Jumat, 22 Mei 2015 09:15:00

Ikut Vaksinasi Atau Tidak, Terserah Anda (1)

vaksin.
RIAUONE.COM, DUNIA, ROC, - Perdebatan apakah perlu ikut atau tidak perlu ikut Vaksinasi kini telah menjadi polemik berkepanjangan. Para pakar kesehatan pun terbelah menjadi dua kutub, anti dan pro. Masing-masing kubu memiliki pemahaman dan pengetahuannya masing-masing.
 
Kubu yang Pro Vaksinasi (disingkat “PV”) mengeluarkan data-data dan semua keterangan medis dan ilmiah yang hamper seluruhnya bersandar dari badan kesehatan dunia WHO dan lembaga-lembaga kesehatan resmi.
 
Sedangkan Kubu Yang Anti Vaksinasi (disingkat “AV”) juga mengeluarkan data-data dan semua keterangan dari berbagai literatur peneitian, fakta di lapangan, dan lembaga-lembaga yang kebanyakan anti WHO.”Kita semua tahu siapa yang ada di belakang WHO itu,” demikian salah satu keyakinannya.
 
Terlepas dari keyakinan kedua kubu tersebut, penulis hanya memaparkan beberapa pengalaman penulis sendiri yang terjadi terkait masalah tersebut, dan ini benar-benar terjadi. Semua orang dan kisah yang penulis kemukakan di sini adalah nyata. Mohon maaf jika tidak bisa diungkap jatidirinya karena mereka semua masih aktif bekerja dengan badan-badan The New World Order, seperti WHO dan sebagainya.
 
Sikap akhir terserah Anda semua, apakah tetap mengikut pada AV atau PV. Janganlah sekali-kali memaksakan kehendak, karena kesadaran tidak akan bisa muncul dari pemaksaan.
 
Kisah Pertama: Pertemuan Dengan Seorang Doktor Terkemuka Singapura
 
Akhir Maret 2015, saya diundang bertemu dengan seorang tokoh dunia kedokteran Asia, seorang Doktor elit Singapura, spesialis, yang pernah menjadi dokter kepresidenan Filipina, Singapura, dan pernah ditawar menjadi dokter pribadi Raja Kartel Opium di Kamboja-Vietnam tapi dia menolak. Namanya sangat familiar di Google. Saya mendapat kesempatan langka diundang bertemu dengannya lewat seorang perantara, adik kandung seorang artis papan atas Indonesia yang memiliki darah Eropa.  
 
Novel “CODEX: Kosnpirasi Jahat di atas Meja Makan Kita” yang membahas tentang Codex Alimentarius–program resmi PBB lewat Henry Kissinger di mana obat-obatan dan bahan makanan dijadikan senjata pembunuh massal–di  mana salah satu bagiannya mengungkap tentang konspirasi seputar vaksinasi dan zat-zat aditif lainnya, terkait dengan Georgia Guidestone di Berkeley, menjadi “tali” yang mempertemukan kami.
 
Saya bertemu dengannya selama sekitar satu jam di sebuah tempat rendezvous di kawasan elit Jakarta Selatan, sore hari sebelum dia berangkat ke Bandara Soetta untuk kembali ke Singapura.
 
Singkat cerita dia menyatakan jika di Singapura, vaksinasi sudah menjadi barang yang wajib, dan banyak hal dalam kehidupan seorang anak hanya bisa diakses jika melampirkan bukti jika dirinya sudah menerima vaksinasi.
 
“Padahal saya tahu jika vaksinasi itu buruk bagi ketahanan tubuhnya kelak. Tuhan telah menciptakan manusia dengan sangat sempurna, dan sebab itu manusia tidak lagi memerlukan zat-zat tambahan ketika dia lahir dan tumbuh. Kita hanya perlu menjaga tubuh ini dengan mengkonsumsi bahan-bahan makanan yang baik bagi kesehatan,” ujarnya dalam bahasa Inggris dengan logat Cina.
 
