- Home
- Kilas Global
- Anak Bos Pabrik Indomie dan Orang terkaya di Indonesia Meninggal di Singapura
Sabtu, 30 Desember 2017 07:47:00
Anak Bos Pabrik Indomie dan Orang terkaya di Indonesia Meninggal di Singapura
SINGAPURA, - Deynica Welirang, putri bungsu dari Franciscus Welirang dan Mira Salim, meninggal dunia pada usia 39 tahun.
Deynica menghembuskan nafas terakhir di Singapura, Jumat (29/12/2017).
Saat ini, jenazah Deynica disemayamkan di rumah duka Mount Vernon Sanctuary, 121 Upper Aljunied Rd, Singapura.
Rencananya, jenazah akan dimakamkan, Senin (1/1/2018) di Choa Chu New Christian Cemetery, Singapura.
Deynica meninggal dunia hanya selang 2 hari setelah merayakan ulang tahunnya ke-39.
Beliau lahir pada tanggal 27 Desember 1978.
Kabar duka ini disampaikan manajemen Sinar Mas Group dan Eka Tjipta Foundation melalui fanpage Sinar Mas pada Facebook.
Juga disampaikan fanpage Obituaries.sg, penyedia jasa ucapan duka cita di Singapura.
Bos Indomie
Deynica merupakan putri dari bos produsen mi instan merek Indomie, PT Indofood Sukses Makmur, Franciscus Weliarang.
Franciscus juga merupakan orang terkaya di Indonesia.
Sosok Frangky, sapaan Franciscus, mulai muncul di atmosfer Salim Grup setelah menamatkan pendidikan insinyur kimia bidang plastik, di Institute South Bank Polytechnic, London, Inggris tahun 1974.
Pria muda mengawali sepakterjangnya dengan bergabung pada Salim Economic Development pada tahun 1974 hingga 1975.
Pada tahun 1977 hingga 1991 dia mulai diorbitkan ke salah satu anak perusahaan Salim Grup di Bogasari Flour Mills sebagai Wakil General Manager, dan makin dipopulerkan di lingkungan Salim sebagai General Manager pada tahun 1991-1992.
Selepas itu, pada tahun 1992 Frangky mulai dirotasi tour of duty sebagai pada PT Indocement Tunggal Prakarsa, juga milik Salim Grup.
Ketika Bogasari diakuisisi oleh PT Indofood Sukses Makmur (ISM) demi kepentingan strategi perusahaan, Frangky Welirang ikut terbawa promosi menjadi pada PT ISM, hingga sekarang.
Ketika Eva Riyanti Hutapea menyatakan mundur sebagai CEO dan presiden pada PT ISM, nama yang dominan muncul pengganti Eva pada RUPS bulan Mei nanti adalah Frangky.
Pada Bogasari sendiri, terakhir dia ditunjuk menjadi pemimpin tertinggi sebagai CEO dan presiden direktur.
Selain "putra mahkota" Anthony Salim adalah Franciscus Welirang yang akan merajai Salim di kemudian hari.
Frangky sendiri mengakui, bahkan berprinsip bahwa kecil adalah jaringan yang membuat besar Bogasari.
Mitra bisnis Bogasari itu, disebutkan Frangky misalnya pedagang roti, pedagang bakso, maupun pedagang kue basah di emperan toko Pasar Senen dan Blok M.
Kalau mereka bertumbuh dan berkembang, demikian Frangky, tentunya Bogasari juga berkembang. Kalau mereka bangkrut, Bogasari juga tutup.
Frangky menyebutkan terdapat puluhan ribu orang pengusaha kecil dalam naungannya. Mereka semua memperoleh bantuan dan binaan.
Bogasari adalah satu dari empat produsen terigu dengan omset pertahun mencapai Rp5 triliun.
Tiga lainnya PT Sriboga, PT Panganmas, dan PT Berikari. Sebagai produsen terbesar, pangsa pasar terigu yang tiap tahun bertambah lima hingga sepuluh persen itu sekitar 70 persen dikuasai oleh Bogasari.
Pertambahan pangsa pasar terigu nasional antara lain dipicu oleh semakin besarnya masyarakat untuk mengkonsumsi makanan bukan nasi seperti roti, mie, kue, biskuit, demikian pula maraknya kemunculan restoran cepat saji (fastfood) yang menawarkan aneka jenis makanan seperti burger, hot dog, pizza, kebab, donat yang sebagian besarnya berbahan baku terigu.
Bogasari yang pendiriannya diresmikan oleh pada 19 Mei 1971, itu dimaksudkan untuk mengolah biji gandum menjadi tepung terigu.
Pabrik pertama dibangun di kawasan pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta di atas tanah 10 hektare dengan kapasitas olah 9.500 ton gandung perhari, pabrik kedua didirikan di lokasi pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya diresmikan pada 1972 dengan kapasitas olah 5.000 ton gandum perhari.
Total mempekerjakan 4.000 orang karyawan, jadilah Bogasari industi terigu terbesar di Indonesia.
Menarik mencermati kuatnya penguasaan pasar oleh Bogasari. Ada yang menuding, sejak awal perusahaan ini telah memperoleh "lisensi" monopoli.
Apalagi, mengingat kedekatan dengan Om Liem sejak sama-sama di Semarang. Namun Frangky Welirang menyatakan berbeda. Menurut Frangky, industri ini memang harus memiliki kekuatan.
Toh, kata Frangky, Bogasari bukanlah satu-satunya industri terigu dan ketiga industri lain itu diberi kesempatan sama untuk berkembang.
"Namun, soal strategi penjualan dan kualitas produksi belum tentu sama. Kita memiliki cara sendiri-sendiri. Pasar juga menentukan siapa yang terbaik," jelas Franciscus Welirang.
Dia mencatat ada beberapa hal yang membuat Bogasari unggul.
Misalnya, strategi pembentukan jaringan pemasaran dan penjualan yang jauh lebih baik dibanding tiga pesaing, kekuatan modal yang memberi pengaruh signifikan terhadap keberhasilan pemasaran, serta kualitas produksi dan strategi promosi yang membuat produk Bogasari laku terjual di pasar. (trb).
sumber: tribunnews.
Share
Berita Terkait
Punya Kekayaan Rp93 triliun, Inilah Deretan Perusahaan Kakek Deynica Welirang
DUNIA, - Deynica yang lahir pada tanggal 27 Desember 1978, menghembuskan nafas terakhir saat 2 hari usai ulang tahunnya ke-39 pada Rabu lalu.
Komentar