- Home
- Kilas Global
- Mahathir: Trump penjahat terkait Yerusalem
Sabtu, 16 Desember 2017 09:54:00
Mahathir: Trump penjahat terkait Yerusalem
KUALALUMPUR, MALAYSIA, - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad pada Jumat menyebut Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump "perundung dunia" dan "penjahat" terkait keputusannya bahwa Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Presiden Trump pada pekan lalu membalikkan kebijakan AS, yang telah berjalan beberapa dasawarsa, dengan mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan mengatakan bahwa Negeri Paman Sam akan memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem dalam beberapa tahun mendatang.
Kedudukan Yerusalem adalah salah satu penghalang paling kuat dalam penciptaan perdamaian abadi Israel-Palestina. Israel menganggap Yerusalem sebagai ibu kota abadinya dan tak terbagi serta menginginkan semua kedutaan besar negara penjalin hubungan dengannya berada di sana.
Warga Palestina menginginkan negaranya merdeka, dengan ibu kota negara berada di wilayah Yerusalem Timur, yang dicaplok Israel dalam perang Timur Tengah pada 1967. Kedaulatan Israel atas wilayah tersebut tidak pernah diakui secara internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Kemarahan atas keputusan Trump akan mengarah pada apa yang disebut sebegai tindak terorisme," kata Mahathir, yang kini berusia 93 tahun, dalam unjuk rasa di depan Kedutaan Besar AS di Kuala Lumpur.
Ia menimpali, "Pada hari ini, kita memiliki seorang perundung dunia. Trump, itu hanya akan memicu kemarahan kaum Muslimin."
"Kita harus menggunakan seluruh kekuatan untuk melawan penjahat ini yang merupakan Presiden Amerika Serikat," katanya.
Ia juga mendesak kepada semua negara Muslim agar memutuskan hubungan dengan Israel.
Muhyiddin Yassin, pemimpin oposisi lainnya di Malaysia, meminta Pemerintah Malaysia tidak melanjutkan rencana penanaman modal di AS.
Pada pekan lalu Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mendesak umat Muslim di seluruh dunia untuk menentang pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Pengguna media sosial di Malaysia, negara yang kebanyakan penduduknya adalah Muslim, bersumpah untuk melakukan boikot terhadap perusahaan AS, seperti McDonald`s Corp, menyusul keputusan Trump.
Rantai kemitraan AS di Malaysia tersebut mengatakan bahwa mereka tidak mendukung atau terlibat dalam kemelut politik atau agama mana pun.
Wakil Perdana Menteri Malaysia Zahid Ahmad Hamidi pada Jumat mengatakan bahwa Najib dan pemimpin oposisi Partai Islam se-Malaysia (PAS) akan memimpin unjuk rasa pada Jumat pekan depan di Ibu Kota Pemerintahan Malaysia, Putrajaya, demikian laporan media di Malaysia. (ant/*).
Share
Berita Terkait
Komentar