- Home
- Kilas Global
- Wah Serius ini Gimana? Telanjur Sayang Ibu B Tolak Tes DNA Bayi Tertukar, Siti Mauliah Meratap
Senin, 14 Agustus 2023 15:08:00
Wah Serius ini Gimana? Telanjur Sayang Ibu B Tolak Tes DNA Bayi Tertukar, Siti Mauliah Meratap
NASIONAL, - Kasus bayi yang tertukar di Bogor, Jawa Barat belum menemui titik terang. Siti Mauliah (37) dan suaminya M Thabrani (52), warga Ciseeng, Bogor, yang bayinya tertukar, masih berjuang mencari buah hatinya.
Sementara itu, Ibu B yang diduga membawa anak Siti Mauliah menolak melakukan tes DNA. Polemik ini pun menjadi viral hingga akhirnya Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan ikut turun tangan.
Menurut Iwan, solusi atas kasus bayi yang tertukar ini adalah penukaran bayi kepada masing-masing orangtua.
"Ini urusan biologis, tidak bisa saling ngotot dan saling keukeuh mempertahankan," kata Iwan, Sabtu (12/8/2023).
Jika ada orangtua yang tak yakin, maka harus didasarkan pada tes medis.
"Harus ada tes DNA. Kalau memang jelas terduga ya artinya harus ditukar, dengan kami sebagai penengah," lanjutnya.
Terkait sanksi pada RS Sentosa Bogor, tempat para ibu itu melahirkan, Iwan belum tahu.
"Mungkin ada sanksi, kalau menurut saya, karena ini kelalaian yang berdampak cukup luar biasa," ucapnya.
Ibu Asli tolak tes DNA
Pada 18 Juli 2022, Siti Mauliah menjalani persalinan dengan operasi sesar di RS Sentosa Bogor yang beralamat di Jalan Baru Kemang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Namun kemudian pihak rumah sakit diduga melakukan kelalaian hingga bayi Siti Mauliah tertukar. Korban lantas melaporkan pihak rumah sakit ke polisi atas kasus bayi tertukar itu.
Juru bicara RS Sentosa, Gregg Djako mengatakan, peristiwa tersebut baru diketahui secara resmi oleh rumah sakit pada Mei 2023 atau 11 bulan setelah kejadian.
"Jadi informasi ini baru ketahuan setelah ibu Siti datang bertemu dengan manajemen bulan Mei di 2023," ujarnya, Sabtu (12/8/2023).
"Setelah itu, kami mengadakan rapat dan hari berikutnya memanggil Ibu Siti untuk kemudian didengarkan informasinya," imbuhnya.
Menurut Gregg, pihak rumah sakit tidak tinggal diam. Mereka langsung menelusuri, memeriksa dokumen data bayi yang lahir dan dirawat setahun yang lalu itu.
Gregg menyebut, pihaknya kemudian mencocokkan data administrasi dengan bayi pasangan suami istri Thabrani dan Siti warga Ciseeng, Kabupaten Bogor.
Menurut Gregg, berdasarkan data administrasi dan rekam medis, memang saat itu ada dua bayi laki-laki yang baru dilahirkan, Senin (18/7/2022).
Sehingga, kedua ibu dari dua bayi laki-laki ini langsung ditelusuri dan ditemukan pasien B yang diduga kuat bahwa bayinya tertukar dengan bayi dari Ibu Siti.
Kedua perempuan yang bayinya tertukar itu akhirnya dipanggil untuk dilakukan tes DNA. Pihak RS memfasilitasi tes itu untuk diuji di laboratorium di Jakarta.
Namun, kata Gregg, yang bersedia untuk tes DNA hanyalah bayi dari Ibu Siti Mauliah.
Sedangkan pasien B warga Tajur Halang, Kabupaten Bogor, tidak pernah mau datang dan tidak bersedia untuk tes DNA.
RS memfasilitasi tes darah dan ternyata identik lalu dilanjutkan menfasilitasi tes DNA.
Hasilnya, bayi tersebut tidak identik atau bukan anak dari Ibu Siti Mauliah.
"Keyakinan pihak RS itu bayi Ibu Siti tertukar dengan ibu pasien B. Kan bayi laki-laki (dilahirkan), cuma ada dua di rumah sakit ini," ucapnya.
"Jadi kita pastikan ada bayi tertukar setelah hasil tes DNA keluar. Ternyata, itu bukan bayinya ibu S," lanjutnya.
Setelah tes itu, pihak RS kemudian membacakan hasilnya di hadapan kedua ibu dari bayi yang tertukar, baik itu ibu atau pasien B dan keluarga ibu A atau ibu Siti Mauliah.
Dalam pertemuan terbuka itu, hasil tes DNA disampaikan secara terang benderang. Saat ditanya kenapa pasien B menolak untuk tes, Gregg tak mengetahui pasti alasannya.
Yang jelas, RS sudah bersurat sebanyak dua kali kepada ibu atau pasien B tersebut. Namun, kedua surat itu tidak dijawab.
Belakangan, pasien B yang diwakili pengacaranya menyatakan belum bersedia tes DNA.
"Dan hari ini, kami tetap meminta ibu pasien B menunjuk lembaga laboratorium tes DNA-nya," ucapnya.
