• Home
  • Kilas Global
  • Pahit untuk dikenang, Berasal Dari Keluarga Sederhana Cenderung Miskin, Inilah 5 Diktator Paling Kejam Di Dunia
Selasa, 27 Februari 2024 08:54:00

Pahit untuk dikenang, Berasal Dari Keluarga Sederhana Cenderung Miskin, Inilah 5 Diktator Paling Kejam Di Dunia

Idi Amin - Uganda

DUNIA, SEJARAH, - Banyak diktator paling kejam di dunia berasal dari keluarga-keluarga sederhana cenderung miskin. Mulai dari Adolf Hitler, Joseph Stalin, hingga Idi Amin.

Inilah 5 diktator paling kejam di dunia yang berasal dari keluarga sederhana cenderung miskin.

1. Idi Amin (Uganda)

Idi Amin yang berkuasa di Uganda pada 1971-1979 mungkin merupakan salah seorang diktator yang paling dibenci di dunia.

Idi Amin sempat menjadi koki di Angkatan Darat Inggris pada 1946.

Setelah Uganda merdeka, karier militer Amin melesat hingga mencapai pangkat mayor jenderal.

Dia berkuasa di Uganda pada 1971 setelah melakukan kudeta yang menggulingkan Presiden Milton Obote.

Selama masa kekuasaannya, banyak pelanggaran HAM dilakukan Amin.

Menurut dunia internasional, 100.000-500.000 orang tewas sepanjang masa kekuasaan Amin.

Perilakunya sangat tidak masuk akal, mulai dari memerintahkan tahanan berkelahi menggunakan palu sampai mati, hingga menobatkan diri sebagai Raja Skotlandia.

Niat Idi Amin untuk menganeksasi provinsi Kagera, Tanzania, pada 1978 memicu perang Uganda-Tanzania yang sekaligus mengakhiri delapan tahun kekuasaannya.

Amin kemudian mengasingkan diri ke Libya dan Arab Saudi hingga meninggal dunia pada 16 Agustus 2003.

Idi Amin dilahirkan sekitar tahun 1924-1926, di Koboko, distrik Nil Barat terkecil di Uganda.

Ayahnya berasal dari suku Kakwa, sementara ibunya berasal suku Lugbara. Dua suku yang masih bertetangga.

Akan tetapi, begitu Idi Amin lahir, kedua orang tuanya berpisah.

Ibu Amin langsung memboyong Idi Amin ke koloni suku Nubia di Lugazi, yang terletak kurang lebih 40 km dari Jinja, sebuah kota besar di tepi Danau Victoria.

Banyak orang Nil Barat menjadi buruh di perkebunan gula di sana.

Entahlah, apakah ibu Idi Amin juga memburuh. Yang jelas Ibu Idi Amin adalah wanita pengekor kamp.

Hidup berpindah- pindah mengikuti kamp.

"Keluarga saya miskin. Dulu saya harus mengangkut air, memasak, dan sore hari menggali untuk bantu-bantu mencari nafkah," ujar Idi Amin dalam sebuah wawancara.

Belakangan Idi Amin dan ibunya pindah ke Buikwe, yang terletak sekitar 18 km dari Jinja.

Lalu setelahnya, Idi Amin dan ibunya pindah ke Jinja. Mereka bergabung di barak tentara.

2. Jenderal Alfredo Stroessner Matiauda (Paraguay)

Putra seorang imigran Bavaria ini berkuasa di Paraguay selama 35 tahun, yaitu pada 1954-1989.

Saat berkuasa, dia menerapkan hukum militer yang terus diperbarui setiap 90 hari, selama 32 tahun.

Dia memenangkan tujuh pemilu dengan jumlah suara yang sangat besar. Stroessner dikenal kejam terhadap lawan-lawan politiknya.

Kaki tangan Stroessner kerap merendam para lawan politik dalam kubangan kotoran manusia saat menginterogasi mereka.

Beberapa tahanan politik dilemparkan dari pesawat udara, bahkan tersiar kabar bahwa Stroessner mendengarkan lewat telepon saat anak buahnya memutilasi seorang pemimpin partai komunis dengan menggunakan gergaji mesin.

Kudeta yang dipimpin Jenderal Andres Rodriguez membuat Stroessner harus kehilangan kekuasaannya dan mengasingkan diri ke Brasil selama 17 tahun.

