- Home
- Kilas Global
- Bisa Jadi, Pesawat Jatuh di Nepal, Mungkinkah Video Live Facebook Penumpang Penyebabnya? Siganl HP Ganggu Pesawat?
Senin, 23 Januari 2023 11:58:00
Bisa Jadi, Pesawat Jatuh di Nepal, Mungkinkah Video Live Facebook Penumpang Penyebabnya? Siganl HP Ganggu Pesawat?
DUNIA, - Video dari dalam kabin pesawat Yeti Airlines ATR-72 di Nepal viral di media sosial. Video livestreaming Facebook empat penumpang itu sekaligus memperlihatkan detik-detik pesawat jatuh setelah 27 menit lepas landas pada Minggu 15 Januari 2023 lalu. Sebanyak 68 penumpang dan 4 awaknya dipastikan tewas seluruhnya.
Pertanyaan pun berhamburan, adakah keterkaitan video livestreaming itu dengan sebab pesawat terbang oleng lalu jatuh? Bukankah ada larangan penggunaan ponsel dalam pesawat terbang? Dari video diperlihatkan goncangan keras tiba-tiba terjadi pada pesawat sebelum kemudian obyek tak jelas diikuti api yang menjilat-jilat.
Peneliti di Pusat Riset Teknologi Transportasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Adityo Suksmono, mengajak menunggu hasil resmi investigasi oleh otoritas perhubungan setempat untuk memastikan sebab musibah pesawat tersebut. "Sepertinya kecelakaan Yeti Airlines karena kegagalan untuk mengontrol pesawat tapi sebabnya masih diselidiki," kata dia lewat aplikasi perpesanan, Minggu 22 Januari 2023.
Tapi, Adityo memilih tak memasukkan frekuensi gelombang radio asal perangkat elektronik milik penumpang yang digunakan membuat video livestreaming sebagai faktor penyebab. Menurutnya, sistem kontrol pesawat tidak akan terpengaruh karena sistem kerjanya tidak berbasis gelombang. "Jadi tidak akan dipengaruhi oleh sinyal gelombang radio dari peralatan elektronika penumpang," tulisnya.
Adityo juga menjelaskan, setiap pesawat beroperasi dipastikan telah lulus uji interferensi elektromagnetik (EMI), sehingga gangguan akibat pengaruh peralatan elektronika penumpang dapat diminimalisir. EMI merupakan noise yang diakibatkan oleh gelombang elektromagnetik yang dipancarkan peralatan elektronik semisal ponsel dan laptop.
Perangkat navigasi dan komunikasi pesawat juga sejatinya sudah diproteksi agar tidak terpengaruh. Adityo menuturkan, uji untuk memastikan perangkat elektronika di pesawat tetap dapat berfungsi normal tanpa gangguan pengaruh gelombang elektromagnetik disebut uji kompatibilitas elektromagnetik (EMC).
Adityo membenarkan, gelombang radio elektromagnetik dari peralatan elektronika penumpang biasa dikhawatirkan mengganggu sistem komunikasi dan navigasi saat pesawat beroperasi. Tetapi, dia juga menjelaskan, dengan adanya sertifikasi uji dan proteksi itu, pesawat tetap aman jika ada ponsel yang diaktifkan.
"Cuma resiko gangguan EMI-nya dapat diminimalisir kalau perangkat elektroniknya dimatikan," kata dia sambil menambahkan, "Jadi, sifatnya untuk menekan resiko saja."
Namun, seiring bertambahnya umur pesawat dan jam operasi, sistem proteksi tersebut dikhawatirkan mengalami degradasi yang tidak bisa diprediksi. Saat mengalami degradasi itu, interferensi dikhawatirkan mampu mengganggu navigasi dan komunikasi pesawat. Tapi, dia meyakini, itupun tak akan sampai menyebabkan pesawat jatuh dari langit.
"Tidak menyebabkan pesawat mengalami kecelakaan, namun mengganggu komunikasi dan navigasi yang membuat pesawat berpotensi terbangnya melenceng dari tujuan semula," tuturnya. tempodotco