- Home
- Kilas Global
- Ternyata ini alasan-nya, Banyak Warga RI Berobat ke Malaysia -Singapura, Obat Murah?
Senin, 16 Desember 2024 07:23:00
Ternyata ini alasan-nya, Banyak Warga RI Berobat ke Malaysia -Singapura, Obat Murah?
LUARNEGERI, - Ada Sekitar Rp180 triliun devisa negara per tahun hilang akibat warga Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri. Menurut catatan pemerintah, negara tujuan berobat favorit masyarakat Indonesia antara lain Singapura, Malaysia, Jepang dan Amerika Serikat.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Adib Khumaidi beberapa waktu lalu mengatakan alasan orang Indonesia banyak berobat ke luar negeri. Pertama adalah karena obat dan transportasi lebih murah dibandingkan di Indonesia.
"Kenapa pembiayaan murah? Karena ada kebijakan negara, regulasi negara soal free tax khususnya pelayanan kesehatan kepada masyarakat," kata dia dikutip Ahad (15/12/2024).
Selain karena obat dan transportasi lebih murah, menurutnya ada kenyamanan pasien dalam melakukan komunikasi dengan dokter.
"Kami sekarang selalu mengatakan kemampuan komunikasi pada dokter di Indonesia harus ditingkatkan, karena salah satu dasar pasien berobat ke luar negeri, berobat ke Malaysia, atau Singapura, itu salah satunya karena faktor komunikasinya yang mereka anggap lebih enak di sana daripada di Indonesia," lanjut Adib.
Untuk diketahui jumlah masyarakat Indonesia yang bolak-balik ke luar negeri untuk berobat ada lebih dari 1 juta orang. Indonesia jelas dirugikan dari kondisi ini sebab ada potensi nilai ekonomi yang hilang.
Indonesia memang tertinggal dalam sektor kesehatan. Saat ini, rasio dokter di Indonesia berada di level 0,47 jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di Tanah Air.
Mengacu standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rasio jumlah dokter, termasuk dokter umum dan spesialis, yang ideal, yaitu 1/1000 atau 1 dokter per 1000 penduduk. Apabila sebuah negara berhasil memenuhi "golden line" tersebut, maka dapat dikategorikan berhasil dan bertanggung jawab kepada rakyatnya di bidang kesehatan.
Angka terakhir yang didapatkan dari WHO dan World Bank, rasio Indonesia berada di 0,47/1000. Angka ini membawa Indonesia menempati posisi ketiga terendah di ASEAN setelah Laos 0,3/1000 dan Kamboja 0,42/1000. sc:cnbc/ind
Share
Komentar