"Nanti RS akan memfasilitasi semua. Kita proaktif, tidak mendiamkan, tidak menutupi dan kemudian menginginkan agar kasus seperti ini harus diselesaikan," terangnya.
Kini, RS sedang berupaya menelusuri bagaimana bayi tersebut bisa tertukar dan tertukar dengan siapa.
"RS akan melakukan tes secara silang untuk mengetahui hasil mumpuni, baru nanti kita memikirkan langkah selanjutnya seperti apa karena ini menyangkut manusia," ucapnya.
"Tapi kemudian yang jadi kendala adalah pasien B menyatakan secara mental dan psikologis dia belum siap. Kami menghargai itu," jelasnya.
Kronologi Awal
Kasus bayi yang tertukar itu bermula usai Siti Mauliah melahirkan bayinya secara sesar di Rumah Sakit Sentosa, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada 18 Juli 2022.
"Awalnya pas mau lahiran itu pendarahan seminggu terus saya ke rumah sakit dan melahirkan secara sesar dan ini baru pertama di RS Sentosa," katanya.
Siti sempat menggendong anak keempatnya yang dilahirkan dengan cara sesar.
Saat itu Siti sempat melihat bayinya. Kecurigaan Siti lalu muncul sehri setelahnya usai bayinya dibawa suster untuk dirawat di ruang bayi.
"Sesar hari Senin, Selasa gendong bayi yang asli, Rabu pagi jam 06.00 WIB itu saya merasa bayi berbeda pas digendong," katanya.
Perbedaan tersebut tak hanya dari pakaian, namun juga bentuk fisik.
"Dari fisik, muka, rambut, dan kulitnya berbeda. Kalau yang bayi saya kan rambutnya tipis, enggak tebel," katanya.
Dibentak Perawat
Setelah merasakan kejanggalan, tiga hari setelah perawatan, Siti membawa bayinya pulang.
Namun sesampainya di rumah, Siti mengetahui bahwa gelang yang dipakai bayinya berbeda.
Ada nama pasien lain yang tertera sebagai ibu bayi.
Namun, pihak rumah sakit bersikap tak ramah saat dikonfirmasi.
"Senin dianterin ke RS, kita minta penjelasan tentang apakah cuma gelang yang ketukar apa bersama bayinya," ujarnya.
"Terus suster sambil membentak kalau itu cuma gelang aja yang ketukar," imbuhnya.
Mencari ibu bayi
Upaya Siti tak berhenti sampai di situ. Pada November 2022 dia mencari alamat B yang diduga ibu bayi yang dirawatnya. Saat bertemu, pasien B membantah anaknya tertukar.
"Saya dan pasien B dimediasi di rumah sakit. Tapi sampai sekarang enggak ada titik terang," katanya.
Siti kemudian memutuskan melakukan tes DNA pada Juni 2023 untuk membuktikan apakah bayi yang dirawatnya anak orang lain.
Kecurigaan sang ibu bahwa bayinya tertukar terungkap setahun kemudian, setelah dilakukan tes DNA di Lab Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Dia mengklaim bayi tersebut bukan anak kandungnya berdasarkan hasil tes DNA.
Lapor ke polisi
Setelah hasil tes DNA keluar, Siti dan suaminya melaporkan pihak rumah sakit ke Unit PPA Polres Bogor.
Kuasa Hukum Siti Rusdy Ridho mengungkapkan laporan dilayangkan lantaran pihak Siti belum mendapat kepastian mengenai keberadaan bayi mereka yang diduga tertukar selama setahun.
"Laporannya ya rumah sakit, pihak yang bertanggung jawab," ujarnya.
"Saya buat aduan dan sampai sekarang belum ada kabar lagi dari pihak polisi, di unit PPA Polres Bogor," jelas Rusdy saat dihubungi oleh Kompas.com, Kamis (10/8/2023).
Tak hanya gelang atau label nama, ada hasil tes DNA yang membuktikan kecurigaan tersebut.
"Tes DNA dilakukan dua bulan yang lalu. Hasilnya, antara ibu dan anak berbeda," katanya.
"Sampel A dan sampel B itu berbeda. Jadi secara saintifik sudah jelas ini (bayinya tertukar)," imbuhnya.
Polisi Selidiki
Polisi juga akan menyelidiki kasus dugaan bayi tertukar dengan memanggil dan meminta keterangan pihak rumah sakit, Siti, dan pasien B atau ibu bayi yang tertukar.
"Laporannya dalam bentuk pengaduan. Itu bisa menjadi dasar kami melakukan upaya interogasi guna pendalaman dan penyelidikan kepada pihak terkait mulai dari rumah sakit hingga pihak yang diduga bayinya tertukar," ujar Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Yohannes Redhoi Sigiro.
Yohannes mengungkapkan, polisi mempelajari duduk perkara sebagai dasar pendalaman dalam mekanisme penyelidikan.
"Ini akan terus berkembang dan kami akan laksanakan karena orang-orang tersebut yang bisa menjelaskan bagaimana peristiwa ini terjadi. RS pasti kami akan lakukan pemanggilan," ujarnya.
Pihaknya juga mendalami mengenai unsur pidana dalam kasus ini.
"Kami akan lakukan langkah teknis dan taktis membuat terang peristiwa ini, apakah ada unsur pidana yang terjadi dalam kejadian ini," tandasnya. (*)
sc: WartaKotalivecom