Dia meninggal dunia di kota Brasilia pada 16 Agustus 2006 akibat komplikasi setelah menjalani pembedahan hernia.

3. Sersan Doe (Liberia)

Sersan Samuel Doe langsung menjadi terkenal setelah memimpin kudeta yang mengantarnya ke tampuk kekuasaan pada 1980 dalam usia 29 tahun.

Saat itu, dia menangkap semua anggota kabinet pemerintahan, menelanjangi mereka, mengaraknya di jalanan kota Monrovia, menggiring mereka ke pantai sebelum dieksekusi.

Kekuasaan Doe berlangsung selama 10 tahun, sebelum kudeta lain menggulingkan dan menangkapnya.

Prince Johnson, salah satu pemimpin kudeta, menyaksikan langsung pembunuhan Doe.

Johnson terekam kamera tengah menikmati minuman Budweiser saat telinga Doe dipotong.

Prince Johnson saat ini adalah seorang senator di Senat Liberia.

4. Adolf Hitler

Siapa yang tak mengenal kekejaman Adolf Hitler sebagai seorang diktator.

Adolf Hitler lahir pada 20 April 1889 di Braunau am Inn, Austria.

Anak keempat dari enam bersaudara, Hitler lahir dari pasangan Alois dan Klara.

Encyclopedia Britannica mencatat, selama beberapa waktu, Alois menggunakan nama ibunya, Schicklgruber, sebagai nama keluarga.

Pada 1876, Alois memutuskan untuk mendirikan keluarga dengan nama Hitler.

Sebagai seorang anak, Hitler sering berbenturan dengan ayahnya yang keras secara emosional, yang juga tidak menyetujui ketertarikan anaknya akan seni rupa sebagai pilihan karier.

Hitler menunjukkan minat pada nasionalisme Jerman sejak awal dan menolak otoritas Austria-Hungaria.

Nasionalisme ini akan menjadi kekuatan motivasi hidup Hitler ke depan.

Pada 1903, ayah Hitler mati mendadak, kemudian menyusul kematian ibunya pada Desember 1907.

Sejak itu, dia pindah ke Vienna, bekerja sebagai buruh kasar dan pelukis cat air.

Pada 1913, Hitler menetap di Munich. Saat Perang Dunia I meletus, dia bergabung pada militer Jerman dan diterima pada Agustus 1914, kendati masih memegang kewarganegaraan Austria.

5. Joseph Stalin

Stalin (1878-1953) merupakan diktator Uni Soviet dari 1929 hingga 1953.

Lewat kepemimpinannya, Uni Soviet diubah dari masyarakat petani menjadi negara adidaya industri dan militer.

Namun selama pemerintahannya, teror dan jutaan warganya sendiri tewas selama pemerintahan brutal itu.

Pria yang memiliki nama asli Ioseb Dzhugashvili ini, lahir dalam kemiskinan.

Dia adalah putra ketiga dari empat bersaudara yang lahir dari Ekaterina Georgievna Geadze (Keke) dan Vissarion (Beso) Djugashvili.

Tetapi dia adalah satu-satunya yang bertahan melewati masa kanak-kanak.

Pernikahan orang tua Stalin penuh gejolak, ayahnya sering memukuli istri dan putranya.

Tapi Keke menyadari bahwa Soso, panggilan Stalin saat anak-anak, adalah anak yang sangat cerdas.

Dia berharap anaknya bisa menjadi seorang pendeta Ortodoks Rusia.

Oleh karena itu, dia melakukan segala upaya untuk pendidikan Stalin.

Stalin berprestasi di sekolah dan mendapatkan beasiswa ke Seminari Teologi Tiflis pada tahun 1894.

Namun, ada tanda-tanda bahwa Stalin tidak ditakdirkan untuk menjadi imam.

Sebelum masuk seminari, Stalin bukan hanya seorang anggota paduan suara.

Dia juga pemimpin geng jalanan yang kejam.

Terkenal karena kekejaman dan penggunaan taktiknya yang tidak adil, geng Stalin mendominasi jalanan yang kasar di Gori.

Sejak muda dia sudah terlibat dalam politik revolusioner, hingga kegiatan kriminal.

Itulah 5 diktator paling kejam di dunia yang berasal dari keluarga sederhana cenderung miskin. ***

Share
Berita Terkait
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified