Jumat, 05 Juli 2024 15:17:00

BKKBN Khawatir, Angka Kelahiran Indonesia Turun Drastis


NASIONAL, KESEHATAN, - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meminta kepada pasangan suami istri untuk melahirkan satu anak perempuan.

Hal itu harus dilakukan mengingat angka keharilan di Indonesia yang mengalami penurunan drastis.

Di mana pada tahun 1970, pasangan suami istri bisa mencapai angkat kelahiran 5,6.

Artinya satu pasangan bisa melahirkan 6 anak atau lebih.

Namun yang terjadi saat ini, angka kelahiran berada di 2,18 atau satu pasangan melahirkan 2 anak.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo menyebut angka kelahiran atau fertility rate di Indonesia menurun.

Penurunan tersebut progresif dan mencapai angka ideal 2,18 pada satu dekade terakhir.

dengan Kendati demikian, dia menargetkan agar setiap pasangan suami istri melahirkan paling tidak satu anak perempuan.

Dengan demikian, regenerasi akan terus berjalan pada masa mendatang.

"Kami punya target 1 perempuan rata-rata melahirkan 1 anak perempuan. Oleh karena itu BKKBN menargetkan anaknya kalau bisa 2,1 jangan hanya 2."

"Karena kalau anaknya dua lebih dikit maka hampir dipastikan 1 perempuan akan melahirkan anak 1 perempuan," ujar Hasto di Semarang, Kamis (27/6/2024) malam, dikutip dari Kompas.com

Dia mengakui menurunan itu mencapai angka ideal karena dua anak yang dilahirkan akan menggantikan orang tuanya.

Apalagi mengingat tahun 1970 angka kelahiran sangat tinggi yakni 5,6 sehingga satu pasangan melahirkan 6-9 anak.

"Jadi selama beberapa puluh tahun terakhir ini penurunannya sangat progresif. Dulu angka kelahiran atau total vertility rate itu 5,6 pada tahun 70."

"Karena waktu itu anaknya ya 6, 7, 8, 9 nah sekarang ini 2,18" bebernya.

Sementara itu di Pulau Jawa angka kelahiran sudah menurun hingga 2,0.

Sedangkan di sejumlah provinsi lainnya masih ada yang memiliki angka kelahiran sangat tinggi di antaranya NTT, Papua, Papua Barat, dan Maluku.

"Di Jawa ini sudah 2,0 sekian ya, tadi di Jabar sudah 2,00 sekian, di Jawa Tengah 2,04, di DIY 1,9, di DKI juga 1,89."

"Jadi ya pembangunan yang sifatnya asimetris harus disikapi. Ada wilayah lain yang seperti NTT, Papua, anaknya masih banyak. Tapi di daerah Jawa ini kan tadi rendah sekali," ungkapnya.

Guna mencegah kesenjangan angka kelahiran tersebut, BKKBN akan mendorong kebijakan sesuai dengan kebutuhan setiap daerah.

Mendapat momongan setelah menikah merupakan hal yang paling dinantikan bagi pasutri.

Tak terkecuali keinginan untuk memiliki anak dengan jenis kelamin tertentu, misalnya mendambakan berjenis kelamin anak perempuan.

Keinginan memiliki anak perempuan biasanya jika pada kehamilan pertama sudah mendapatkan anak laki-laki.

Lantas, bagaimana tips agar hamil anak perempuan?

Sebagai manusia, kita hanya berusaha maksimal untuk bisa mendapatkan anak, baik itu anak berjenis kelamin perempuan ataupun laki-laki.

Tetapi bukan tidak mungkin, jika kita sudah berusaha pasti akan membuahkan hasil. *

Share
Berita Terkait
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified