• Home
• Kilas Global
• Asal usul orang Indonesia lewat DNA, Kamu asalnya dari mana?

Jumat, 18 Oktober 2019 07:13:00

Asal usul orang Indonesia lewat DNA, Kamu asalnya dari mana?

SERBASERBI, - Isu keberagaman Indonesia masih jadi perbincangan hangat. Negara kita memiliki lebih dari 700 bahasa dan 500 populasi etnik dengan budaya yang beragam.

Keberagaman bahasa, etnik, dan budaya inilah yang membuat para peneliti tertarik mengulik asal usul orang Indonesia. Para ahli genetika Indonesia menggunakan tes DNA untuk memberikan informasi secara akurat mengenai hal tersebut.

Majalah sejarah Historia.id beberapa bulan terakhir mengumpulkan 16 orang Indonesia untuk berpartisipasi dalam Proyek DNA Penelusuran Leluhur Orang Indonesia Asli. Partisipan berasal dari berbagai profesi dan latar belakang.

Beberapa nama yang turut dalam proyek ini adalah Najwa Shihab, Ariel NOAH, Mira Lesmana, Ayu Utami, dan Riri RIza. Pemimpin Redaksi Historia.id Bonnie Triyana menjelaskan, proyek pengujian tes DNA bertujuan untuk untuk mengetahui asal-usul orang Indonesia.

Tujuannya, untuk menekan isu politik identitas di Indonesia. Bonnie melihat, banyak orang menganut politik identitas. Tak jarang isu agama juga mereka jadikan komoditas politis.

Terlebih, saat ada dua preferensi politik identitas yang masyarakat anut. Dalam berpolitik, orang cenderung mengikuti kelompok atau memilih pemimpin yang memiliki kesamaan identitas, misalnya, berasal dari suku bangsa atau agama yang sama.

"Adanya pengetahuan leluhur asli melalui tes DNA merupakan pengetahuan penting yang memberikan pencerahan bahwa masalah pribumi dan non-pribumi tidak relevan lagi," kata Bonnie, Selasa (15/10).

Tes DNA adalah data ilmiah

Deputi Fundamental Eijkman Institute Prof Dr Herawati Aru Sudoyo mengatakan, tes DNA bertujuan untuk mengetahui lebih jauh tentang asal usul orang Indonesia dan menilik kembali siapa nenek moyang kita. "Tes DNA mampu memberikan data ilmiah soal komposisi ras, penelusuran nenek moyang, dan juga lini masa kehadiran ras," ujarnya.

Menurut Hera, informasi yang didapat dari tes DNA akan membantu mengetahui, siapa diri kita sebenarnya. Bukan tidak mungkin, nenek moyang kita berasal dari benua dan budaya yang berbeda dari apa yang kita kira selama ini.

Misalnya, kedua orangtua kita adalah orang Jawa, begitu pula dengan kakek nenek kita. Tapi siapa yang tahu, nenek moyang kita siapa?

Ini seperti Najwa Shihab yang ternyata memiliki 10 fragmen DNA dari 10 nenek moyang berbeda setelah berpartisipasi dalam proyek DNA ini.

Dengan pengetahuan mendalam soal DNA, Hera berharap, masyarakat Indonesia bisa lebih bertoleransi dan memahami perbedaan satu sama lain, agar keutuhan bangsa dan budaya tetap terjaga.

"Karena dari 16 sampel yang kita pamerkan di Museum Nasional, bahkan tidak ada yang pribumi asli. Maksudnya yang 100 persen real orang Indonesia. Kebanyakan dari mereka, besar presentasenya adalah keturunan atau nenek moyangnya, Afrika," ungkap Hera.

Sebenarnya, Hera menuturkan, ada tiga cara untuk mengetahui asal usul manusia. Pertama dan paling akurat adalah dengan tes DNA.

Kemudian, bisa dilihat dari akar bahasa dan budaya seseorang. Bahasa dan budaya sebetulnya bisa ditelusuri sampai ke akarnya.

Namun yang jadi persoalan, bahasa dan budaya di Indonesia jumlahnya ada ratusan dan sangat mudah tercampur satu dengan lain. Inilah yang membuat penelusuran bahasa dan budaya demi mengetahui asal usul manusia sulit dilakukan.

Jika bahasa dan budaya sangat mungkin mengalami perubahan, hal itu tak terjadi pada DNA. DNA yang mengalir dalam diri kita tidak akan pernah berubah, meski lahir dan tinggal di daerah manapun dan diteliti pada usia berapapun, hasilnya tetap sama.

"Sebenarnya, mempelajari bahasa dan budaya itu bisa ditarik sampai mana asalnya, tetapi itu rentan sekali. Sebab, banyak juga bahasa ataupun budaya itu yang saling ambil. Jadi tidak benar-benar asli kepunyaan. Tapi kalau DNA, mau diambil dari kecil sampai tua juga tetap itulah, enggak akan berubah," terang Hera.

Hasil Proyek DNA tersebut dipamerkan di Museum Nasional, 15 Oktober-10 November 2019. Pameran ini menampilkan 16 responden dari berbagai macam latar belakang, yang DNA-nya telah diuji laboratorium di Australia. (*).
sumber: kontan.