- Home
- Kilas Global
- Gegara Sampah, Bali Masuk dalam Destinasi Wisata yang tak layak dikunjungi turis tahun 2025
Jumat, 22 November 2024 08:44:00
Gegara Sampah, Bali Masuk dalam Destinasi Wisata yang tak layak dikunjungi turis tahun 2025
LINGKUNGAN, WISATA, - Kabar pariwisata di tanah air berubah lagi, jika sebelum-nya terkendala Covid19 sekarang masalah sampah yang tak terkontrol, Bali masuk dalam destinasi yang tak layak dikunjungi turis di tahun 2025. Bagaimana akhirnya geliar pariwisata di tanah bali dan apa nasib pengusaha wisata di sana.
Fodor's, penerbit panduan perjalanan asal Amerika Serikat (AS), memasukkan Bali dalam daftar destinasi yang sebaiknya tidak dikunjungi wisatawan tahun 2025.
"Pembangunan yang cepat dan tidak terkendali yang dipicu oleh overtourism merambah habitat alami Bali, mengikis warisan lingkungan dan budayanya, dan menciptakan 'kiamat plastik'," bunyi keterangan dari laman resmi Fodor's, dikutip Kamis (21/11/2024).
Adapun overtourism terjadi ketika jumlah wisatawan yang berkunjung melebihi kapasitas suatu destinasi.
Sebagai informasi, daftar tersebut tidak dimaksudkan untuk memboikot sejumlah destinasi wisata, melainkan untuk meningkatkan kesadaran mengenai dampak pariwisata yang tidak berkelanjutan terhadap lingkungan dan masyarakat setempat.
Daftar ini disusun berdasarkan sejumlah faktor, antara lain popularitas yang berlebihan, kerusakan lingkungan, tekanan sosial terhadap penduduk lokal, dan kurangnya infrastruktur yang memadai.
Daftar ini terbagi menjadi dua: Perennial no list yang berisi sejumlah destinasi yang tergolong "sering" masuk daftar tersebut, serta Destinations beginning to suffer yang berisi sejumlah destinasi yang dinilai mulai mengalami tekanan.
Destinasi yang tak layak dikunjungi turis tahun 2025
1. Bali
Bali menghadapi masalah serius akibat overtourism, dilansir dari Independent.co.uk. Pada tahun 2023, lebih dari lima juta wisatawan tercatat mengunjungi Pulau Dewata.
Meskipun angka tersebut menandakan mulai pulihnya pariwisata Bali dari pandemi Covid-19, sekaligus mendorong perekonomiannya, hal itu juga menyebabkan tekanan luar biasa bagi infrastruktur Bali.
Bali Partnership, sebuah koalisi akademisi dan lembaga swadaya masyarakat yang bekerja untuk mempelajari dan memecahkan masalah pengelolaan sampah, memperkirakan Bali menghasilkan 1,6 juta ton sampah setiap tahunnya, dengan sampah plastik mencapai hampir 303.000 ton.
Hanya 48 persen dari seluruh sampah yang dikelola secara bertanggung jawab, dan hanya tujuh persen sampah plastik yang didaur ulang.
Akibatnya, tidak sedikit sampah yang mencemari sejumlah pantai di Bali. Contohnya di Kuta dan Seminyak.
Tidak hanya itu, overtourism juga disebut memperburuk hubungan antara wisatawan dengan masyarakat setempat. Salah satu sebabnya adalah kurangnya rasa hormat wisatawan terhadap masyarakat lokal.
"Tanpa perubahan, kita mempertaruhkan lebih dari sekadar pemandangan yang indah-kita berisiko kehilangan identitas budaya itu sendiri," ucap pakar perjalanan berkelanjutan yang berfokus pada Asia Tenggara, Kristin Winkaffe.
Adapun sebelumnya Bali juga masuk daftar yang sama untuk kategori yang sama tahun 2020.
2. Barcelona
Barcelona, Spanyol, menjadi salah satu destinasi di Eropa yang masyarakatnya disebut semakin tidak menyukai wisatawan.
Protes terhadap overtourism menjadi pemandangan umum selama musim panas di kota ini.
Masalah kepadatan wisatawan dan minimnya perhatian terhadap penduduk lokal telah menciptakan ketegangan di Barcelona.
3. Mallorca
Seperti Barcelona, Mallorca di Spanyol juga tengah menghadapi tekanan besar akibat membeludaknya jumlah wisatawan.
Penduduk lokal mengeluhkan perubahan yang mengurangi kualitas hidup mereka dan meningkatnya biaya hidup akibat pariwisata massal.
4. Kepulauan Canary
Kepulauan Canary di Spanyol pun menghadapi tantangan serupa dengan destinasi di Eropa lainnya.
Pariwisata intensif telah memengaruhi keseimbangan lingkungan serta menciptakan kerumitan sosial bagi penduduk setempat.
5. Venesia
Venesia, Italia terus menjadi sorotan karena kepadatan wisatawan yang ekstrem.
Biaya masuk wisatawan yang tinggi menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi dampak negatif, tapi tantangan keberlanjutan masih menjadi masalah besar.
6. Lisbon
Lisbon, Portugal, menghadapi kurangnya tempat tinggal bagi penduduk lokal karena meningkatnya penggunaan properti untuk sewa jangka pendek oleh wisatawan.
Hal ini mengakibatkan kenaikan harga properti yang signifikan, sekaligus memengaruhi masyarakat setempat secara negatif.
7. Koh Samui
Koh Samui, Thailand, disebut menderita akibat semakin terkenal usai serial The White Lotus.
Peningkatan lalu lintas wisatawan memperburuk masalah pengelolaan limbah dan pasokan air, yang sudah menjadi isu lama di pulau ini.
8. Gunung Everest
Gunung Everest di Nepal menghadapi masalah sampah yang mencemari jalur pendakian, sedangkan para pekerja lokal menghadapi risiko besar saat membantu wisatawan.
Pariwisata ekstrem di wilayah ini telah mengancam kelestarian lingkungan dan keselamatan masyarakat setempat.
9. Agrigento
Sebagai Ibu Kota Kebudayaan Italia tahun 2025, Agrigento menghadapi tantangan serius dengan krisis air yang dapat diperburuk oleh lonjakan jumlah wisatawan.
Kondisi ini dapat merusak ekosistem lokal dan keseimbangan sumber daya.
10. Kepulauan Virgin
Kepulauan Virgin di Inggris mulai menunjukkan tanda-tanda tekanan akibat pariwisata berlebihan.
Kehadiran wisatawan dalam jumlah besar berpotensi mengganggu ekosistem laut dan kehidupan masyarakat lokal.
11. Kerala
Kerala, yang dikenal sebagai "God's Own Country" di India, mulai terpengaruh oleh pariwisata yang tidak terkelola dengan baik.
Dampak terhadap lingkungan dan masyarakat setempat menjadi perhatian utama.
12. Kyoto dan Tokyo
Dua kota terbesar di Jepang ini menghadapi masalah karena lonjakan kunjungan wisatawan asing.
Kyoto, khususnya, mengalami tekanan besar terhadap budaya lokalnya, sedangkan Tokyo menghadapi tantangan urban akibat pariwisata massal.
13. Oaxaca
Oaxaca di Meksiko semakin populer di kalangan wisatawan, tapi popularitas ini membawa tekanan terhadap masyarakat adat dan budaya lokal.
Perlindungan terhadap warisan budaya menjadi isu mendesak untuk wilayah ini.
14. Pantai Utara Skotlandia 500
Rute perjalanan darat ini telah menjadi sangat populer sehingga menyebabkan kemacetan lalu lintas dan minimnya fasilitas berkemah yang memadai.
Hal ini menciptakan ketidaknyamanan bagi penduduk setempat serta kerusakan lingkungan. sc: kompas/berbagai sumber/internet.
Share
Komentar