“Celakanya, di negeri saya, hal itu wajib. Sebagai dokter di sana, saya mau tak mau harus melakukan hal itu (vaksinasi). Ada pertentangan batin disini. Akhirnya saya mengambil satu jalan kompromis, pada setiap pasien yang datang minta vaksinasi, saya suntikan saja vitamin ke tubuhnya, dan ampul vaksinnya saya buang. Di lembar keterangan yang tersedia saya tulis jika pasien saya ini sudah menerima vaksin ini dan itu. Beres kan?” ujarnya sambil tertawa.
 
“Vaksin itu jahat. Dia melemahkan tubuh manusia yang sebenarnya sudah sangat sempurna ini. Di negara-negara maju sudah banyak yang melarang vaksinasi, atau melakukan vaksinasi secara sangat selektif. Hanya di Negara-negara terkebelakang saja yang massif dengan program vaksinasinya. Dan banyak yang tidak tahu jika vaksin yang ada di negara maju itu berbeda secara konten dengan vaksin yang diberikan ke negara-negara miskin dan terkebelakang. Jadi ada dua jenis vaksin di sini, dan banyak yang tidak paham dengan hal ini.”
 
Dokter spesialis yang wajah dan perawakannya terlihat masih muda dibandingkan usianya yang sudah lumayan ini mengaku membiasakan hidup dengan hanya mengkonsumsi bahan-bahan makanan organik dan segar.
 
“Saya menghindari mengkonsumsi makanan-makanan instan, dalam kemasan, MSG, dan sebagainya. Kepada anak-anak saya juga demikian. Kita sekarang ini dibombardir iklan-iklan menyesatkan tentang kehidupan yang serba praktis dan mudah, makanan cepat saji, dan sebagainya, tapi itu semua sesungguhnya racun bagi tubuh. Dewasa ini memang sedikit repot untuk bisa hidup sehat, namun apa salahnya jika kita benar-benar ingin hidup lebih panjang. Saya pribadi biasa mengkonsumsi jahe mentah, apalagi jahe biru, itu jahe langka tapi sangat bagus bagi kesehatan…”
 
Banyak hal yang dikemukakan pakar ini sampai tak terasa waktu semakin sore dan dia harus mengejar pesawat untuk kembali ke negaranya. Sambil melihat jam dia bertanya pada adik selebritis papan atas Indonesia yang menjadi penghubung saya dan dia, “Apakah cukup waktu untuk menembus kemacetan Jakarta menuju Bandara Soetta?”
 
Akhirnya karena waktu yang sudah sangat sempit, tidak mungkin bisa dengan jalan darat, dia pun memilih untuk naik ke atas gedung, menuju helikopter yang sudah siap mengantarnya ke Bandara Soetta. Dengan sangat ramah dia menyalami kami dan berdoa semoga suatu hari kelak kita bisa bertemu kembali. (bersambung/net)
Share
Berita Terkait
  • 3 tahun lalu

    Bupati Rohul H. Sukiman Resmikan Vaksinasi Untuk Usia 6-11 Tahun

    Rokan Hulu, RiauOne.Com - Bupati Rokan Hulu H. Sukiman resmikan Vaksinasi bagi anak usia 6 - 11 tahun, Dalam upaya mendukung program pemerintah terhadap pelaksanaan vaksinasi co

  • 3 tahun lalu

    Menuju Zona Hijau Covid 19, Polsek Ujungbatu Dengan Gencar Selenggarakan Vaksinasi Untuk Masyarakat

    Rokan hulu, RiauOne.Com - Kapolsek Ujungbatu Kompol Amru Hutauruk SH dengan komitmen yang sangat tinggi, agar wilayah Kecamatan Ujungbatu menuju zona hijau Covid -19 dengan genc

  • 3 tahun lalu

    Menteri Kesehatan Sebut Vaksinasi tak Buat Kebal Covid-19

    NASIONAL, KESEHATAN, - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksinasi bukanlah untuk membuat seseorang menjadi kebal terhadap Covid-19. Menurutnya, vaksinas

  • 3 tahun lalu

    Jadi Tandatanya, Pemaksaan Vaksinasi Oleh Pemerintah Dikritisi Sejumlah Kalangan Dan Koalisi Aktivis

    RIAU, PEKANBARU - Perpres Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penan

  • Komentar
    Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified