- Home
- Kilas Global
- Ramai diperbincangkan Publik, Perjuangan Mahasiswi UNY Cari Biaya Kuliah hingga Akhir Hayat
Jumat, 13 Januari 2023 07:49:00
Ramai diperbincangkan Publik, Perjuangan Mahasiswi UNY Cari Biaya Kuliah hingga Akhir Hayat
PENDIDIKAN, - Sebuah kisah menceritakan pengalaman seorang mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang diklaim terdesak oleh nominal Uang Kuliah Tunggal (UKT) kampusnya viral di media sosial Twitter.
Oleh akun @rgantas, kisah itu dibagikan melalui sebuah utas pada Rabu (11/1) kemarin dan sudah dicuit ulang sebanyak 7.537 kali dan disukai lebih dari 23 ribu kali pada Kamis (12/1) siang.
CNNIndonesia.com telah meminta izin kepada Rachmad Ganta Semendawai (24) warga Palembang, Sumatera Selatan, selaku pemilik akun @rgantas sekaligus rekan sang mahasiswi berinisial NRFA alias R untuk mengutip cuitan dari utasnya.
Ganta memulai utasnya itu dengan menjelaskan bahwa R tak bisa menjelaskan secara langsung kondisi yang dialaminya terkait UKT ini lantaran mahasiswi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial UNY angkatan 2020 tersebut telah wafat 9 Maret 2022 silam.
Ganta menuliskan, rekannya itu berasal dari sebuah desa di Purbalingga, Jawa Tengah dan bukan dari kalangan berada. Orangtua R hanyalah penjual sayur gerobak di pinggir jalan yang juga harus menghidupi empat anak lainnya yang masih bersekolah.
Kasus R, menurut Ganta, adalah di mana nominal UKT mahasiswa UNY melampaui kapasitas keuangan pembayarnya. Menurut dia, ini bukan barang baru tapi kasus rekannya sedikit berbeda.
"Ia sudah mengisi nominal pendapatan yang sesuai dengan kondisi ekonominya. Tetapi, saat diminta mengupload beberapa berkas, ia tidak punya laptop. Sehingga ia meminjam hp tetangganya di desa," tulis Ganta di akun @rgantas miliknya.
Dikarenakan ponsel milik tetangganya yang kurang canggih, R gagal mengunggah berkas-berkas yang diminta. R pun mensinyalir inilah alasan mengapa nominal UKT-nya melonjak hingga Rp3,4 juta.
"(UKT di UNY) itu ada tingkatan level (golongan), Rp3,4 juta itu salah satu tingkatan level. Tapi itu bukan terendah, level terendah kalau nggak salah Rp500 ribuan," kata Ganta menambahkan saat dihubungi, Kamis (12/1).
Kembali ke utas, berkat bantuan guru-gurunya di sekolah dulu maka UKT semester pertama terbayarkan dan R bisa menjadi mahasiswa UNY.
"Selama menjadi mahasiswa, ia dikenal sebagai orang yang ceria. Sangat ceria malah menurutku. Sayang keceriannya mulai luntur tiap mendekati pembayaran UKT, seperti sekarang ini. Ancaman putus kuliah, seolah meremas-remas hatinya. Menyergap semua mimpi indah yang ia bangun," tulis Ganta.
R mencoba segala cara demi bisa membayar UKT semester II, termasuk dengan cara bekerja paruh waktu. Dia juga bolak-balik ke Rektorat UNY guna mengajukan keberatan terhadap nominal UKT. Tapi, menurut Ganta, rekannya itu malah 'diping-pong' ke sana kemari.
Padahal, kata Ganta, dia juga baru mengetahui R selalu jalan kaki pulang pergi dari rumah indekosnya daerah Pogung sampai kampusnya di Jalan Colombo. Jaraknya sekitar 2,3 kilometer berdasarkan Google Map.
"Riska memang selalu jalan kaki ke mana saja. Mahfum, ia ga memiliki cukup uang untuk memesan driver online," tulis Ganta.
R bahkan disebut sangat senang ketika mendapat abon untuk lauk makannya atau pun mie instan. Peralatan mandi juga merupakan pemberian teman-teman yang bersimpati kepada R.
"R pernah bilang, bila akhirnya dia tidak bisa melanjutkan kuliahnya. Ia ingin kerja agar dapat menguliahkan adiknya. Dia ingin mewujudkan mimpi adiknya.
Kata itu terucap saat lagi-lagi masa pembayaran UKT mendekati deadline. Ia nyaris kehilangan asa, karena tak bisa membayar UKT," tulis Ganta. (cnn/*).