Jumat, 19 Mei 2017 11:33:00
Seluruh Meriam Giant Bow buatan China Ditarik Mundur
Prajurit TNI. Ilustrasi.
NATUNA, - Investigasi insiden yang menyebabkan empat prajurit Batalyon Artileri Pertahanan Udara Ringan 1/Divisi Infanteri 1 Komando Strategis Angkatan Darat berlanjut. Polisi Militer TNI AD (Pomad) masih berusaha menggali data mengenai insiden tersebut. Berdasar laporan terakhir meriam giant bow yang mengalami gangguan dalam kondisi baik.
Insiden itu sendiri terjadi ketika latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI di Tanjung Datuk, Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (17/5) lalu.
Latihan tahunan itu akan diresmikan Presiden Joko Widodo hari ini. Berdasar informasi yang diterima di lokasi kejadian, sejumlah perubahan dilakukan pascakejadian. TNI AD tidak hanya mengerahkan petugas untuk mengidentifikasi insiden tersebut. Melainkan juga turut menarik mundur seluruh meriam giant bow yang semula turut serta dalam latihan.
Total ada sembilan giant bow yang ditarik. Selain giant bow yang mengalami gangguan, delapan lainnya juga turut ditarik mundur. Namun demikian, Mabes TNI AD memastikan alutsista tersebut tetap siap siaga.
“Yang diidentifikasi hanya satu,” terang Kadispen AD Brigjen TNI Alfret Denny Tuejeh kemarin.
Dia pun menekankan kembali bahwa alutsista itu dalam kondisi baik. Sebab, Yon Arhanud 1/Divisi Infateri 1 sudah memeriksa peralatan tersebut sebelum dibawa ke Natuna. Denny menjelaskan, secara teknis meriam giant bow yang mengalami gangguan itu masih dalam keadaan baik.
“Dipelihara dengan baik di satuan Yon Arhanud 1/Divisi Infateri 1 Kostrad,” ungkap dia, kemarin (18/5).
Namun demikian, perwira tinggi TNI AD yang akrab dipanggil Denny itu belum bisa memastikan insiden tersebut bersumber dari malfungsi alutsista atau kesalahan prajurit.
Berkaitan dengan hal itu, POM TNI AD mendapat tugas mendalami insiden itu melalui investigasi. “Tim dari TNI AD masih, sedang, dan terus melakukan investigasi untuk mengetahui penyebabnya,” terang Denny.
Hasil investigasi tersebut bakal dihimpun dan dilaporkan langsung kepada Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebagai pemegang komando PPRC TNI.
Senada dengan Mulyono, Denny memastikan TNI AD memastikan setiap korban yang terdampak insiden di lokasi latihan PPRC TNI diurus dengan baik. Itu merupakan bentuk tanggung jawab TNI AD terhadap para korban peristiwa tersebut.
Denny menjelaskan, jenazah empat prajurit yang gugur dalam latihan yang puncaknya diselenggarakan hari ini (19/5) sudah berada di tengah-tengah keluarga masing-masing. Mereka diserahkan kepada keluarga tidak lama pascainsiden yang juga menyebabkan delapan prajurit TNI AD mengalami luka-luka terjadi. “Rabu malam (17/5), jenazah empat prajurit TNI AD yang menjadi korban dalam insiden kecelakaan latihan di Natuna telah diberangkatkan menuju daerah asal masing-masing,” beber Denny. Mereka dibawa terbang menggunakan pesawat TNI. (jpg/roc).
Share
Berita Terkait