RIAUONE.COM, JAKARTA, ROC, - Pemerintah, kembali menaikan harga Bahan Bakar Minyak. Harga bensin premium untuk wilayah Jawa, Madura dan Bali naik dari Rp6.900 menjadi Rp7.400. Sedangkan untuk solar naik dari Rp6.400 menjadi Rp6.900. Sedangkan harga BBM premium untuk wilayah  luar Jawa, Madura dan Bali, naik dari Rp6.800 menjadi Rp7.300. Sementara untuk harga harga solar, harga di luar Jawa sama dengan harga di Pulau Jawa yakni sebesar Rp6.900 per liter.

 

Keputusan ini, sontak memancing banyak reaksi. Banyak kalangan mengkritik keputusan pemerintah menaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM bakal makin memukul daya tahan masyarakat. Menyikapi reaksi tersebut, Sekretaris Kabinet via akun resminya di Twitter @setkabgoid, sepertinya perlu memberi penjelasan. Beberapa kicauan tentang BBM pun di tweetkan akun @setkabgoid.

 

" Seusai Presiden memberikan keterangan, Menko Perekonomian mbrikan pernyataan tkait kenaikan harga BBm,"cuit akun @setkabgoid, sekitar pukul 23.35 Wib.

 

Menurut @setkabgoid,  penyesuaian harga BBM merupakan komitmen pemerintah yang telah memutuskan tidak ada lagi subsidi  yang diberikan untuk BBM Premium. Oleh karena itu, cuit akun @setkabgoid, penetapan harga premium ditetapkan sesuai harga keekonomian.

 

Dalam cuitan berikutnya akun @setkabgoid menyatakan bahwa Menteri ESDM berkeinginan tidak semuanya disesuaikan langsung dengan harga keekonomian. Penyesuaian dilakukan secara bertahap. Misalnya menurut akun @setkabgoid,  penyesuaian pertama Rp 500 per liter. Selanjutnya setiap bulan akan dilakukan review sesuai dengan harga keekonomian.

 

Disisi lain, tulis akun @setkabgoid, Pertamina berkehendak bahwa harga premium disesuaikan hingga Rp 8.000 per liter. Akun @setkabgoid menjelaskan, bahwa harga premium bisa berkembang fluktuatif karena pemerintah tidak lagi memberikan subsidi. Sedangkan untuk solar tetap diberikan subsidi Rp 1000 per liter.

 

"Harga Premium ditentukan o/harga minyak dunia trutama MOBs yg merupakan harga produk jadi,"cuit akun @setkabgoid.

 

Selanjutnya akun @setkabgoid, menyatakan, bahwaa harga tersebut,  juga memperhitungkan nilai rupiah. Karena sempat terjadi pelemahan rupiah, maka  harga BBM pun terpengaruh. Akun @setkabgoid berkilah,  sesuai hasil keputusan Mahkamah Konstitusi,  pemerintah merupakan  pihak yang memutuskan harga. Dan pemerintah sepakat bahwa harga disesuaikan harga keekonomian. Karena itu tulis akun @setkabgoid,  harga tidak dilepas ke pasar. Tapi pemerintah menetapkan basisnya harga keekonomian.

 

"Penyesuaian harga tidak perlu harus diumumkan karena sudah merupakan keputusan MK,"cuit akun @setkabgoid, mengakhiri penjelasannya. (yan).