya," terang Fery sembari menambahkan jika pengelola TBG menilai  fasilitas SPLU  di TBG kurang  PLN siap melakukan penambahan tanpa dipungut biaya .   

   Ya,  bagi Anto, Pak De, Sari dan jutaan pelaku UMKM lainnya di tanah air, setiap aliran listrik adalah berkah.  Karena listrik menyala berarti  pertanda bahwa rupiah masih mengalir ke kocek mereka. (yon rizal solihin)
Penulis redaktur/editor di DPN/DPG juga konsultan media di www.riauone.com group

Share
Berita Terkait
  • 2 bulan lalu

    PLN Sebut Orang Kaya Nikmatin Subsidi Listrik juga


    BISNIS, NASIONAL, - PT PLN (Persero) mengungkapka
  • 4 tahun lalu

    Janji akan Dibayar, PLN Sambung Kembali Aliran Listrik UPTD dan PJU di Pelalawan

    PELALAWAN, - Permasalahan pemutusan aliran listrik oleh PT PLN (Persero) ULP Pangkalan Kerinci terhadap beberapa UPTD dan Penerangan Jalan Umum (PJU) di Kabupaten Pelalawan dala

  • 5 tahun lalu

    Beberapa Lokasi di Selatpanjang akan Dilakukan Pemadaman Listrik Pada Akhir Pekan ini


    RIAUONE, Meranti - Sehubungan dengan adanya pemeliharaan jaringan listrik PLN, penebangan dan pemangkasan pohon pada jaringan listrik 20 KV. PT PLN Dumai ULP Selatpan

  • 7 tahun lalu

    Warga Pulau Siantan Menikmati Aliran Listrik

    NUSANTARA,  -- Memasuki bulan suci Ramadan tahun ini, penduduk di Pulau Siantan, Pulau Jemaja dan Pulau Palmatak, Kabupaten Anambas, Provinsi Kepulaua
  • Komentar
    Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified